Pertamina Lubricants-Universitas Pertamina Sinergi Riset Inovasi Industri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama lima tahun terakhir, Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dalam bidang riset dan inovasi . Pada 2018, Indonesia menjadi negara di ASEAN dengan paten domestik tertinggi. Diikuti dengan pencapaian pada 2019 sebagai negara peringkat pertama di ASEAN dengan publikasi ilmiah internasional terbanyak.
Pencapaian ini perlu disinergikan dengan penguatan ekosistem riset dan inovasi di level industri. Tujuannya, agar hasil riset dan inovasi dapat memberikan manfaat nyata untuk mendorong kemajuan bangsa. (Baca juga: Tim Mahasiswa Unnes Raih 2 Emas di Ajang Internasional )
Untuk mensinergikan kebutuhan industri dengan kapabilitas riset perguruan tinggi, PT Pertamina Lubricants menggandeng Universitas Pertamina (UP). Khususnya dalam mengembangkan program kolaborasi dukungan penelitian dan jasa konsultasi yang memerlukan keahlian khusus.
“Saat ini, PT Pertamina Lubricants sedang melakukan perluasan bisnis industri kimia. Oleh karenanya kami membangun kerja sama dengan UP dalam pengembangan produk, pengembangan pasar, dan penyusunan strategi perbaikan proses bisnis,” ungkap Direktur Finance & Business Support PT Pertamina Lubricants Andre Herlambang dalam keterangan persnya, Minggu (3/1/2020).
Wakil Rektor Bidang Riset, Pengembangan dan Kerja Sama Universitas Pertamina Budi W Soetjipto mengatakan bahwa kerja sama ini diharapkan menjembatani kebutuhan industri dengan kapabilitas riset universitas. "Bagi UP, kerja sama ini dapat mewujudkan pembelajaran berbasis riset. Yaitu metode pembelajaran dengan menekankan konsep student-centered learning (SCL). Di sisi perusahaan, riset yang dihasilkan UP dapat menjadi solusi permasalahan industri," ujarnya. (Baca juga: IPB University Luluskan 88 Kepala Sekolah SMK Siap Jadi CEO )
Untuk mendukung kerja sama itu, diluncurkan pula program Pembelajaran Berbasis Pengalaman (experiential learning). Program ini berupa magang bagi mahasiswa UP di PT Pertamina Lubricants selama tiga bulan. Juga pengalaman magang bagi alumni UP selama satu tahun di anak perusahaan Pertamina bidang usaha pelumas itu.
UP tak sekedar menerjunkan mahasiswa dan alumninya ke industri tanpa persiapan. Mereka telah dibekali dengan keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan non teknis (soft skills). Diantaranya melalui mata kuliah wajib Creative Problem Solving dan Critical Thinking.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Akhmaloka, mengatakan bahwa kedua mata kuliah ini akan mendukung mahasiswa untuk lebih siap menghadapi persaingan kerja di abad ke-21. "Dengan dibekali kemampuan berfikir kritis dan menyelesaikan masalah secara kreatif dan inovatif, ditambah pengalaman industri dan pembelajaran langsung di tempat kerja. Maka lulusan Universitas Pertamina tentu akan dapat bersinergi dengan kebutuhan pasar kerja,” ungkapnya.
Pencapaian ini perlu disinergikan dengan penguatan ekosistem riset dan inovasi di level industri. Tujuannya, agar hasil riset dan inovasi dapat memberikan manfaat nyata untuk mendorong kemajuan bangsa. (Baca juga: Tim Mahasiswa Unnes Raih 2 Emas di Ajang Internasional )
Untuk mensinergikan kebutuhan industri dengan kapabilitas riset perguruan tinggi, PT Pertamina Lubricants menggandeng Universitas Pertamina (UP). Khususnya dalam mengembangkan program kolaborasi dukungan penelitian dan jasa konsultasi yang memerlukan keahlian khusus.
“Saat ini, PT Pertamina Lubricants sedang melakukan perluasan bisnis industri kimia. Oleh karenanya kami membangun kerja sama dengan UP dalam pengembangan produk, pengembangan pasar, dan penyusunan strategi perbaikan proses bisnis,” ungkap Direktur Finance & Business Support PT Pertamina Lubricants Andre Herlambang dalam keterangan persnya, Minggu (3/1/2020).
Wakil Rektor Bidang Riset, Pengembangan dan Kerja Sama Universitas Pertamina Budi W Soetjipto mengatakan bahwa kerja sama ini diharapkan menjembatani kebutuhan industri dengan kapabilitas riset universitas. "Bagi UP, kerja sama ini dapat mewujudkan pembelajaran berbasis riset. Yaitu metode pembelajaran dengan menekankan konsep student-centered learning (SCL). Di sisi perusahaan, riset yang dihasilkan UP dapat menjadi solusi permasalahan industri," ujarnya. (Baca juga: IPB University Luluskan 88 Kepala Sekolah SMK Siap Jadi CEO )
Untuk mendukung kerja sama itu, diluncurkan pula program Pembelajaran Berbasis Pengalaman (experiential learning). Program ini berupa magang bagi mahasiswa UP di PT Pertamina Lubricants selama tiga bulan. Juga pengalaman magang bagi alumni UP selama satu tahun di anak perusahaan Pertamina bidang usaha pelumas itu.
UP tak sekedar menerjunkan mahasiswa dan alumninya ke industri tanpa persiapan. Mereka telah dibekali dengan keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan non teknis (soft skills). Diantaranya melalui mata kuliah wajib Creative Problem Solving dan Critical Thinking.
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Akhmaloka, mengatakan bahwa kedua mata kuliah ini akan mendukung mahasiswa untuk lebih siap menghadapi persaingan kerja di abad ke-21. "Dengan dibekali kemampuan berfikir kritis dan menyelesaikan masalah secara kreatif dan inovatif, ditambah pengalaman industri dan pembelajaran langsung di tempat kerja. Maka lulusan Universitas Pertamina tentu akan dapat bersinergi dengan kebutuhan pasar kerja,” ungkapnya.
(mpw)