Mengenal Teks Tanggapan: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Struktur, Kaidah Kebahasaan, dan Contohnya
loading...
A
A
A
Contoh: “Film ini sangat membosankan. Namun, jika alur ceritanya diperbaiki dan karakter-karakternya dikembangkan lebih lanjut, film ini akan menjadi lebih menarik.”
Dari dulu saya selalu menganggap bahwa Jakarta itu lebih identik sebagai kota yang macetnya dimana-mana, meskipun sekarang juga pasti masih ada aja kadang kemacetan yang kita temui di jalan. Sebagai salah satu pengguna transportasi umum, tentunya keberadaan Transjakarta dan juga MRT sudah sangat memudahkan kami yang mengandalkan transportasi umum untuk bepergian.
Namun, jika adanya MRT dan Transjakarta tetap tidak mengurangi kemacetan, tentunya membuat saya tidak nyaman, karena akan menghabiskan terlalu banyak waktu di perjalanan, sehingga hal ini dapat menyebabkan makin banyak orang-orang yang beralih ke kendaraan pribadi agar bisa menggunakan tol.
Dilansir dari Instagram resmi dari Pemprov DKI Jakarta, pada tahun 2020 akhirnya Jakarta keluar dari urutan 10 kota termacet di dunia versi TomTom Traffic Index dan berada di peringkat ke-31 dari total 416 kota. Sebuah pencapaian yang tentunya bisa kita banggakan, bahwa Jakarta semakin membaik dalam mengatasi kemacetan.
Pada tahun 2019 kemarin, Indonesia masih menduduki peringkat ke-10 sebagai kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan sebanyak 53%. Meskipun masih banyak hal yang mungkin perlu diperbaiki dan dioptimalkan.
Oleh karena itu, saya menanggapi hal ini dengan memberikan pujian bagi Pemprov DKI yang sudah mampu menangani kemacetan Jakarta menuju ke yang lebih baik, dan berharap terus ditingkatkan.
Di sisi lain, upaya dalam mengajak masyarakat untuk naik transportasi umum saya rasa perlu ditingkatkan lagi seperti dengan memperbanyak kawasan dan wilayah yang terjangkau oleh Transjakarta, MRT, serta angkutan umum lainnya.
MG/Inda Farahainnisa
Contoh Teks Tanggapan
Jakarta Sebagai Salah Satu Kota Termacet di Dunia
Dari dulu saya selalu menganggap bahwa Jakarta itu lebih identik sebagai kota yang macetnya dimana-mana, meskipun sekarang juga pasti masih ada aja kadang kemacetan yang kita temui di jalan. Sebagai salah satu pengguna transportasi umum, tentunya keberadaan Transjakarta dan juga MRT sudah sangat memudahkan kami yang mengandalkan transportasi umum untuk bepergian.
Namun, jika adanya MRT dan Transjakarta tetap tidak mengurangi kemacetan, tentunya membuat saya tidak nyaman, karena akan menghabiskan terlalu banyak waktu di perjalanan, sehingga hal ini dapat menyebabkan makin banyak orang-orang yang beralih ke kendaraan pribadi agar bisa menggunakan tol.
Dilansir dari Instagram resmi dari Pemprov DKI Jakarta, pada tahun 2020 akhirnya Jakarta keluar dari urutan 10 kota termacet di dunia versi TomTom Traffic Index dan berada di peringkat ke-31 dari total 416 kota. Sebuah pencapaian yang tentunya bisa kita banggakan, bahwa Jakarta semakin membaik dalam mengatasi kemacetan.
Pada tahun 2019 kemarin, Indonesia masih menduduki peringkat ke-10 sebagai kota termacet di dunia dengan tingkat kemacetan sebanyak 53%. Meskipun masih banyak hal yang mungkin perlu diperbaiki dan dioptimalkan.
Oleh karena itu, saya menanggapi hal ini dengan memberikan pujian bagi Pemprov DKI yang sudah mampu menangani kemacetan Jakarta menuju ke yang lebih baik, dan berharap terus ditingkatkan.
Di sisi lain, upaya dalam mengajak masyarakat untuk naik transportasi umum saya rasa perlu ditingkatkan lagi seperti dengan memperbanyak kawasan dan wilayah yang terjangkau oleh Transjakarta, MRT, serta angkutan umum lainnya.
MG/Inda Farahainnisa
(nnz)