Rektor UNS Harap Dokter Baru UNS Berkualitas Bintang 5
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Jamal Wiwoho berharap mahasiswa pendidikan kedokteran UNS yang telah diambil sumpahnya berkualitas bintang 5 seperti kriteria World Health Organization (WHO).
Dengan penuh rasa bangga, Jamal mengucapkan selamat dan sukses atas prestasi dan keberhasilan para mahasiswa fakultas kedokteran yang telah menyelesaikan proses panjang pendidikan kedokteran di UNS. Sehingga berhasil meraih gelar profesi dokter meskipun dirayakan di tengah suasana pandemi. (Baca juga: Inspiratif, Ini Wejangan Rektor UNS Dihadapan Maba Pascasarjana )
Jamal menjelaskan, menurut WHO seorang dokter yang baik harus memiliki kualitas bintang 5. Pertama yaitu memiliki pelayanan yang baik, tegas dan berani mengambil keputusan, komunikator yang handal, mampu memimpin komunitas dan seorang manajer yang baik.
''Oleh karena itu, standar kualitas dokter lulusan Fakultas Kedokteran UNS setidaknya mengacu kepada kriteria WHO tersebut," kata Jamal dalam pidatonya pada Sumpah Dokter ke 213 Fakultas Kedokteran UNS melalui pidato tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (1/10).
Jamal menuturkan, para dokter adalah intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat, dibekali nilai profesi yang menjadi kompas dalam segala tindakannya. Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi (competence). (Baca juga: 4 Tim Mahasiswa akan Ikut Ajang Debat Internasional di Korsel )
Oleh karena itu, dia berharap agar profesi dokter tidak sekadar menjadi agen of treatment. Tetapi juga sebagai agen sosial. Dokter yang tidak hanya menyembuhkan penyakit, katanya, tetapi juga melakukan edukasi kepada masyarakat.
Selain itu juga, dia menambahkan, dokter yang memiliki ketrampilan efektif maupun klinis. Selanjutnya juga dokter yang memiliki landasan ilmu kedokteran yang kuat, memiliki kehebatan dalam riset and development. ''Juga berkemampuan dalam melayani dan menjamin keselamatan pasien," terangnya.
Dia menuturkan, untuk menciptakan profesi dokter dengan standar terbaik itu merupakan tantangan besar bagi dunia kesehatan. Termasuk tantangan Fakultas Kedokteran UNS dalam memproduksi dokter-dokter barunya. Jamal berharap, ilmu kedokteran dengan dukungan penuh sejawat guru atau dokter senior berintegritas akan mampu meresepkan obat mujarab yang menyehatkan dunia kesehatan dan meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia. (Baca juga: IPB University Juara 1 Terbanyak Kompetisi Mahasiswa yang Digelar Kemendikbud )
Jamal menerangkan, sumpah sakti para dokter atau dikenal dengan Sumpah Hippocrates yang telah bersama-sama diikrarkan mengandung kredo profesi kedokteran yang luhur. Yakni komitmen dokter untuk menjaga etika mengenai kerahasiaan antara dokter dan pasien, tanggung jawab penuh dokter terhadap pasien dan kewajban dokter untuk merawat setiap orang tanpa memandang status sosialnya.
''Menurut pendapat kami, sumpah tersebut begitu mulia, menempatkan kepentingan kemanusiaan sebagai tujuan utama praktik kedokteran," pungkasnya.
Dengan penuh rasa bangga, Jamal mengucapkan selamat dan sukses atas prestasi dan keberhasilan para mahasiswa fakultas kedokteran yang telah menyelesaikan proses panjang pendidikan kedokteran di UNS. Sehingga berhasil meraih gelar profesi dokter meskipun dirayakan di tengah suasana pandemi. (Baca juga: Inspiratif, Ini Wejangan Rektor UNS Dihadapan Maba Pascasarjana )
Jamal menjelaskan, menurut WHO seorang dokter yang baik harus memiliki kualitas bintang 5. Pertama yaitu memiliki pelayanan yang baik, tegas dan berani mengambil keputusan, komunikator yang handal, mampu memimpin komunitas dan seorang manajer yang baik.
''Oleh karena itu, standar kualitas dokter lulusan Fakultas Kedokteran UNS setidaknya mengacu kepada kriteria WHO tersebut," kata Jamal dalam pidatonya pada Sumpah Dokter ke 213 Fakultas Kedokteran UNS melalui pidato tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (1/10).
Jamal menuturkan, para dokter adalah intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat, dibekali nilai profesi yang menjadi kompas dalam segala tindakannya. Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi (competence). (Baca juga: 4 Tim Mahasiswa akan Ikut Ajang Debat Internasional di Korsel )
Oleh karena itu, dia berharap agar profesi dokter tidak sekadar menjadi agen of treatment. Tetapi juga sebagai agen sosial. Dokter yang tidak hanya menyembuhkan penyakit, katanya, tetapi juga melakukan edukasi kepada masyarakat.
Selain itu juga, dia menambahkan, dokter yang memiliki ketrampilan efektif maupun klinis. Selanjutnya juga dokter yang memiliki landasan ilmu kedokteran yang kuat, memiliki kehebatan dalam riset and development. ''Juga berkemampuan dalam melayani dan menjamin keselamatan pasien," terangnya.
Dia menuturkan, untuk menciptakan profesi dokter dengan standar terbaik itu merupakan tantangan besar bagi dunia kesehatan. Termasuk tantangan Fakultas Kedokteran UNS dalam memproduksi dokter-dokter barunya. Jamal berharap, ilmu kedokteran dengan dukungan penuh sejawat guru atau dokter senior berintegritas akan mampu meresepkan obat mujarab yang menyehatkan dunia kesehatan dan meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia. (Baca juga: IPB University Juara 1 Terbanyak Kompetisi Mahasiswa yang Digelar Kemendikbud )
Jamal menerangkan, sumpah sakti para dokter atau dikenal dengan Sumpah Hippocrates yang telah bersama-sama diikrarkan mengandung kredo profesi kedokteran yang luhur. Yakni komitmen dokter untuk menjaga etika mengenai kerahasiaan antara dokter dan pasien, tanggung jawab penuh dokter terhadap pasien dan kewajban dokter untuk merawat setiap orang tanpa memandang status sosialnya.
''Menurut pendapat kami, sumpah tersebut begitu mulia, menempatkan kepentingan kemanusiaan sebagai tujuan utama praktik kedokteran," pungkasnya.
(mpw)