Tampung Keluhan Belajar Daring, DPR: Orang Tua Butuh Modul Mas Menteri?
loading...
A
A
A
BANDUNG - Komisi X DPR mendesak pemerintah pusat menyiapkan modul untuk memudahkan para orang tua dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam jaringan (online) anak-anaknya selama pandemi Covid-19 .
Anggota Komisi X DPR, Ledia Hanifa Amaliah menuturkan, meski Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang terbit akhir 2020 lalu menyebutkan kemungkinan KBM tatap muka dimulai pada semester genap 2021, namun kenyataannya masih lebih banyak wilayah yang memutuskan menunda KBM tatap muka mengingat pandemi Covid-19 masih mengganas.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kata Ledia, hanya 14 provinsi siap menggelar KBM tatap muka pada semester genap 2021 yang dimulai Januari ini, itu pun tidak melingkupi keseluruhan daerah di setiap provinsi.
Ledia mencontohkan, meski Provinsi Jawa Barat siap menggelar KBM tatap muka, namun hanya sekitar 35 persen sekolah di Jabar yang berasal dari 12 kabupaten/kota yang menyatakan siap menggelar KBM tatap muka. Selebihnya atau 15 kabupaten/kota tetap memilih melaksanakan KBM online.
"Ini berarti mayoritas siswa, guru, dan orang tua kembali harus menjalani dan berkreasi dengan pola pembelajaran jarak jauh," ujar Ledia, Jumat (15/1/2021).
Ledia pun mengungkapkan banyaknya keluhan dari orang tua siswa terkait pelaksanaan KBM online. Menurutnya, mayoritas orang tua siswa mengaku gagap saat mendampingi anaknya melaksanakan KBM online, selain juga dihadapkan pada persoalan keterbatasan gawai, sinyal, dan kuota.
"Keluhan orang tua ini banyak disampaikan kepada saya melalui pesan singkat, akun media sosial, tanya jawab webinar maupun saat kunjungan langsung ke dapil (daerah pemilihan)," ungkapnya.
Ledia menilai, kegagapan orang tua siswa itu dapat dimengerti mengingat mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan maupun keterampilan mendidik sebagaimana para guru. Oleh karenanya, pemerintah pun perlu memberikan dukungan khusus bagi para orang tua dalam mendampingi anaknya melaksanakan KBM online.
Ledia menyadari bahwa kondisi KBM saat ini tidak ideal dan memiliki banyak tantangan. Namun, dia menekankan, semua itu harus dihadapi bersama satu demi satu dan dikreasikan, agar tetap bisa memberikan hasil yang optimal bagi pendidikan anak.
"Pendidikan jarak jauh atau belajar dari rumah ini sudah hampir genap kita alami selama satu tahun. Apresiasi saya kepada Mas Mendikbud beserta jajarannya yang sudah berupaya meminimalisir hambatan dan tantangan terkait persoalan teknis, prasarana, dan sarana pendidikan di masa pandemi," katanya.
Anggota Komisi X DPR, Ledia Hanifa Amaliah menuturkan, meski Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang terbit akhir 2020 lalu menyebutkan kemungkinan KBM tatap muka dimulai pada semester genap 2021, namun kenyataannya masih lebih banyak wilayah yang memutuskan menunda KBM tatap muka mengingat pandemi Covid-19 masih mengganas.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kata Ledia, hanya 14 provinsi siap menggelar KBM tatap muka pada semester genap 2021 yang dimulai Januari ini, itu pun tidak melingkupi keseluruhan daerah di setiap provinsi.
Ledia mencontohkan, meski Provinsi Jawa Barat siap menggelar KBM tatap muka, namun hanya sekitar 35 persen sekolah di Jabar yang berasal dari 12 kabupaten/kota yang menyatakan siap menggelar KBM tatap muka. Selebihnya atau 15 kabupaten/kota tetap memilih melaksanakan KBM online.
"Ini berarti mayoritas siswa, guru, dan orang tua kembali harus menjalani dan berkreasi dengan pola pembelajaran jarak jauh," ujar Ledia, Jumat (15/1/2021).
Ledia pun mengungkapkan banyaknya keluhan dari orang tua siswa terkait pelaksanaan KBM online. Menurutnya, mayoritas orang tua siswa mengaku gagap saat mendampingi anaknya melaksanakan KBM online, selain juga dihadapkan pada persoalan keterbatasan gawai, sinyal, dan kuota.
"Keluhan orang tua ini banyak disampaikan kepada saya melalui pesan singkat, akun media sosial, tanya jawab webinar maupun saat kunjungan langsung ke dapil (daerah pemilihan)," ungkapnya.
Ledia menilai, kegagapan orang tua siswa itu dapat dimengerti mengingat mereka tidak memiliki latar belakang pendidikan maupun keterampilan mendidik sebagaimana para guru. Oleh karenanya, pemerintah pun perlu memberikan dukungan khusus bagi para orang tua dalam mendampingi anaknya melaksanakan KBM online.
Ledia menyadari bahwa kondisi KBM saat ini tidak ideal dan memiliki banyak tantangan. Namun, dia menekankan, semua itu harus dihadapi bersama satu demi satu dan dikreasikan, agar tetap bisa memberikan hasil yang optimal bagi pendidikan anak.
"Pendidikan jarak jauh atau belajar dari rumah ini sudah hampir genap kita alami selama satu tahun. Apresiasi saya kepada Mas Mendikbud beserta jajarannya yang sudah berupaya meminimalisir hambatan dan tantangan terkait persoalan teknis, prasarana, dan sarana pendidikan di masa pandemi," katanya.