UI Manfaatkan Limbah Plastik Mie Instan Menjadi Aspal Berkualitas
loading...
A
A
A
DEPOK - Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, PT Samudera Montaz, dan Perusahaan Konstruksi Wasco Indonesia melakukan pengaspalan jalan berbahan aspal plastik multilayer di area jalan kampus UI Depok.
Pengaspalan ini merupakan bagian dari proyek percontohan pemanfaatan bahan limbah plastik bernilai rendah sebagai campuran aspal. Total plastik yang digunakan adalah 75 kg sampah plastik berupa limbah kemasan mie instan. Area yang diaspal lebih kurang seluas 241 meter persegi, dilakukan pada Jumat (28/8). (Baca juga: 2 Rekomendasi UI untuk Tingkatkan Kepatuhan Protokol Kesehatan COVID-19 )
Saat peninjauan pengaspalan, Kepala Badan Kerjasama,Ventura dan Digital UI Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA. menuturkan, kolaborasi ini selaras dengan semangat UI untuk melestarikan lingkungan, salah satunya dengan mendaur ulang dan memanfaatkan limbah plastik.
Proyek percontohan yang dilakukan saat ini merupakan penerapan model kerja sama yang optimal antara UI dan mitra industri dalam mencari solusi masalah limbah plastik. "Jika ujicoba ini berhasil, maka ke depannya, komplek UI akan kembali memanfaatkan aspal plastik," katanya melalui siaran pers, Minggu (30/8). (Baca juga: Teknologi Digital Dorong Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Dunia )
Pada kesempatan yang sama, Ahli Teknologi Polimer dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik UI (DTMM-FTUI) Dr. Mochamad Chalid, mengatakan, daur ulang limbah plastik bernilai rendah sebagai bahan campuran aspal merupakan solusi efektif dan berdaya guna terhadap masalah tumpukan limbah plastik yang menjadi masalah lingkungan di Indonesia.
Pada sisi lain, hal ini mampu meningkatkan kualitas aspal. Dengan komposisi yang ideal, penambahan sampah plastik tersebut ke dalam campuran aspal ini dapat meningkatkan kualitas stabilitas jalan hingga 40% sesuai dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh tim peneliti UI, Perusahaan Konstruksi Wasco dan PT Chandra Asri Petrochemical.
"Dengan demikian, kualitas jalan akan menjadi lebih kuat dan tahan lama, sehingga berpotensi menghemat biaya perawatan jalan," jelasnya. (Baca juga: Cek 4 Rekomendasi UI Terkait Kesehatan Mental Selama dan Pascapandemi COVID-19 )
Aspal plastik diolah dari aspal biasa dengan campuran 5-6% cacahan sampah plastik. Sampah plastik berupa limbah bungkus mie instan merupakan produk plastik yang terdiri atas polietilena dan polipropilena, merupakan limbah dari PT Samudera Montaz, sebuah perusahaan kemasan multilayer di Indonesia. Limbah plastik tersebut dicacah sehingga siap untuk dijadikan bahan campuran aspal.
Pengaspalan ini merupakan bagian dari proyek percontohan pemanfaatan bahan limbah plastik bernilai rendah sebagai campuran aspal. Total plastik yang digunakan adalah 75 kg sampah plastik berupa limbah kemasan mie instan. Area yang diaspal lebih kurang seluas 241 meter persegi, dilakukan pada Jumat (28/8). (Baca juga: 2 Rekomendasi UI untuk Tingkatkan Kepatuhan Protokol Kesehatan COVID-19 )
Saat peninjauan pengaspalan, Kepala Badan Kerjasama,Ventura dan Digital UI Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA. menuturkan, kolaborasi ini selaras dengan semangat UI untuk melestarikan lingkungan, salah satunya dengan mendaur ulang dan memanfaatkan limbah plastik.
Proyek percontohan yang dilakukan saat ini merupakan penerapan model kerja sama yang optimal antara UI dan mitra industri dalam mencari solusi masalah limbah plastik. "Jika ujicoba ini berhasil, maka ke depannya, komplek UI akan kembali memanfaatkan aspal plastik," katanya melalui siaran pers, Minggu (30/8). (Baca juga: Teknologi Digital Dorong Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Dunia )
Pada kesempatan yang sama, Ahli Teknologi Polimer dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik UI (DTMM-FTUI) Dr. Mochamad Chalid, mengatakan, daur ulang limbah plastik bernilai rendah sebagai bahan campuran aspal merupakan solusi efektif dan berdaya guna terhadap masalah tumpukan limbah plastik yang menjadi masalah lingkungan di Indonesia.
Pada sisi lain, hal ini mampu meningkatkan kualitas aspal. Dengan komposisi yang ideal, penambahan sampah plastik tersebut ke dalam campuran aspal ini dapat meningkatkan kualitas stabilitas jalan hingga 40% sesuai dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh tim peneliti UI, Perusahaan Konstruksi Wasco dan PT Chandra Asri Petrochemical.
"Dengan demikian, kualitas jalan akan menjadi lebih kuat dan tahan lama, sehingga berpotensi menghemat biaya perawatan jalan," jelasnya. (Baca juga: Cek 4 Rekomendasi UI Terkait Kesehatan Mental Selama dan Pascapandemi COVID-19 )
Aspal plastik diolah dari aspal biasa dengan campuran 5-6% cacahan sampah plastik. Sampah plastik berupa limbah bungkus mie instan merupakan produk plastik yang terdiri atas polietilena dan polipropilena, merupakan limbah dari PT Samudera Montaz, sebuah perusahaan kemasan multilayer di Indonesia. Limbah plastik tersebut dicacah sehingga siap untuk dijadikan bahan campuran aspal.
(mpw)