Kompak Tak Hadiri UTBK-SBMPTN, 27 Ribu Calon Mahasiswa Dinyatakan Gugur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menyatakan, sebanyak 27.138 peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK)Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN )dinyatakan gugur. Ribuan peserta UTBK gelombang pertama itu dinyatakan gugur setelah tidak hadir pada ujian yang diadakan pada 12–18 April.
Ketua LTMPT Muhammad Nasih menjelaskan, pihaknya mengaku tidak mengetahui penyebab ketidakhadiran ribuan peserta itu. ”Kami tidak tahu entah tidak hadir karena Covid-19 atau apa. Intinya mereka tidak hadir dan dinyatakan gugur karena tidak mengikuti ujian,” ujar Muhammad Nasih dalam keterangannya pada Selasa (20/4/2021).
Rektor Universitas Airlangga Surabaya ini memaparkan, secara keseluruhan, terdapat total 454.178 peserta yang terdaftar dalam UTBK gelombang pertama. Dari 27.138 yang tidak hadir, artinya terdapat 404.308 peserta yang hadir. ”Tingkat kehadiran peserta ada 94,28 persen. Angka ini lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya 90 persen. Tahun 2019 cuma 80 persen,” urai Muhammad Nasih.
Dia menjelaskan, pihaknya tidak mencari tahu penyebab ketidakhadiran peserta. Meskipun bila peserta tidak bisa hadir karena Covid-19, peserta tetap dianggap gugur. Sebab, sudah menjadi kebijakan dalam LTMPT bila tidak hadir dan tidak mengikuti ujian, dianggap gugur.
Secara keseluruhan, lanjut Nasih, sudah 65 persen peserta UTBK yang mengikuti ujian. Dari total sekitar 700 ribu, 65 persen di antaranya sudah mengikuti UTBK gelombang pertama. "Mereka sudah diproses ya nilainya. Sisanya yang 35 persen ini masih menunggu untuk gelombang kedua," ujarnya.
Di Unair, dari 12.983 peserta yang terdaftar, ada 12.488 peserta yang hadir. ”Yang tidak hadir ada 495 peserta. Tingkat ketidakhadiran 3,8 persen. Sementara tingkat kehadiran 96,2 persen. Cukup tinggi untuk tingkat kehadirannya. Lebih tinggi tahun lalu,” tutur dia.
Ketika ditanya terkait peserta difabel, Nasih menjelaskan, LTMPT memusatkan peserta difabel di universitas yang sudah memiliki fasilitas memadai. Di Surabaya, di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)."Ada di Unesa. Karena secara infrastruktur dan kelengkapan fasilitas, Unesa yang paling memenuhi," terang Nasih.
Ketua LTMPT Muhammad Nasih menjelaskan, pihaknya mengaku tidak mengetahui penyebab ketidakhadiran ribuan peserta itu. ”Kami tidak tahu entah tidak hadir karena Covid-19 atau apa. Intinya mereka tidak hadir dan dinyatakan gugur karena tidak mengikuti ujian,” ujar Muhammad Nasih dalam keterangannya pada Selasa (20/4/2021).
Rektor Universitas Airlangga Surabaya ini memaparkan, secara keseluruhan, terdapat total 454.178 peserta yang terdaftar dalam UTBK gelombang pertama. Dari 27.138 yang tidak hadir, artinya terdapat 404.308 peserta yang hadir. ”Tingkat kehadiran peserta ada 94,28 persen. Angka ini lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya 90 persen. Tahun 2019 cuma 80 persen,” urai Muhammad Nasih.
Dia menjelaskan, pihaknya tidak mencari tahu penyebab ketidakhadiran peserta. Meskipun bila peserta tidak bisa hadir karena Covid-19, peserta tetap dianggap gugur. Sebab, sudah menjadi kebijakan dalam LTMPT bila tidak hadir dan tidak mengikuti ujian, dianggap gugur.
Secara keseluruhan, lanjut Nasih, sudah 65 persen peserta UTBK yang mengikuti ujian. Dari total sekitar 700 ribu, 65 persen di antaranya sudah mengikuti UTBK gelombang pertama. "Mereka sudah diproses ya nilainya. Sisanya yang 35 persen ini masih menunggu untuk gelombang kedua," ujarnya.
Di Unair, dari 12.983 peserta yang terdaftar, ada 12.488 peserta yang hadir. ”Yang tidak hadir ada 495 peserta. Tingkat ketidakhadiran 3,8 persen. Sementara tingkat kehadiran 96,2 persen. Cukup tinggi untuk tingkat kehadirannya. Lebih tinggi tahun lalu,” tutur dia.
Ketika ditanya terkait peserta difabel, Nasih menjelaskan, LTMPT memusatkan peserta difabel di universitas yang sudah memiliki fasilitas memadai. Di Surabaya, di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)."Ada di Unesa. Karena secara infrastruktur dan kelengkapan fasilitas, Unesa yang paling memenuhi," terang Nasih.
(mpw)