15 Contoh Teks Anekdot Beserta Struktur dan Artinya, Kritik dengan Balutan Humor
loading...
A
A
A
Arti: Teks ini menyindir bagaimana konsep "kerja sama" bisa disalahartikan oleh murid.
Abstraksi: Seorang dokter bertemu pasien yang sering mengeluh sakit perut.
Orientasi: Pasien: "Dok, perut saya sering sekali sakit, apalagi setelah makan."
Krisis: Dokter: "Apa yang Anda makan?" Pasien: "Saya makan makanan yang paling mahal, dok."
Reaksi: Dokter: "Mungkin perut Anda sakit karena kantong Anda yang kempes."
Koda: Pasien pun terdiam, menyadari sindiran dari sang dokter.
Arti: Anekdot ini mengkritik gaya hidup konsumtif yang tidak sesuai dengan kemampuan seseorang.
Abstraksi: Seorang siswa terlambat datang ke sekolah dan bertemu guru piket.
Orientasi: Guru: "Kenapa kamu terlambat?" Krisis: Siswa: "Saya bangun kesiangan, Bu." Guru: "Kenapa kamu tidak bangun lebih awal?"
Reaksi: Siswa: "Saya memang bangun lebih awal, Bu. Tapi saya tidur lagi karena terlalu pagi."
Koda: Guru hanya bisa menggeleng kepala, tidak tahu harus marah atau tertawa.
Arti: Anekdot ini menggambarkan kelucuan dan kepolosan logika anak-anak yang terkadang membingungkan.
Abstraksi: Seorang anak kecil bertanya tentang pekerjaan ayahnya.
Orientasi: Anak: "Ayah, apa pekerjaan Ayah?" Krisis: Ayah: "Ayah seorang akuntan, Nak." Anak: "Akuntan itu apa, Yah?"
Reaksi: Ayah: "Ayah menghitung uang perusahaan." Anak: "Kalau begitu, kenapa Ayah selalu bilang uangnya habis?"
6. Contoh Anekdot 6
Abstraksi: Seorang dokter bertemu pasien yang sering mengeluh sakit perut.
Orientasi: Pasien: "Dok, perut saya sering sekali sakit, apalagi setelah makan."
Krisis: Dokter: "Apa yang Anda makan?" Pasien: "Saya makan makanan yang paling mahal, dok."
Reaksi: Dokter: "Mungkin perut Anda sakit karena kantong Anda yang kempes."
Koda: Pasien pun terdiam, menyadari sindiran dari sang dokter.
Arti: Anekdot ini mengkritik gaya hidup konsumtif yang tidak sesuai dengan kemampuan seseorang.
7. Contoh Anekdot 7
Abstraksi: Seorang siswa terlambat datang ke sekolah dan bertemu guru piket.
Orientasi: Guru: "Kenapa kamu terlambat?" Krisis: Siswa: "Saya bangun kesiangan, Bu." Guru: "Kenapa kamu tidak bangun lebih awal?"
Reaksi: Siswa: "Saya memang bangun lebih awal, Bu. Tapi saya tidur lagi karena terlalu pagi."
Koda: Guru hanya bisa menggeleng kepala, tidak tahu harus marah atau tertawa.
Arti: Anekdot ini menggambarkan kelucuan dan kepolosan logika anak-anak yang terkadang membingungkan.
8. Contoh Anekdot 8
Abstraksi: Seorang anak kecil bertanya tentang pekerjaan ayahnya.
Orientasi: Anak: "Ayah, apa pekerjaan Ayah?" Krisis: Ayah: "Ayah seorang akuntan, Nak." Anak: "Akuntan itu apa, Yah?"
Reaksi: Ayah: "Ayah menghitung uang perusahaan." Anak: "Kalau begitu, kenapa Ayah selalu bilang uangnya habis?"