Dumask, Inovasi Kolaborasi Kampus Atasi Limbah Masker Medis dan Sarung Tangan

Sabtu, 01 Mei 2021 - 06:24 WIB
loading...
Dumask, Inovasi Kolaborasi...
UGM, ITB dan UNS kolaborasi membuat sistem pengelolaan limbah medis masker sekali pakai dan sarung tangan plastik untuk meminimalisasi dampak limbah ke lingkungan.Foto/UGM
A A A
JAKARTA - Persoalan sampah masker dan sarung tangan plastik saat ini telah menjadi permasalahan tersendiri di seluruh dunia. Tidak terkecuali di Indonesia karena akibat pandemi Covid-19 membuat masker dan sarung tangan menjadi persoalan yang menimbulkan dilema.

Di satu sisi masker dan sarung tangan membantu warga dunia terhindar dari virus, di sisi lain ia sangat berbahaya bagi lingkungan. Bila sebelumnya rumah sakit ditengarai sebagai penghasil sampah medis terbesar maka masker dan sarung tangan saat ini menjadi penyumbang sampah keseharian di sebagian besar masyarakat.



Limbah medis yang dibuang tidak sesuai aturan yang ada kerap menimbulkan masalah. Limbah medis yang berakhir di daratan maupun perairan berisiko membahayakan fauna maupun ekosistem yang ada.

“Sepanjang tahun 2020 sudah didapatkan banyak bukti di lapangan bila masker bekas mampu menjerat hewan-hewan seperti burung dan penyu yang berujung pada kematian," ujar Chandra Wahyu Purnomo, ST, ME, M.Eng, D.Eng seperti dikutip dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Jumat (30/4)

Melihat permasalahan tersebut, menurutnya, diperlukan pengelolaan limbah yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit. Selain itu, untuk meminimalkan dampak lingkungan dan memanfaatkan potensi yang ada guna pemanfaatan lebih lanjut.



Chandra mengatakan berangkat dari keprihatinan tersebut, UGM berkolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Sebelas Maret pada akhirnya membuat program berupa sistem pengelolaan limbah medis masker sekali pakai dan sarung tangan plastik untuk meminimalisasi dampak limbah ke lingkungan.

Sistem pengelolaan sampah tersebut diberi nama Dumask (Dropbox-Used Mask). “Dumask ini kita buat dengan tujuan khusus untuk menyediakan jalur pembuangan masker dan sarung tangan bekas dari masyarakat umum yang aman dan ramah lingkungan," ucapnya.

Sebagai peneliti utama dalam proyek Dumask, ia menjelaskan bahwa proyek Dumask didanai oleh Program Penelitian Kolaborasi Indonesia (PPKI), yang dimulai sejak Februari-Oktober 2021. Proyek ini dimulai dengan pengumpulan limbah masker dan sarung tangan menggunakan boks, serta pembuatan aplikasi untuk memantau dropbox dan alat pembakarnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8078 seconds (0.1#10.140)