Pandemi Menantang Dunia Pendidikan untuk Menggunakan Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masa pandemi Covid-19 telah membuat perguruan tinggi mendadak menjalani kelas daring . Perguruan tinggi pun ditantang untuk menggunakan teknologi agar pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik.
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, katanya, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar. (Baca juga: Mahasiswa FK Unej Sabet Juara 1 Kompetisi International Medical Fiesta 2020 )
Menurut Nizam, interaksi dan koneksi antara pelajar dan pengajar ini bukan hanya terkait edukasi dan juga bukan hanya sekadar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. "Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan,” katanya pada Medan International Conference on Energy and Sustainability melalui siaran pers, Jumat (30/10).
Nizam melanjutkan, saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi. Bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik.
Menurutnya, tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. (Baca juga: Rektor UGM Harap Peringkat THE UGM akan Terus Menanjak )
Dia menjelaskan, keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi. Nizam menjelaskan masa pandemi ini dapat melatih serta menanamkan kebiasaan menjadi pembelajar mandiri melalui berbagai kelas daring atau webinar yang diikuti oleh mahasiswa.
Selain itu, mahasiswa juga dapat bekerja sama satu dengan yang lain untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran serta menghadapi permasalahan nyata yang ada. Situasi ini bukan hanya menjadi tantangan bagi mahasiswa, namun juga para dosen dalam menyampaikan edukasi dimana para dosen perlu memastikan bahwa mahasiswa memahami materi pembelajaran.
“Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan,” tuturnya. (Baca juga: Dirjen Dikti Apresiasi 8 PTN Masuk THE World University Rangking 2021 )
Dia melanjutkan, kondisi di atas merupakan tantangan bagi semua pihak. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja keras bersama membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung. Dalam hal ekonomi juga teknologi bagi mahasiswa yang berada di daerah-daerah terpencil.
Di sisi lain, Nizam pun menyampaikan masa pandemi ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk keluar dari pandemi dan menjadi green nation. Menurutnya, sejak pandemi hadir, lingkungan menjadi lebih bersih akibat berkurangnya emisi gas buang, mengingat terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah.
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, katanya, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar. (Baca juga: Mahasiswa FK Unej Sabet Juara 1 Kompetisi International Medical Fiesta 2020 )
Menurut Nizam, interaksi dan koneksi antara pelajar dan pengajar ini bukan hanya terkait edukasi dan juga bukan hanya sekadar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. "Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan,” katanya pada Medan International Conference on Energy and Sustainability melalui siaran pers, Jumat (30/10).
Nizam melanjutkan, saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi. Bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik.
Menurutnya, tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. (Baca juga: Rektor UGM Harap Peringkat THE UGM akan Terus Menanjak )
Dia menjelaskan, keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi. Nizam menjelaskan masa pandemi ini dapat melatih serta menanamkan kebiasaan menjadi pembelajar mandiri melalui berbagai kelas daring atau webinar yang diikuti oleh mahasiswa.
Selain itu, mahasiswa juga dapat bekerja sama satu dengan yang lain untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran serta menghadapi permasalahan nyata yang ada. Situasi ini bukan hanya menjadi tantangan bagi mahasiswa, namun juga para dosen dalam menyampaikan edukasi dimana para dosen perlu memastikan bahwa mahasiswa memahami materi pembelajaran.
“Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan,” tuturnya. (Baca juga: Dirjen Dikti Apresiasi 8 PTN Masuk THE World University Rangking 2021 )
Dia melanjutkan, kondisi di atas merupakan tantangan bagi semua pihak. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja keras bersama membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung. Dalam hal ekonomi juga teknologi bagi mahasiswa yang berada di daerah-daerah terpencil.
Di sisi lain, Nizam pun menyampaikan masa pandemi ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk keluar dari pandemi dan menjadi green nation. Menurutnya, sejak pandemi hadir, lingkungan menjadi lebih bersih akibat berkurangnya emisi gas buang, mengingat terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah.
(mpw)