Inovasi Mahasiswa, Sulap Limbah Kulit Salak Jadi Wedang Susu Nikmat
loading...
A
A
A
SLEMAN - Empat mahasiswa Universtas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY) yang tergabung dalam tim Zalacca berhasil membuat inovasi minuman dari bahan kulit salak Pondoh yang diberi nama Wedang Susu Zalacca Bubble.
Inovasi ini selain menjadikan kulit salah menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat, juga lolos kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2020 sekaligus mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Mereka terdiri dari Ardiansyah Sanjaya dan Qurrotul Uyun (Agroteknologi 2017), Annis Muthia Arifani (Agribisnis 2017) dan Nur Prangawayu (Teknik Industri 2018). (Baca juga: Rektor IPB: Indonesia Harus Siapkan Skenario Pembelajaran Masa Depan )
Nur Prangawayu mengatakan ide pembuatan minuman berbahan kulit salak Pondoh ini, karena selama ini melihat kulit salak hanya dibuang dan menjadi sampah. Padahal Sleman merupakan produk salak pondoh.
Untuk itu bersama timnya dengan bimbingan dosen Program Studi Agribisnis, Heni Handri Utami, melakukan penelitian bagaimana mengolah kulit salak tersebut bisa menjadi bahan yang bermanfaat tidak hanya sebagai limbah.
“Itulah dasar pembuatan kulit salak pondoh sebagai bahan minuman ini,” katanya, Rabu (2/9/2020). (Baca juga: September, LPDP Buka Pendaftaran Beasiswa Khusus Pendidikan dan Kesehatan )
Untuk dijadikan bahan minuman, kulit salak ini diekstrak terlenbih dahulu. Setelah itu diolah menjadi bubble ditambah rasa dan jahe dan dibuat minuman. Minuman ini bukan hanya menanfaatkan limbah kulit, namun juga untuk meningkatkan konsumsi kaum milenial terhadap wedang susu Salacca bubble.
“Saya sebelumnya tidak menyukai wedhang jahe karena rasa jahe nan pedas dan aroma nan kuat yang begitu kental, tetapi dengan minuman ini siapapun anak muda saya yakin berubah menjadi menyukainya,” ungkapnya.
Tim Zalacca sendiri telah mengembangkan varian rasa dan komposisi untuk minuman dengan bahan dari kulit salak tersebut, seperti rasa taro, strawberry dan brown sugar dengan pilihan komposisi susu orisinal atau susu skim rendah lemak. “Untuk varian ini kami akan terus menambahnya,” terangnya. (Baca juga: Mendikbud Ajak Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Kembali Bangun Negeri )
Ardiansyah Sanjaya menambahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, akan memberikan pendampingan kepada para petani dan UMKM untuk pemanfaatkan kulit salak ini. Selain itu juga akan berkolaborasi dengan mereka sebagai mitra usaha, baik dalam hal bahan baku hingga pemanfaatan limab lain yang belum bisa dimanfaatkan seperti biji salak.
“Melalui langkah ini kami yakin akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Inovasi ini selain menjadikan kulit salah menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis dan bermanfaat, juga lolos kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2020 sekaligus mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Mereka terdiri dari Ardiansyah Sanjaya dan Qurrotul Uyun (Agroteknologi 2017), Annis Muthia Arifani (Agribisnis 2017) dan Nur Prangawayu (Teknik Industri 2018). (Baca juga: Rektor IPB: Indonesia Harus Siapkan Skenario Pembelajaran Masa Depan )
Nur Prangawayu mengatakan ide pembuatan minuman berbahan kulit salak Pondoh ini, karena selama ini melihat kulit salak hanya dibuang dan menjadi sampah. Padahal Sleman merupakan produk salak pondoh.
Untuk itu bersama timnya dengan bimbingan dosen Program Studi Agribisnis, Heni Handri Utami, melakukan penelitian bagaimana mengolah kulit salak tersebut bisa menjadi bahan yang bermanfaat tidak hanya sebagai limbah.
“Itulah dasar pembuatan kulit salak pondoh sebagai bahan minuman ini,” katanya, Rabu (2/9/2020). (Baca juga: September, LPDP Buka Pendaftaran Beasiswa Khusus Pendidikan dan Kesehatan )
Untuk dijadikan bahan minuman, kulit salak ini diekstrak terlenbih dahulu. Setelah itu diolah menjadi bubble ditambah rasa dan jahe dan dibuat minuman. Minuman ini bukan hanya menanfaatkan limbah kulit, namun juga untuk meningkatkan konsumsi kaum milenial terhadap wedang susu Salacca bubble.
“Saya sebelumnya tidak menyukai wedhang jahe karena rasa jahe nan pedas dan aroma nan kuat yang begitu kental, tetapi dengan minuman ini siapapun anak muda saya yakin berubah menjadi menyukainya,” ungkapnya.
Tim Zalacca sendiri telah mengembangkan varian rasa dan komposisi untuk minuman dengan bahan dari kulit salak tersebut, seperti rasa taro, strawberry dan brown sugar dengan pilihan komposisi susu orisinal atau susu skim rendah lemak. “Untuk varian ini kami akan terus menambahnya,” terangnya. (Baca juga: Mendikbud Ajak Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Kembali Bangun Negeri )
Ardiansyah Sanjaya menambahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, akan memberikan pendampingan kepada para petani dan UMKM untuk pemanfaatkan kulit salak ini. Selain itu juga akan berkolaborasi dengan mereka sebagai mitra usaha, baik dalam hal bahan baku hingga pemanfaatan limab lain yang belum bisa dimanfaatkan seperti biji salak.
“Melalui langkah ini kami yakin akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
(mpw)