Alumnus Unair Juarai Kompetisi UKM Berprestasi Millenial Preneurship 2020
loading...
A
A
A
SURABAYA - Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Nesya Anggi Puspita meraih juara pertama dalam perlombaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Berprestasi Millenial Preneurship 2020. Ia menjadi jawara dalam kategori handycraft yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur.
“Sebenarnya dari Bojonegoro terdapat tujuh perwakilan usaha yang ikut lomba, tetapi yang berhasil sampai tahap final hanya saya. Alhamdulillah, pada kategori handycraft saya yang menang,” kata Anggi, panggilan akrabnya, Kamis (22/10/2020). (Baca juga: Kolaborasi Riset, UI Inisiasi Pertemuan Peneliti UI dan Dispora Indonesia )
Ia melanjutkan, perjalanannya dalam membangun sebuah bisnis tergolong tidak mudah. Anggi sempat mencoba berbagai macam bisnis seperti berjualan jilbab, menjadi reseller produk kecantikan dan berjualan parcel Lebaran. Namun semua bisnis tersebut gagal berkembang.
Dari pengalaman tersebut, ia mencoba melakukan evaluasi dan mencari penyebab kegagalan bisnisnya. Hingga pada 2015 terciptalah bisnis kerajinan kayu jati yang terus berkembang sampai sekarang. Bisnis tersebut dia beri nama Grandis Home.
“Selain menjual produk kerajinan kayu jati, saya juga sedang mengembangkan produk serat alam seperti cermin, wall decor, basket, dan produk jati lainnya,” tambahnya. (Baca juga: Sisihkan 2.000 Universitas Dunia, Mahasiswa ITB Lolos Final Startup World Cup 2020 )
Anggi melanjutkan, mengelola bisnis dari rumah memiliki manfaat besar baginya. Ia bisa menghabiskan waktu bersama anak-anaknya sekaligus mengajarkan mereka berbisnis sedari kecil. Selain itu, keberadaan karyawan yang bergantung padanya juga mendorong Anggi untuk kembali bangkit ketika berada dalam posisi terpuruk.
Saat ini, Anggi telah berhasil mengekspor produknya di dua negara yakni Korea Selatan dan Belanda. Ke depan, Anggi bercita-cita dapat mengekspor produknya secara rutin ke lebih banyak negara dengan mengangkat bahan baku lokal dan menggandeng masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, dia juga berkeinginan untuk bisa segera bergabung dalam pameran internasional.
“Sebenarnya dari Bojonegoro terdapat tujuh perwakilan usaha yang ikut lomba, tetapi yang berhasil sampai tahap final hanya saya. Alhamdulillah, pada kategori handycraft saya yang menang,” kata Anggi, panggilan akrabnya, Kamis (22/10/2020). (Baca juga: Kolaborasi Riset, UI Inisiasi Pertemuan Peneliti UI dan Dispora Indonesia )
Ia melanjutkan, perjalanannya dalam membangun sebuah bisnis tergolong tidak mudah. Anggi sempat mencoba berbagai macam bisnis seperti berjualan jilbab, menjadi reseller produk kecantikan dan berjualan parcel Lebaran. Namun semua bisnis tersebut gagal berkembang.
Dari pengalaman tersebut, ia mencoba melakukan evaluasi dan mencari penyebab kegagalan bisnisnya. Hingga pada 2015 terciptalah bisnis kerajinan kayu jati yang terus berkembang sampai sekarang. Bisnis tersebut dia beri nama Grandis Home.
“Selain menjual produk kerajinan kayu jati, saya juga sedang mengembangkan produk serat alam seperti cermin, wall decor, basket, dan produk jati lainnya,” tambahnya. (Baca juga: Sisihkan 2.000 Universitas Dunia, Mahasiswa ITB Lolos Final Startup World Cup 2020 )
Anggi melanjutkan, mengelola bisnis dari rumah memiliki manfaat besar baginya. Ia bisa menghabiskan waktu bersama anak-anaknya sekaligus mengajarkan mereka berbisnis sedari kecil. Selain itu, keberadaan karyawan yang bergantung padanya juga mendorong Anggi untuk kembali bangkit ketika berada dalam posisi terpuruk.
Saat ini, Anggi telah berhasil mengekspor produknya di dua negara yakni Korea Selatan dan Belanda. Ke depan, Anggi bercita-cita dapat mengekspor produknya secara rutin ke lebih banyak negara dengan mengangkat bahan baku lokal dan menggandeng masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, dia juga berkeinginan untuk bisa segera bergabung dalam pameran internasional.
(mpw)