Rektor UP Ingatkan Wisudawan Pentingnya Kuasai Soft Skills dan Hard Skills
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Pertamina (UP) , kembali mewisuda mahasiswanya untuk yang ketiga kalinya dalam tahun 2020. Sebanyak 366 lulusan program sarjana, dimana 98 wisudawan di antaranya memperoleh predikat cum laude, mengikuti prosesi wisuda secara daring dari kediamannya masing-masing.
Rektor Universitas Pertamina Prof. Akhmaloka dalam sambutannya berpesan kepada para wisudawan agar menguasai keterampilan atau soft skills sebagai bekal memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif. Tanpa penguasaan 'soft skills' para sarjana baru hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri. (Baca juga: Juarai Asia Pasifik, ITB Melaju ke Final Huawei ICT Competition Tingkat Dunia )
“Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, lulusan sekalian harus mempunyai banyak keterampilan saat masuk ke dunia kerja. Persaingan di dunia kerja saat ini sangat kompetitif,” ujar Akhmaloka dalam sidang terbuka wisuda ke 3 Universitas Pertamina yang digelar secara virtual, Rabu (28/10/2020).
Akhmaloka menyebutkan, keterampilan yang dimaksud antara lain, mampu menyelesaikan persoalan yang rumit, mampu berpikir kritis, dan memiliki daya kreativitas yang tinggi. Kemampuan bekerja sama juga menjadi aspek penting lulusan sarjana di abad 21. Tidak hanya itu, para wisudawan juga harus memiliki kecerdasan tinggi, membuat keputusan yang tepat dan cepat, andal bernegosisai, fleksibel, dan adaptif.
Rektor juga kembali mengingatkan, bahwa selama masa perkuliahan, segala kegiatan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan teknologi juga harus dijalankan. Tiap bidang keilmuan harus dielaborasi. “Sebab pengaplikasian iptek, dan interaksi berbagai bidang keilmuan yang telah didapatkan pada masa perkuliahan sangat diperlukan di dunia kerja,” sambungnya. (Baca juga: Teliti Dampak Laptop saat WFH, Mahasiswa UI Raih Juara 2 Dunia di APRU )
Lebih lanjut, di dunia kerja para lulusan juga diminta beradaptasi dengan perbedaan. Di dunia kerja para lulusan akan menghadapi banyak perbedaan budaya antarsesama manusia dan perbedaan kemampuan iptek.
“Memahami keterbuakaan akan perbedaan budaya dan iptek jadi sikap penting. Dengan sikap terbuka adik bisa mempelajari mempermasalahan, melalui perbedaan perspektif, hal ini pada gilirannya akan memperkaya penguasaan iptek adik-adik,” pungkas Akhmaloka.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Penasehat Universitas Pertamina, Djoko Santoso dalam orasinya mengatakan, salah satu peran perguruan tinggi ialah memecahkan kompleksitas sosial di masyarakat. Saat ini, teknologi bisa menjadi alat pemecahan masalah tersebut. (Baca juga: Inspiratif, Mahasiswa UGM Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2020 )
"Peran perguruan tinggi dan dosen sangat besar. Dan terobosan teknologi kita pahami jalannya cepat sekali, jadi di sini peran perguruan tinggi adalah mengembangkan lulusan yang adaptif dan mampu mengiplementasi teknologi di masyarakat," kata Djoko Santoso.
Menurutnya, dengan teknologi, berbagai masalah di masyarakat akan mudah dipecahkan. Masuknya ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) dalam perguruan tinggi harus menjadi keunggulan. "Kita ingin masukkan iptek jadi budaya baru, jadi keluaran mahasiswanya memiliki kemampuan iptek terbarukan dan sumber daya manusianya profesional. Jadi budaya baru selalu tumbuh untuk menyelesaikan kendala baru," terang dia.
Selain masalahan sosial, permasalahan ke depan yang kerap muncul ada di bidang sumber daya alam. Lulusan perguruan tinggi harus memiliki kesadaran dalam mengelola alam. "Sebetulnya alam tidak butuh kita untuk diurus, kita lah yang butuh mereka. Karena itu kita harus pintar mengelola itu, kita butuh orang cerdas menggunakan iptek," lanjut Djoko. (Baca juga: Rektor IPB:Ketahanan Keluarga Faktor Penting Hadapi Pandemi Covid-19 )
Menurutnya, kesulitan-kesulitan baru masih akan terus muncul. Untuk itu dia berharap perguruan tinggi mampu menghasilkan lulusan yang memiliki adaptasi teknologi tersebut. "Ini misi perguruan tinggi, harus mengisi kemampuan berpikir dan menjawab kompleksitas dari masyarakat kita. Teknologi dapat menjadi alat bagi kita. Semakin tinggi kesulitannya maka harus semakin tinggi adaptasi teknologi yang harus kita punya," tutup dia.
Rektor Universitas Pertamina Prof. Akhmaloka dalam sambutannya berpesan kepada para wisudawan agar menguasai keterampilan atau soft skills sebagai bekal memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif. Tanpa penguasaan 'soft skills' para sarjana baru hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri. (Baca juga: Juarai Asia Pasifik, ITB Melaju ke Final Huawei ICT Competition Tingkat Dunia )
“Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, lulusan sekalian harus mempunyai banyak keterampilan saat masuk ke dunia kerja. Persaingan di dunia kerja saat ini sangat kompetitif,” ujar Akhmaloka dalam sidang terbuka wisuda ke 3 Universitas Pertamina yang digelar secara virtual, Rabu (28/10/2020).
Akhmaloka menyebutkan, keterampilan yang dimaksud antara lain, mampu menyelesaikan persoalan yang rumit, mampu berpikir kritis, dan memiliki daya kreativitas yang tinggi. Kemampuan bekerja sama juga menjadi aspek penting lulusan sarjana di abad 21. Tidak hanya itu, para wisudawan juga harus memiliki kecerdasan tinggi, membuat keputusan yang tepat dan cepat, andal bernegosisai, fleksibel, dan adaptif.
Rektor juga kembali mengingatkan, bahwa selama masa perkuliahan, segala kegiatan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan teknologi juga harus dijalankan. Tiap bidang keilmuan harus dielaborasi. “Sebab pengaplikasian iptek, dan interaksi berbagai bidang keilmuan yang telah didapatkan pada masa perkuliahan sangat diperlukan di dunia kerja,” sambungnya. (Baca juga: Teliti Dampak Laptop saat WFH, Mahasiswa UI Raih Juara 2 Dunia di APRU )
Lebih lanjut, di dunia kerja para lulusan juga diminta beradaptasi dengan perbedaan. Di dunia kerja para lulusan akan menghadapi banyak perbedaan budaya antarsesama manusia dan perbedaan kemampuan iptek.
“Memahami keterbuakaan akan perbedaan budaya dan iptek jadi sikap penting. Dengan sikap terbuka adik bisa mempelajari mempermasalahan, melalui perbedaan perspektif, hal ini pada gilirannya akan memperkaya penguasaan iptek adik-adik,” pungkas Akhmaloka.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Penasehat Universitas Pertamina, Djoko Santoso dalam orasinya mengatakan, salah satu peran perguruan tinggi ialah memecahkan kompleksitas sosial di masyarakat. Saat ini, teknologi bisa menjadi alat pemecahan masalah tersebut. (Baca juga: Inspiratif, Mahasiswa UGM Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2020 )
"Peran perguruan tinggi dan dosen sangat besar. Dan terobosan teknologi kita pahami jalannya cepat sekali, jadi di sini peran perguruan tinggi adalah mengembangkan lulusan yang adaptif dan mampu mengiplementasi teknologi di masyarakat," kata Djoko Santoso.
Menurutnya, dengan teknologi, berbagai masalah di masyarakat akan mudah dipecahkan. Masuknya ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) dalam perguruan tinggi harus menjadi keunggulan. "Kita ingin masukkan iptek jadi budaya baru, jadi keluaran mahasiswanya memiliki kemampuan iptek terbarukan dan sumber daya manusianya profesional. Jadi budaya baru selalu tumbuh untuk menyelesaikan kendala baru," terang dia.
Selain masalahan sosial, permasalahan ke depan yang kerap muncul ada di bidang sumber daya alam. Lulusan perguruan tinggi harus memiliki kesadaran dalam mengelola alam. "Sebetulnya alam tidak butuh kita untuk diurus, kita lah yang butuh mereka. Karena itu kita harus pintar mengelola itu, kita butuh orang cerdas menggunakan iptek," lanjut Djoko. (Baca juga: Rektor IPB:Ketahanan Keluarga Faktor Penting Hadapi Pandemi Covid-19 )
Menurutnya, kesulitan-kesulitan baru masih akan terus muncul. Untuk itu dia berharap perguruan tinggi mampu menghasilkan lulusan yang memiliki adaptasi teknologi tersebut. "Ini misi perguruan tinggi, harus mengisi kemampuan berpikir dan menjawab kompleksitas dari masyarakat kita. Teknologi dapat menjadi alat bagi kita. Semakin tinggi kesulitannya maka harus semakin tinggi adaptasi teknologi yang harus kita punya," tutup dia.
(mpw)