Rektor Untar Dorong Inklusivitas Budaya dalam Pendidikan, Raih Pengakuan di QS Rating

Rabu, 28 Agustus 2024 - 15:37 WIB
loading...
Rektor Untar Dorong...
Rektor Untar, Prof. Agustinus Purna Irawan. Foto/YouTube Untar.
A A A
JAKARTA - Universitas Tarumanagara (Untar) menegaskan komitmennya untuk mendorong inklusivitas, terutama dalam keberagaman budaya di Indonesia. Salah satu bentuk nyata dari komitmen ini adalah pelaksanaan wisuda yang selalu mengusung tema budaya dari berbagai daerah di Indonesia.

Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa tetapi juga memberikan nilai tambah bagi Untar dalam pemeringkatan perguruan tinggi dunia, seperti di QS Rating.

Baca juga: Berkelas Dunia, Untar Masuk Daftar Universitas Terbaik THE dan Edurank

Rektor Untar, Prof. Agustinus Purna Irawan, menyatakan bahwa Untar dibangun oleh yayasan yang memiliki misi di bidang pendidikan, kesehatan, dan budaya. "Sebagai lembaga pendidikan, Untar harus inklusif, menerima mahasiswa dari berbagai kalangan tanpa batasan. Ini penting untuk pengembangan sumber daya manusia yang lebih luas," ujar Prof. Agustinus.

Mahasiswa Untar berasal dari berbagai provinsi dengan latar belakang budaya yang beragam. Untar memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan potensi sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. "Hal ini memperkaya suasana akademik dan relasi antar mahasiswa dengan dosen, yang pada akhirnya memperkaya proses pembelajaran di Untar," tambahnya.

Baca juga: 2nd Leadership Talk di Untar: Reputasi Jadi Kunci Keberhasilan Perguruan Tinggi

Untar mendukung pengembangan potensi mahasiswa melalui berbagai kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang mencakup bidang budaya, agama, bahasa, seni, dan olahraga. Selain itu, wisuda di Untar, yang diadakan dua kali setahun, selalu menampilkan budaya yang berbeda dari seluruh Indonesia. "Ini adalah cara kami membantu pemerintah memperkaya budaya serta mengajarkan mahasiswa untuk menjadi intelektual yang berbudaya," kata Prof. Agustinus.

Komitmen Untar terhadap inklusifitas telah diakui dalam pemeringkatan QS Rating, di mana Untar berhasil meraih penghargaan 4-Star. "Inklusifitas di Untar betul-betul terwujud, tanpa sekat-sekat, dan semua diberikan kesempatan yang sama, baik itu mahasiswa normal, disabilitas, atau yang memiliki kebutuhan khusus," jelasnya.

Diketahui, Untar menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) yang menerima penghargaan bintang 4 dari QS Rating. Ranking bintang 4 menunjukkan UNtar Rated for Excellence atau sebagai kampus unggul.

Penilaian ranking didapat dari penilaian beberapa indikator, antara lain, pengajaran, internasionalisasi, fasilitas, kesenian dan kebudayaan, kesiapan kerja alumni, pengembangan akademik, akuntansi dan keuangan, serta keterbukaan/inklusivitas. Untar mendapat penilaian tertinggi atau Rangking bintang lima dalam kategori kesiapan kerja alumni (employability) dan keterbukaan/inklusivitas (inclusiveness).

Baca juga: Halalbihalal Untar Angkat Budaya Cirebon, Rektor: Tradisi untuk Jaga Silaturahmi

Prof. Agustinus juga menekankan bahwa kebijakan Untar adalah tidak membeda-bedakan, memberikan kesempatan bagi semua untuk bertumbuh dan berkembang, asalkan mereka mematuhi norma dan aturan yang berlaku di kampus. "Kami memfasilitasi semua pihak yang ingin berkembang bersama-sama, menciptakan kehidupan berbudaya yang baik," pungkasnya.

Dengan pendekatan ini, Untar tidak hanya berperan sebagai institusi pendidikan tetapi juga sebagai pelopor inklusivitas budaya, yang memberikan manfaat luas bagi mahasiswa dan masyarakat.

Untar pada setiap wisudanya memang selalu mengusung tema-tema berbeda setiap budaya Indonesia. Misalnya pada wisuda ke-83 yang digelar Mei 2024 lalu, Untar mengusung tema Maluku.

Sejumlah ornamen khas Maluku menghiasi dekorasi wisuda Untar yang digelar di Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC). Tari Orlapei khas Maluku ditampilkan untuk membuka prosesi wisuda.

Acara Wisuda Untar yang pernah mendapat Rekor MURI sebagai Wisuda dengan Tema Budaya Nusantara Secara Berkelanjutan Terlama, pada penyelenggaraan Wisuda ke-81 mengangkat nuansa budaya Yogyakarta.

Upaya Untar memperkuat budaya Indonesia pun didukung oleh berbagai pihak. Gubernur Bali I Wayan Koster menghadiri wisuda Untar ke-80 yang mengangkat budaya Bali kala itu.

Leadership Agustinus pun diakui oleh Kepala LLDikti Wilayah III Jakarta Prof Toni Toharuddin. Toni mengatakan, Untar yang sudah meraih akreditasi Unggul merupakan indikator bahwa kepemimpinan seorang rektor itu berkualitas.

"Program studi Untar yang terakreditasi Unggul ada 19. Kemudian ada (akreditasi) internasionalnya. Itu suatu indikator turunan dari akreditasi sudah luar biasa," ujarnya.

Selain itu, dorongan kepada dosen dan mahasiswa untuk terlibat aktif dalam proses penelitian juga patut diapresiasi. Kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri juga melejit dan juga mendapat apresiasi LLDikti.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1987 seconds (0.1#10.140)