Delegasi FDIKOM UIN Jakarta Presentasikan Riset Komunikasi Lembaga Islam di CSEAS Kyoto University
loading...
A
A
A
Pemaparan mengenai organisasi Islam di Indonesia memanfaatkan media sosial di masa krisis yang dipicu oleh pandemi SARS-CoV-2 secara khusus mengkaji komunikasi berbagai lembaga keagamaan melalui media sosial dalam menyikapi pembatasan ibadah Kementerian Agama dengan mengacu pada teori tindakan komunikatif Habermas.
Analisis terhadap berbagai sumber media sosial menemukan dua kelompok berbeda tersebut memiliki pandangan berbeda mengenai pembatasan ibadah. Di satu sisi, Kementerian Agama sendiri dan organisasi Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) melonggarkan pembatasan pasca pembatasan awal.
Sebaliknya, organisasi Islam terbesar kedua, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetap memberlakukan pembatasan tersebut. Analisis wacana media sosial mengungkapkan bahwa permintaan atau perintah pembatasan yang dilakukan lembaga keagamaan bisa jadi merupakan tindakan strategis dibandingkan tindakan komunikatif sesuai dengan dikotomi Habermas dalam berkomunikasi.
Oleh karena itu, perbedaan permintaan atau perintah mencerminkan cara mereka menyampaikan interpretasi mereka sendiri terhadap doktrin agama dan legitimasi publik untuk mempengaruhi masyarakat Muslim di Indonesia
FDIKOM UIN Jakarta juga memperkuat kolaborasi kelembagaan dengan Sasakawa Peace Foundation.SPF merupakan Lembaga non-profit international yang bertujuan untuk memperkuat Kerjasama antara Jepang dan Indonesia, serta negara lain di wilayah ASEAN.
Dalam dua tahun ini mahasiswa dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari Program Magister Ilmu Komunikasi yakni Aida Nuraida dan Dewi Laras Lestari serta Prodi Magister Manajemen Dakwah Syifani Wiriannisa dan Neng Siti Sofiah mendapatkan short course dari Sasakawa Peace Foundation (SPF).
Dalam pertemuan itu delegasi juga membicarakan tentang evaluasi dan harapan dari program yang telah diberikan oleh Sasakawa Peace Foundation yang sudah berjalan selama dua tahun yakni 2023 dan 2024. Summer Program on Peace and Sustainability 2024 yang diadakan oleh Hiroshima University bekerja sama dengan Sasakawa Peace Foundation (SPF) dan Columbia University.
Peserta Summer Program telah berkontribusi dalam inovasi-inovasi untuk perubahan-perubahan di masyarakat. Mereka telah aktif dalam kegiatan wirausaha sosial untuk perubahan nyata bagi masyarakat. Mereka berpartisipasi aktif di masyarakat sebagai implementasi dari hasil summer program tersebut untuk kebaikan bersama.
Lihat Juga: Menelaah Perlawanan Warga Dago Elos Bandung dalam Perspektif Teori Manajemen Konflik Komunikasi
Analisis terhadap berbagai sumber media sosial menemukan dua kelompok berbeda tersebut memiliki pandangan berbeda mengenai pembatasan ibadah. Di satu sisi, Kementerian Agama sendiri dan organisasi Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU) melonggarkan pembatasan pasca pembatasan awal.
Sebaliknya, organisasi Islam terbesar kedua, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetap memberlakukan pembatasan tersebut. Analisis wacana media sosial mengungkapkan bahwa permintaan atau perintah pembatasan yang dilakukan lembaga keagamaan bisa jadi merupakan tindakan strategis dibandingkan tindakan komunikatif sesuai dengan dikotomi Habermas dalam berkomunikasi.
Oleh karena itu, perbedaan permintaan atau perintah mencerminkan cara mereka menyampaikan interpretasi mereka sendiri terhadap doktrin agama dan legitimasi publik untuk mempengaruhi masyarakat Muslim di Indonesia
FDIKOM UIN Jakarta juga memperkuat kolaborasi kelembagaan dengan Sasakawa Peace Foundation.SPF merupakan Lembaga non-profit international yang bertujuan untuk memperkuat Kerjasama antara Jepang dan Indonesia, serta negara lain di wilayah ASEAN.
Dalam dua tahun ini mahasiswa dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari Program Magister Ilmu Komunikasi yakni Aida Nuraida dan Dewi Laras Lestari serta Prodi Magister Manajemen Dakwah Syifani Wiriannisa dan Neng Siti Sofiah mendapatkan short course dari Sasakawa Peace Foundation (SPF).
Dalam pertemuan itu delegasi juga membicarakan tentang evaluasi dan harapan dari program yang telah diberikan oleh Sasakawa Peace Foundation yang sudah berjalan selama dua tahun yakni 2023 dan 2024. Summer Program on Peace and Sustainability 2024 yang diadakan oleh Hiroshima University bekerja sama dengan Sasakawa Peace Foundation (SPF) dan Columbia University.
Peserta Summer Program telah berkontribusi dalam inovasi-inovasi untuk perubahan-perubahan di masyarakat. Mereka telah aktif dalam kegiatan wirausaha sosial untuk perubahan nyata bagi masyarakat. Mereka berpartisipasi aktif di masyarakat sebagai implementasi dari hasil summer program tersebut untuk kebaikan bersama.
Lihat Juga: Menelaah Perlawanan Warga Dago Elos Bandung dalam Perspektif Teori Manajemen Konflik Komunikasi
(nnz)