Bijak Berinternet, Gen Z Perlu Tanamkan Etika Digital

Selasa, 10 September 2024 - 15:23 WIB
loading...
Bijak Berinternet, Gen...
Festival Literasi Digital bertajuk Etika Pelajar di Dunia Digital di GOR Samapta, Magelang, Jawa Tengah. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Kemudahan akses internet wajib diimbangi dengan pemahaman mengenai dunia digital itu sendiri. Salah satunya adalah etika digital.

“Salah satu empat pilar literasi digital adalah Digital Ethics, yaitu etika saat di ruang digital yang tidak berbeda dengan etika di dunia nyata, hanya karena tidak bertatap muka secara langsung kalian harus tetap sopan santun dengan orang lain dan tidak sembarangan dalam meng-update status,” ujar Bambang Tri Santoso, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan melalui siaran pers, Selasa (10/9/2024).

Baca juga: Literasi Digital Baru Capai 62 Persen, Ini Tantangan Dunia Pendidikan Indonesia

Hal ini ia sampaikan pada Festival Literasi Digital bertajuk Etika Pelajar di Dunia Digital di GOR Samapta, Magelang, beberapa waktu lalu.

Bambang menyampaikan, di samping pilar etika digital, tiga pilar literasi digital lainnya juga wajib diketahui agar senantiasa aman di ruang digital.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Imam Baihaqi menekankan pentingnya moral dalam interaksi
sosial, termasuk di dunia digital.

“Moral seharusnya menjadi dasar yang sangat penting dalam kehidupan, guna tercapainya suatu tatanan masyarakat yang mampu menjaga hubungan sosial dengan baik, namun malah seakan diabaikan. Padahal moral menjamin harkat dan martabat pada diri seseorang demi terjalin rasa hormat antar sesama manusia,” jelasnya.

Imam melanjutkan, meski teknologi telah membuat pandangan mengenai moral turut berevolusi, peserta harus memahami bahwa moral masih menjadi hal yang penting di ruang digital.

“Saat ini terdapat banyak kegelisahan terkait dengan problematika moral di era digital. Banyak permasalahan muncul yang disebabkan oleh adanya penyalahgunaan media digital, contohnya seperti cyberbullying,” tekan Imam.

Menurutnya, moral dan etika di dunia digital lah yang dapat menjadi batasan agar tidak terjadi situasi-situasi yang tidak diinginkan. Sepaham dengan itu, Aktivis Pendidikan Alternatif & Kontributor Islami.co, Ubaidillah Fatawi, mempertegas adanya konsekuensi moral di dunia digital dapat menjadi jebakan bagi para generasi muda di masa depan.

“Jejak digital, apapun yang kita posting di media sosial, itu akan direkam oleh platform tersebut. Kalau kalian posting yang baik-baik, kalian akan dikenal baik, begitupun juga sebaliknya," ujarnya.

"Risiko jangka panjang jika kalian mem-posting hal yang buruk adalah kesulitan mencari kerja. Di zaman yang semakin canggih ini, para HR akan melakukan background checking dari akun media sosial kalian,” tegasnya.

Menurut Ubaidillah, etika digital erat kaitannya dengan keamanan digital. Oleh sebab itu, selain wajib bermoral, harus berhati-hati dalam membagikan data diri.

“Hati-hati juga untuk mem-posting data pribadi kalian di internet, karena data tadi bisa disalahgunakan untuk membobol akun kalian, meliputi nama ayah, nama ibu, tanggal lahir, dan alamat,” tutupnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)