Tips Mempublikasikan Jurnal Ilmiah Terindeks Scopus dari Guru Besar IPB

Kamis, 10 Juni 2021 - 12:47 WIB
loading...
Tips Mempublikasikan...
Wakil Rektor IPB University Bidang Internasionalisasi, Kerja Sama dan Hubungan Alumni Prof Dodik Ridho Nurrochmat. Foto/Dok IPB University
A A A
JAKARTA - Wakil Rektor IPB University Bidang Internasionalisasi, Kerja Sama dan Hubungan Alumni Prof Dodik Ridho Nurrochmat membagikan tips bagaimana mempublikasikan jurnal ilmiah terindeks Scopus .

Pada kesempatan ini, Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University ini memaparkan pengalamannya serta berupaya untuk merefleksikan pengalaman peneliti yang lain.



Baru-baru ini sitasi yang cukup banyak dimuat oleh penulis lain adalah jurnal ilmiah yang telah terindeks Scopus Q1. Pengakuan tersebut menggambarkan bahwa jurnal yang terindeks Q1 sudah terjamin kualitasnya sehingga layak untuk disitasi.

Dodik menceritakan, dirinya memulai menulis jurnal berawal dari tertantang untuk menulis di media populer. Namun yang menjadi pertimbangan bagi penulis yakni produktivitas tulisan perlu diperhatikan apabila ingin menulis artikel ilmiah dan artikel popular di saat yang bersamaan.

Hal tersebut, ujar Pakar Manajemen Hutan IPB University ini, karena gaya penulisan antara artikel ilmiah dan artikel popular di media massa pun berbeda.



“Jurnal ilmiah yang belum terindeks Q1 memang tidak serta merta tidak menjamin kualitas kepakaran. Namun pengakuan atas jurnal ilmiah apabila dilihat dari indeks scopusnya dapat membuka peluang peneliti untuk bergabung dalam kelompok peneliti elit,” katanya melalui siaran pers, Kamis (10/6).

Lebih lanjut ia menyarankan bagi para penulis muda untuk tidak terlalu banyak memasukkan ide serta harus mematahkan tekanan psikologis untuk langsung menulis jurnal terindeks Q1. Menurutnya, penulis juga harus menghindari sibuk mencari alasan yang menjadi persoalan utama dalam menghambat keinginan untuk mulai menulis.

“Dalam penulisan jurnal ilmiah, penulis juga harus memperhatikan permasalahan etika dan common sense. Misalnya dalam kesepakatan urutan nama penulis utama dan penulis dampingan karena tidak boleh diremehkan,” katanya.



Di samping itu, peluang jurnal ilmiah agar dapat diterbitkan dapat dilihat dari jumlah penulis Indonesia yang menerbitkan jurnalnya di suatu negara. Semakin banyak jurnal hasil kreativitas penulis Indonesia maka peluang diterbitkan semakin besar. Lebih lagi editornya merupakan orang Indonesia.

Bahasa penulisan, katanya, juga harus disesuaikan dengan negara dimana jurnal akan diterbitkan. Selain itu, lingkup minat dan isu penting yang dibahas dalam jurnal jga penting untuk menentukan kelolosan jurnal pada tahap editor.

“Menulis artikel dan jurnal tidak selalu harus dimulai dari urutan Q4, kualitas artikel tidak ditentukan dari mana artikel terbit, namun jurnal Q1 telah melewati proses review yang lebih ketat sehingga lebih banyak disitasi oleh artikel lain yang berkualitas,” ungkapnya.

Ia menambahkan dalam menulis jurnal perlu mengggali data lama dan mencocokkannya dengan data terbaru. Ia turut memotivasi peserta pelatihan artikel ilmiah bagi dosen muda dan peneliti IPB yang hadir untuk mencoba menulis artikel dimulai dari ide.

Langkah lainnya yakni dengan membuka data dan pending manuskrip serta melakukan proofreading sebelum mengirimkan jurnal untuk dipublikasi.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Beasiswa Belum Mampu...
Beasiswa Belum Mampu Tingkatkan APK Pendidikan Tinggi, Kemendikti Susun Strategi Nasional
Mendikti Saintek Terbitkan...
Mendikti Saintek Terbitkan Kepmen Baru, Atur Pengembangan Karier Dosen
UWKS Kukuhkan 3 Guru...
UWKS Kukuhkan 3 Guru Besar, Rektor: Amanah dan Berikan Manfaat untuk Masyarakat
Jadwal dan Persyaratan...
Jadwal dan Persyaratan Pendaftaran Jalur Ketua OSIS 2025 di IPB University
PASMAM 2025, FISIP Unpas...
PASMAM 2025, FISIP Unpas Gelar Lomba Simulasi Sidang ASEAN
Rektor Marsudi: Guru...
Rektor Marsudi: Guru Besar Harus Peka pada Masalah Bangsa
Universitas Bakrie Tambah...
Universitas Bakrie Tambah Guru Besar di Bidang Knowledge Management
Mendiktisaintek Brian...
Mendiktisaintek Brian Yuliarto Berstatus Dosen, Mengajar di Mana?
Pradita University Cetak...
Pradita University Cetak Lulusan Unggul, Siap Hadapi Tantangan Dunia Kerja
Rekomendasi
8 Merek Ban Paling Berharga...
8 Merek Ban Paling Berharga pada Tahun 2024
Turun 15 Persen, Saham...
Turun 15 Persen, Saham Tesla Menukik Tajam
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
Harga Emas Antam Kembali...
Harga Emas Antam Kembali Bangkit, Naik Rp12.000 per Gram Hari Ini
Ikan Berkepala Gumpalan...
Ikan Berkepala Gumpalan Ditemukan di Antara 27 Spesies Baru di Peru
BRICS: Tidak Ada yang...
BRICS: Tidak Ada yang Akan Percaya Dolar AS Lagi!
Berita Terkini
10 Contoh Pantun Pembuka...
10 Contoh Pantun Pembuka untuk Buka Puasa Bersama, Check It Out
3 jam yang lalu
Dukung Akademisi, Educativa...
Dukung Akademisi, Educativa Indonesia Hadirkan Solusi Riset hingga Publikasi Ilmiah
4 jam yang lalu
Lowongan Kerja Sucofindo...
Lowongan Kerja Sucofindo di Rekrutmen Bersama BUMN 2025, IPK 2.5 Bisa Daftar
4 jam yang lalu
Ini Dua Model Pembangunan...
Ini Dua Model Pembangunan Sekolah Rakyat
11 jam yang lalu
UI Soal Desakan Pembatalan...
UI Soal Desakan Pembatalan Gelar Doktor Bahlil: Tidak Relevan
15 jam yang lalu
UI: Bahlil Belum Lulus,...
UI: Bahlil Belum Lulus, Tuntutan Pembatalan Disertasi Tidak Tepat
16 jam yang lalu
Infografis
290 Senjata Nuklir Prancis...
290 Senjata Nuklir Prancis Ingin Lindungi Eropa dari Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved