Mendikbud Ajak Sekolah di Papua Barat Gabung Jadi Sekolah Penggerak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendaftaran Program Sekolah Penggerak yang merupakan salah satu program prioritas Kemendikbud akan berakhir pada 6 Maret 2021 mendatang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengingatkan sekolah agar segera mendaftar.
Hal tersebut diutarakannya saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Papua Barat, Kamis (11/2/2021). Mendikbud mengatakan, program Sekolah Penggerak merupakan kesempatan bagi sekolah untuk melakukan transformasi intensif dalam jangka waktu tiga tahun. Namun, Mendikbud mengingatkan proses menjadi Sekolah Penggerak bukan hal yang mudah.
“Karena ada intervensi dari kepala sekolah, guru, dan orang tua. Proses kurikulum juga ada perubahan, proses pembelajaran berubah, dan pendampingan guru juga berubah,” katanya saat kunker di Papua Barat melalui siaran pers, Jumat (12/2).
Oleh sebab itu, lanjut mantan petinggi Gojek ini, hanya sekolah yang benar-benar siap dan memiliki kemauan kuat untuk melakukan lompatan yang diharapkan mendaftar dalam program Sekolah Penggerak ini.
“Kalau mau kerja keras untuk menjadi inspirasi perubahan di dalam daerah masing-masing, mari ikut bergabung. Ini tugas yang berat, tapi kalau berhasil, dampak terhadap murid dan sekolah akan luar biasa,” sambungnya.
Untuk angkatan pertama, Sekolah Penggerak hanya akan dibuka untuk 2.500 sekolah. Kendati demikian, dia menargetkan 10 tahun ke depan seluruh sekolah di Indonesia akan menjadi Sekolah Penggerak.
Oleh karena itu, alumnus Harvard Business School ini mempersilakan bagi sekolah yang sudah siap agar mendaftar melalui laman Kemendikbud, sebelum ditutup pada 6 Maret 2021.
Hal tersebut diutarakannya saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Papua Barat, Kamis (11/2/2021). Mendikbud mengatakan, program Sekolah Penggerak merupakan kesempatan bagi sekolah untuk melakukan transformasi intensif dalam jangka waktu tiga tahun. Namun, Mendikbud mengingatkan proses menjadi Sekolah Penggerak bukan hal yang mudah.
“Karena ada intervensi dari kepala sekolah, guru, dan orang tua. Proses kurikulum juga ada perubahan, proses pembelajaran berubah, dan pendampingan guru juga berubah,” katanya saat kunker di Papua Barat melalui siaran pers, Jumat (12/2).
Oleh sebab itu, lanjut mantan petinggi Gojek ini, hanya sekolah yang benar-benar siap dan memiliki kemauan kuat untuk melakukan lompatan yang diharapkan mendaftar dalam program Sekolah Penggerak ini.
“Kalau mau kerja keras untuk menjadi inspirasi perubahan di dalam daerah masing-masing, mari ikut bergabung. Ini tugas yang berat, tapi kalau berhasil, dampak terhadap murid dan sekolah akan luar biasa,” sambungnya.
Untuk angkatan pertama, Sekolah Penggerak hanya akan dibuka untuk 2.500 sekolah. Kendati demikian, dia menargetkan 10 tahun ke depan seluruh sekolah di Indonesia akan menjadi Sekolah Penggerak.
Oleh karena itu, alumnus Harvard Business School ini mempersilakan bagi sekolah yang sudah siap agar mendaftar melalui laman Kemendikbud, sebelum ditutup pada 6 Maret 2021.
(mpw)