Busana Karya SMK Siap Mendunia di Front Row Paris 2024
loading...
A
A
A
Sementara itu, Ketua Program Konsentrasi Keahlian Tata Busana SMKN 6 Padang, Wiswiltri, menyampaikan rasa bangganya atas keikutsertaan salah satu siswanya di Front Row Paris.
“Ini akan menjadi motivasi yang besar bagi sekolah dan teman-teman lainnya,” kata Wiswiltri.
Sebagai salah satu SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan bidang tata busana, para guru bidang tata busana di sekolahnya memang senantiasa mengikuti program Upskiling dan Reskilling yang diselenggarakan BBPPMPV Bispar. Dampak nyata dari program tersebut sangat terasa di sekolah, tidak hanya kompetensi guru yang meningkat, tetapi juga kreativitas pada siswa yang terus berkembang.
“Lebih dari separuh guru di tempat kami merupakan alumni program Upskilling dan Reskilling,” ujar Wiswiltri.
Kompeten dan Unik
Para siswa SMK ini akan menampilkan koleksi busana yang bernama “Dwipantara”. Dwipantara sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, “Dwipa” diartikan sebagai pulau dan “Antara” diartikan sebagai di luar dan dari sisi lain. Dalam bahasa Indonesia, Dwipantara berarti Pulau Tanah Seberang.
“Karena kita bertiga berasal dari berbagai pulau, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi, jadi kami mengambil nama Dwipantara. Dan, koleksi-koleksi kami menggunakan wastra-wastra nusantara yang menunjukkan keunikan dari daerah kami,” kata Alifah Nailah Salsabila dari SMKN 8 Makassar yang mengaku menggunakan tenun sengkang sebagai salah satu wastra tradisional khas Bugis dalam koleksinya kali ini.
Alifah yang membuat empat busana untuk dibawa ke Paris ini mengaku sangat bangga dan senang bisa berangkat ke Paris meskipun sempat beberapa kali harus mengalami revisi desain.
“Kalau untuk proses desain dan sebagainya dikerjakan sendiri, tetapi dengan pengawasan dan bimbingan langsung dari desainer dan guru dan sempat beberapa kali dikurasi dan diperbaiki,” kata Alifah.
Dewan Penasihat IFC, Ali Charisma, mengatakan bahwa koleksi para siswa SMK ini sangat unik dan sangat layak untuk dibawa ke Paris. Koleksi para siswa tersebut memiliki tema, model, serta warna yang mudah dipadupadankan. Selain itu, koleksi tersebut juga mengusung wastra indonesia seperti lurik dan tenun yang membuatnya semakin unik.
“Ini akan menjadi motivasi yang besar bagi sekolah dan teman-teman lainnya,” kata Wiswiltri.
Sebagai salah satu SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan bidang tata busana, para guru bidang tata busana di sekolahnya memang senantiasa mengikuti program Upskiling dan Reskilling yang diselenggarakan BBPPMPV Bispar. Dampak nyata dari program tersebut sangat terasa di sekolah, tidak hanya kompetensi guru yang meningkat, tetapi juga kreativitas pada siswa yang terus berkembang.
“Lebih dari separuh guru di tempat kami merupakan alumni program Upskilling dan Reskilling,” ujar Wiswiltri.
Kompeten dan Unik
Para siswa SMK ini akan menampilkan koleksi busana yang bernama “Dwipantara”. Dwipantara sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, “Dwipa” diartikan sebagai pulau dan “Antara” diartikan sebagai di luar dan dari sisi lain. Dalam bahasa Indonesia, Dwipantara berarti Pulau Tanah Seberang.
“Karena kita bertiga berasal dari berbagai pulau, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi, jadi kami mengambil nama Dwipantara. Dan, koleksi-koleksi kami menggunakan wastra-wastra nusantara yang menunjukkan keunikan dari daerah kami,” kata Alifah Nailah Salsabila dari SMKN 8 Makassar yang mengaku menggunakan tenun sengkang sebagai salah satu wastra tradisional khas Bugis dalam koleksinya kali ini.
Alifah yang membuat empat busana untuk dibawa ke Paris ini mengaku sangat bangga dan senang bisa berangkat ke Paris meskipun sempat beberapa kali harus mengalami revisi desain.
“Kalau untuk proses desain dan sebagainya dikerjakan sendiri, tetapi dengan pengawasan dan bimbingan langsung dari desainer dan guru dan sempat beberapa kali dikurasi dan diperbaiki,” kata Alifah.
Dewan Penasihat IFC, Ali Charisma, mengatakan bahwa koleksi para siswa SMK ini sangat unik dan sangat layak untuk dibawa ke Paris. Koleksi para siswa tersebut memiliki tema, model, serta warna yang mudah dipadupadankan. Selain itu, koleksi tersebut juga mengusung wastra indonesia seperti lurik dan tenun yang membuatnya semakin unik.