JAKARTA - Perkenalkan Maya Nabila. Gadis kelahiran 1999 ini adalah mahasiswi termuda di Institut Teknologi Bandung (ITB). Maya mengambil prodi Matematika dan bercita-cita menjadi dosen.
Dikutip dari laman resmi ITB di itb.ac.id, Maya Nabila yang kelahiran Padang, 9 Mei 1999 ini merupakan mahasiswi termuda pada jenjang pendidikan Strata-3 (S3) ITB pada PMB ITB Tahun Akademik 2021/2022. Maya mengambil prodi Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB. Baca juga: Lulusan Terbaik S2 IPB Teliti Manfaat Daun Bangun-bangun
Maya memasuki SD dalam usia yang sangat muda yaitu lima tahun. Pada saat jenjang SMA ia mengambil program akselerasi sehingga menamatkan pendidikan menengah tersebut dalam kurun waktu dua tahun ditambah lagi dengan lulus pendidikan sarjana kurang dari empat tahun.
Sejak dari anak-anak Maya memang senang bersekolah. ”Sejak dari dulu aku memang suka belajar hal baru dan alhamdulillah ada kesempatan lanjut S2/S3 dengan program PMDSU, mungkin juga ada faktor lingkungan keluarga, soalnya papa juga kuliah sampai S3,” ucap Maya.
Saat melanjutkan S2 di ITB dengan beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemenristekdikti. Ia sempat memiliki kendala harus menyesuaikan pelajaran yang sebelumnya didapatkan saat mengambil studi sarjana pada Universitas Andalas prodi matematika. Baca juga: Mayoritas Kampus Kuliah Daring, Kemendikbud Terus Beri Dukungan
Ketika ditanya mengenai perasaan menjadi mahasiswa termuda S3, ia menjawab, "Perasaannya, yah senang sih ya, tetapi ini belum jadi apa-apa ‘kan, baru menjadi mahasiswa termuda saat ini, aku belum punya kontribusi apapun untuk kampus ataupun negara,” tutur mahasiswa termuda tersebut.
Harapan Maya tersebut dengan melanjutkan studi di ITB bisa belajar lebih banyak, menambah jaringan sehingga dapat mengenal dunia luar, dan keluar dari zona nyaman.
“Aku punya cita-cita ingin jadi dosen, aku ingin mengajar dan membagikan ilmu yang aku dapatkan selama kuliah di ITB ini. Aku juga berharap di instansi manapun nanti aku berada, aku bisa memberi pengaruh positif di sana,” ujar lulusan Universitas Negeri Padang tersebut.
Target Maya yang paling dekat saat ini adalah menyelesaikan S3 tepat waktu, lalu mencari pekerjaan. Selain ingin menjadi seorang dosen yang baik, Maya berharap mempunyai kesempatan atau kemampuan untuk mendirikan sekolah. Terkhusus bagi orang yang tidak mampu karena menurutnya pendidikan itu penting.
“Membangun karakter dan pola pikir itu penting dalam hidup, mungkin ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari pendidikan nonformal, tetapi untuk hal tertentu seperti sosialisasi, sopan santun, perkembangan ilmu, dan teknologi bisa dibantu dengan menempuh pendidikan formal,” pesan Maya.
Dikutip dari laman resmi ITB di itb.ac.id, Maya Nabila yang kelahiran Padang, 9 Mei 1999 ini merupakan mahasiswi termuda pada jenjang pendidikan Strata-3 (S3) ITB pada PMB ITB Tahun Akademik 2021/2022. Maya mengambil prodi Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB. Baca juga: Lulusan Terbaik S2 IPB Teliti Manfaat Daun Bangun-bangun
Maya memasuki SD dalam usia yang sangat muda yaitu lima tahun. Pada saat jenjang SMA ia mengambil program akselerasi sehingga menamatkan pendidikan menengah tersebut dalam kurun waktu dua tahun ditambah lagi dengan lulus pendidikan sarjana kurang dari empat tahun.
Sejak dari anak-anak Maya memang senang bersekolah. ”Sejak dari dulu aku memang suka belajar hal baru dan alhamdulillah ada kesempatan lanjut S2/S3 dengan program PMDSU, mungkin juga ada faktor lingkungan keluarga, soalnya papa juga kuliah sampai S3,” ucap Maya.
Baca Juga:
Saat melanjutkan S2 di ITB dengan beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemenristekdikti. Ia sempat memiliki kendala harus menyesuaikan pelajaran yang sebelumnya didapatkan saat mengambil studi sarjana pada Universitas Andalas prodi matematika. Baca juga: Mayoritas Kampus Kuliah Daring, Kemendikbud Terus Beri Dukungan
Ketika ditanya mengenai perasaan menjadi mahasiswa termuda S3, ia menjawab, "Perasaannya, yah senang sih ya, tetapi ini belum jadi apa-apa ‘kan, baru menjadi mahasiswa termuda saat ini, aku belum punya kontribusi apapun untuk kampus ataupun negara,” tutur mahasiswa termuda tersebut.
Harapan Maya tersebut dengan melanjutkan studi di ITB bisa belajar lebih banyak, menambah jaringan sehingga dapat mengenal dunia luar, dan keluar dari zona nyaman.
“Aku punya cita-cita ingin jadi dosen, aku ingin mengajar dan membagikan ilmu yang aku dapatkan selama kuliah di ITB ini. Aku juga berharap di instansi manapun nanti aku berada, aku bisa memberi pengaruh positif di sana,” ujar lulusan Universitas Negeri Padang tersebut.
Target Maya yang paling dekat saat ini adalah menyelesaikan S3 tepat waktu, lalu mencari pekerjaan. Selain ingin menjadi seorang dosen yang baik, Maya berharap mempunyai kesempatan atau kemampuan untuk mendirikan sekolah. Terkhusus bagi orang yang tidak mampu karena menurutnya pendidikan itu penting.
“Membangun karakter dan pola pikir itu penting dalam hidup, mungkin ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari pendidikan nonformal, tetapi untuk hal tertentu seperti sosialisasi, sopan santun, perkembangan ilmu, dan teknologi bisa dibantu dengan menempuh pendidikan formal,” pesan Maya.
(mpw)
Berita Terkait
- Petir Punya Suhu 6X Panas Permukaan Matahari, di Depok Kekuatannya Bikin Takut
- Kongres IA-ITB 2021 Digelar Daring, Pemilihan Ketum Gunakan Sistem I-voting
- Kongres Ikatan Alumni ITB Digelar secara Daring, Pemilihan Ketum Sistem I-voting
- Pendaftar Program Pascasarjana ITS Meningkat 300 Persen
- Dukung GAR ITB, Giliran AJPP Bakal Laporkan Din Syamsuddin ke Ombudsman
- 146 Peserta Lolos Seleksi Program Magister dan Doktor UIN Jakarta
- Ini Beda SNMPTN dan SNMPTN Program Peminatan ITB
- Gembong Primadjaja: Semangat Wirausaha Alumni ITB Harus Didukung
- Asisten Administrasi Pemprov Sulsel Raih Gelar Doktor Sosiologi Unhas
- ITB Memanas, KAPPAK Muncul Bela Din Syamsuddin Desak Alumni Sikapi GAR

TULIS KOMENTAR ANDA!