Kemenag Minta Guru Madrasah Perkuat Pendidikan Karakter di Era Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kondisi pandemi Covid-19 telah merubah tatanan baru kehidupan dunia, tanpa terkeculai dunia pendidikan. Di tengah kondisi pandemi, teknologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah proses pembelajaran.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam , Muhammad Ali Ramdhani menuturkan, hampir semua proses pembelajaran di madrasah saat ini masih dilakukan dengan metode daring dengan bantuan perangkat teknologi. Menurutnya, Ini menandakan kita perlu memperokoh diri kita untuk menyajikan pendidikan terbaik melalui kehadiran teknologi. (Baca juga: Sempat Tertunda, Kenaikan Dana BOS Rp100 Ribu per Siswa Madrasah Segera Cair)
Dikatakan Dhani, di tengah perkembangan teknologi pembelajaran, ada aspek lain yang tidak boleh dilupakan dari sebuah pendidikan di madrasah, yaitu pendidikan nilai atau pendidikan karakter.
“Pendidikan di madrasah tidak hanya transpormasi ilmu akan tetapi ada proses transformasi nilai. Pada trasnformasi nilai ini, di madrasah belaku penguatan pendidikan karakter siswa siswi kita,” ujar Dhani saat memberikan arahan Guru dan Tenaga Pendidikan MTs Negeri 1 Kota Ternate, Ahad (8/11).
Pendidikan karakter, lanjut Dhani, sangat penting dan perlu di injeksikan dalam tingkah laku peserta didik. Menurutnya, saat ini kita sedang menyiapkan dan membangun generasi yang akan menjadi pemimpin di zamannya. (Baca juga: Bebaskan Anak dari Narkoba, Kemenag: Kuncinya Berikan Pendidikan Agama )
“Kehadiran teknologi dalam kegiatan belajar mengajar, jangan sampai menggerus transformasi nilai atau pendidikan karakter di madrasah,” ujar Guru Besar Teknologi.
Di depan para kepala Kantor Kemenag Kab/Kota Se-Maluku Utara ini, Dhani menjelaskan bahwa trasformasi ilmu bisa dilakukan dengan bantuan perangkat teknologi, akan tetapi kebutuhan sosial anak didik dalam beraktifitas hidupnya perlu dikawal lewat sentuhan pendidikan karakter.
“Kebutuhan siswa siswa kita dengan kehadiran teknologi menjadi sebuah kebutuhan akan tetapi pendidikan karakter di madrasah adalah sebuah keniscayaan,” tandasnya. (Baca juga: Dirjen Pendis: Madrasah Bukan Sekadar Sekolah, tapi Proses Pembelajaran )
Dihadapan para Guru, Tendik dan Para Kepala Madrasah, Ali Ramdhani juga meminta agar para guru madrasah untuk mengedepankan sikap Humanisme dalam mengajar. Menurutnya, proses pendidikan yang berlangsung di madrasah, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Setiap proses pengajaran di madrasah, jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik kita. Jangan kita bebani anak didik kita dengan hal yang di luar kemampuan mereka. Esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuai pada tempatnya sesuai dengan porsinya,” tegasnya.
Ajak Guru Madrasah Terus Berinovasi di Era 4.0
Sebelumnya, saat di MAN 1 Tidore, Dirjen Pendis berpesan agar di era revolusi industri 4.0, perkembangan teknologi semakin pesat, seorang guru dituntut untuk terus berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar, agar tidak tergerus oleh zaman.
Dikatakan Dhani, untuk mejadi guru yang profesional, kebutuhan saat ini adalah terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas diri. Menurutnya, seorang guru dituntut untuk terus belajar dan belajar.
“Berhentinya proses belajar bagi seorang insan terlebih seorang guru adalah kematian eksistensi yang sesungguhnya. Eksistensi belajar adalah eksistensi kehidupan, berhentinya belajar adalah berhentinya kehidupan,” tandas Dhani mengakhiri.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam , Muhammad Ali Ramdhani menuturkan, hampir semua proses pembelajaran di madrasah saat ini masih dilakukan dengan metode daring dengan bantuan perangkat teknologi. Menurutnya, Ini menandakan kita perlu memperokoh diri kita untuk menyajikan pendidikan terbaik melalui kehadiran teknologi. (Baca juga: Sempat Tertunda, Kenaikan Dana BOS Rp100 Ribu per Siswa Madrasah Segera Cair)
Dikatakan Dhani, di tengah perkembangan teknologi pembelajaran, ada aspek lain yang tidak boleh dilupakan dari sebuah pendidikan di madrasah, yaitu pendidikan nilai atau pendidikan karakter.
“Pendidikan di madrasah tidak hanya transpormasi ilmu akan tetapi ada proses transformasi nilai. Pada trasnformasi nilai ini, di madrasah belaku penguatan pendidikan karakter siswa siswi kita,” ujar Dhani saat memberikan arahan Guru dan Tenaga Pendidikan MTs Negeri 1 Kota Ternate, Ahad (8/11).
Pendidikan karakter, lanjut Dhani, sangat penting dan perlu di injeksikan dalam tingkah laku peserta didik. Menurutnya, saat ini kita sedang menyiapkan dan membangun generasi yang akan menjadi pemimpin di zamannya. (Baca juga: Bebaskan Anak dari Narkoba, Kemenag: Kuncinya Berikan Pendidikan Agama )
“Kehadiran teknologi dalam kegiatan belajar mengajar, jangan sampai menggerus transformasi nilai atau pendidikan karakter di madrasah,” ujar Guru Besar Teknologi.
Di depan para kepala Kantor Kemenag Kab/Kota Se-Maluku Utara ini, Dhani menjelaskan bahwa trasformasi ilmu bisa dilakukan dengan bantuan perangkat teknologi, akan tetapi kebutuhan sosial anak didik dalam beraktifitas hidupnya perlu dikawal lewat sentuhan pendidikan karakter.
“Kebutuhan siswa siswa kita dengan kehadiran teknologi menjadi sebuah kebutuhan akan tetapi pendidikan karakter di madrasah adalah sebuah keniscayaan,” tandasnya. (Baca juga: Dirjen Pendis: Madrasah Bukan Sekadar Sekolah, tapi Proses Pembelajaran )
Dihadapan para Guru, Tendik dan Para Kepala Madrasah, Ali Ramdhani juga meminta agar para guru madrasah untuk mengedepankan sikap Humanisme dalam mengajar. Menurutnya, proses pendidikan yang berlangsung di madrasah, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Setiap proses pengajaran di madrasah, jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik kita. Jangan kita bebani anak didik kita dengan hal yang di luar kemampuan mereka. Esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuai pada tempatnya sesuai dengan porsinya,” tegasnya.
Ajak Guru Madrasah Terus Berinovasi di Era 4.0
Sebelumnya, saat di MAN 1 Tidore, Dirjen Pendis berpesan agar di era revolusi industri 4.0, perkembangan teknologi semakin pesat, seorang guru dituntut untuk terus berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar, agar tidak tergerus oleh zaman.
Dikatakan Dhani, untuk mejadi guru yang profesional, kebutuhan saat ini adalah terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas diri. Menurutnya, seorang guru dituntut untuk terus belajar dan belajar.
“Berhentinya proses belajar bagi seorang insan terlebih seorang guru adalah kematian eksistensi yang sesungguhnya. Eksistensi belajar adalah eksistensi kehidupan, berhentinya belajar adalah berhentinya kehidupan,” tandas Dhani mengakhiri.
(mpw)