Kemendikbud Perkuat Pelaku Perbukuan Individu dan Penerbit Tingkat UMKM

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 18:30 WIB
loading...
Kemendikbud Perkuat...
Ratusan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum antusias mengunjungi pameran buku terbesar di Jakarta. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kemendikbud melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan memberikan penguatan kepada 329 pelaku perbukuan individu yang terdiri dari editor, penulis, dan layouter serta 137 penerbit yang tergolong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari 18 provinsi di Indonesia.

Penguatan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan sertifikasi editor, penulis dan layouter serta fasilitasi akreditasi bagi penerbit yang tergolong UMKM. Kegiatan ini diselenggarakan dalam jaringan (daring) dan bertahap di mana batch 1 telah dilaksanakan mulai Senin, 5 Oktober 2020 lalu. Sertifikasi dilaksanakan bersama sejumlah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang relevan, sedangkan untuk akreditasi akan dilaksanakan bersama asosiasi penerbit seperti Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI). (Baca juga: Interaksi Sosial Antara Siswa-Guru di Kelas tak Tergantikan oleh Teknologi )

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud Maman Fathurrohman menegaskan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kehadiran dan kepedulian pemerintah kepada para pelaku perbukuan selama pandemi COVID-19. Maman berharap pada masa yang akan datang, peserta kegiatan dapat terus bekerja sama dan berkolaborasi menyediakan berbagai regulasi serta produk inovatif buku cetak dan digital untuk para pelajar di satuan pendidikan maupun umum di masyakat.

“Semoga ekosistem perbukuan yang sehat dan bermutu dapat terwujud, serta industri perbukuan dapat menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang untuk berkarya dan mengaktualisasikan diri pada masa yang akan datang,” katanya melalui siaran pers, Kamis (8/10).

Industri perbukuan sangat penting untuk menunjang operasional pendidikan di satuan pendidikan dan masyarakat. Besarnya jumlah pasar perbukuan yang diperkirakan mencapai Rp13,4 triliun per tahun. Angka tersebut termasuk penerbitan dan distribusi buku cetak dan buku digital, di sekolah maupun rumah/masyarakat, baik bidang pendidikan maupun umum. Selain itu, bidang ini juga telah menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang, termasuk para pelaku perbukuan seperti penulis, editor, dan layouter serta badan usaha penerbitan.

Pandemi COVID-19 telah menurunkan daya beli masyarakat dan hal tersebut berdampak cukup besar pada berbagai sektor termasuk Industri Perbukuan Nasional. Pandemi berdampak kepada penerbit yakni menurunnya omset penjualan, penutupan berbagai gerai/toko buku di berbagai lokasi, hingga pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan. (Baca juga: Epidemiolog UGM: Cegah Klaster Pesantren, Terapkan Karantina Mandiri )

Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan para pelaku perbukuan yang memiliki sertifikat profesi sesuai bidangnya sebagai editor, penulis, atau layouter/ desainer grafik serta peningkatan mutu penerbit melalui proses akreditasi yang tepat.

“Melalui berbagai kegiatan tersebut, diharapkan para pelaku perbukuan dapat bertahan selama pandemi, tetap produktif, dan lebih inovatif pasca pandemi,” tutup Maman.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2053 seconds (0.1#10.140)