Sosok Fakhriya, Hafal Al-Qur'an 30 Juz Raih Beasiswa Kuliah di UAD
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Hanan Fakhriya Qonita adalah seorang hafiz Al-Qur'an 30 juz yang meraih beasiswa kuliah delapan semester di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ini adalah profilnya.
Perempuan kelahiran Bantul, Jawa Tengah itu diterima di UAD melalui jalur Beasiswa Program Misi (BPM) Hafiz Al-Qur'an UAD. Ia pun awalnya mengaku tidak menyangka bisa mendapat beasiswa tersebut sebab seleksinya sedemikian ketat.
Baca juga: Gandeng Eramet, Kitong Bisa Foundation Beri Beasiswa Pendidikan Tinggi di Indonesia Timur
Perempuan berhijab itu akan menempuh kuliah di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Dia tidak perlu pusing memikirkan uang kuliah karena beasiswa yang diterimanya akan berjalan selama 8 semester.
Di saat anak-anak sebayanya di bangku sekolah dasar masih sibuk bermain, Fakhriya telah membulatkan tekad menjadi seorang penghafal kitab suci umat Islam tersebut.
Segala tantangan dan ujian ia hadapi karena memang menghafal Al-Qur'an tak semudah membalik telapak tangan. Walhasil, saat ini ia yang tengah duduk di bangku kuliah telah berhasil menghafal 30 juz Al-Qur'an.
Baca juga: Kim Faisal Jim, Penghafal Quran yang Bikin Kagum di Festival Hafiz Indonesia di Tangerang
“Tantangannya banyak banget, kadang juga lelah, tapi menurut aku yang lebih sulit dari menghafal adalah menjaga hafalan itu sendiri,” katanya, dikutip dari laman Muhammadiyah, Minggu (15/9/2024).
Fakhriya mengaku bersyukur berada di lingkungan yang baik dan suportif terhadap mimpinya. Menurutnya, lingkungan merupakan salah satu faktor penting terhadap keberhasilannya dalam menghafal Al-Qur’an.
Baca juga: MasyaAllah! Ach Farhan, Hafiz Asal Madura Juara 3 MHQ Internasional di Arab Saudi
“Menurutku kalau kita hidup di tengah-tengah orang yang tidak ada penghafal Al-Qur’an, rasanya susah banget,” katanya menanggapi pertanyaan seputar lingkungan.
Tips dari Fakhriya adalah,"Selain lingkungan yang suportif, niat yang kuat harus ditanamkan terlebih dahulu, karena kalau setengah-setengah, nanti nggak dapat hafalannya, juga harus selalu murajaah (mengulang hafalan),” sambungnya.
Pada prinsipnya untuk menjadi penghafal Al'Qur'an itu bukan di perkara cepat atau lambat. Tetapi seberapa kuat seseorang itu mampu menikmati proses menghafalkan Al-Qur'an serta hafalan tidak lupa sampai akhir hayat.
Perempuan kelahiran Bantul, Jawa Tengah itu diterima di UAD melalui jalur Beasiswa Program Misi (BPM) Hafiz Al-Qur'an UAD. Ia pun awalnya mengaku tidak menyangka bisa mendapat beasiswa tersebut sebab seleksinya sedemikian ketat.
Baca juga: Gandeng Eramet, Kitong Bisa Foundation Beri Beasiswa Pendidikan Tinggi di Indonesia Timur
Perempuan berhijab itu akan menempuh kuliah di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Dia tidak perlu pusing memikirkan uang kuliah karena beasiswa yang diterimanya akan berjalan selama 8 semester.
Hafiz Qur'an Sejak SD
Di saat anak-anak sebayanya di bangku sekolah dasar masih sibuk bermain, Fakhriya telah membulatkan tekad menjadi seorang penghafal kitab suci umat Islam tersebut.
Segala tantangan dan ujian ia hadapi karena memang menghafal Al-Qur'an tak semudah membalik telapak tangan. Walhasil, saat ini ia yang tengah duduk di bangku kuliah telah berhasil menghafal 30 juz Al-Qur'an.
Baca juga: Kim Faisal Jim, Penghafal Quran yang Bikin Kagum di Festival Hafiz Indonesia di Tangerang
“Tantangannya banyak banget, kadang juga lelah, tapi menurut aku yang lebih sulit dari menghafal adalah menjaga hafalan itu sendiri,” katanya, dikutip dari laman Muhammadiyah, Minggu (15/9/2024).
Fakhriya mengaku bersyukur berada di lingkungan yang baik dan suportif terhadap mimpinya. Menurutnya, lingkungan merupakan salah satu faktor penting terhadap keberhasilannya dalam menghafal Al-Qur’an.
Baca juga: MasyaAllah! Ach Farhan, Hafiz Asal Madura Juara 3 MHQ Internasional di Arab Saudi
“Menurutku kalau kita hidup di tengah-tengah orang yang tidak ada penghafal Al-Qur’an, rasanya susah banget,” katanya menanggapi pertanyaan seputar lingkungan.
Tips untuk Menghafal Al-Qur'an
Tips dari Fakhriya adalah,"Selain lingkungan yang suportif, niat yang kuat harus ditanamkan terlebih dahulu, karena kalau setengah-setengah, nanti nggak dapat hafalannya, juga harus selalu murajaah (mengulang hafalan),” sambungnya.
Pada prinsipnya untuk menjadi penghafal Al'Qur'an itu bukan di perkara cepat atau lambat. Tetapi seberapa kuat seseorang itu mampu menikmati proses menghafalkan Al-Qur'an serta hafalan tidak lupa sampai akhir hayat.
(nnz)