Mahasiswa Unpad Kembangkan 5 Software untuk Pengindraan Jauh dan Fisika Batuan
loading...
![Mahasiswa Unpad Kembangkan...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2021/08/14/211/511092/mahasiswa-unpad-kembangkan-5-software-untuk-pengindraan-jauh-dan-fisika-batuan-wsx.jpg)
Pengembang perangkat lunak Indraja Buana. Foto/tangkapan layar laman Unpad
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Program Studi Geofisika Universitas Padjadjaran (Unpad) mengembangkan lima perangkat lunak (software) berbasis portal web untuk mendukung pembelajaran dan penelitian mengenai pengindraan jauh serta untuk mengukur parameter sifat fisis batuan.
Ketua Program Studi Geofisika Unpad Dr. Irwan Ary Dharmawan, M.Si., menjelaskan, pengembangan perangkat lunak tersebut didasarkan guna mempermudah pengguna dalam mengakses beragam data di bidang pengindraan jauh maupun pengukuran sifat fisis batuan.
Pengindraan jauh sendiri merupakan metode paling murah dalam melakukan pemetaan bumi. Pemetaan dilakukan melalui citra yang didasarkan dari data satelit. Selama ini, untuk mengakses citra satelit yang disajikan, salah satunya di Google Earth Engine, masih harus menggunakan bahasa pemograman.
“Kita buat portal sendiri di mana data bisa diakses siapapun tanpa memiliki pengetahuan mengenai bahasa pemograman,” ujar Irwan dilansir dari laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Jumat (13/8/2021).
Lima perangkat lunak ini bisa diakses secara gratis oleh seluruh masyarakat, serta membantu bagi seluruh bidang ilmu yang terkait dengan pengindraan jauh maupun pengukuran fisis batuan.
Perangkat lunak pertama adalah “Indraja Buana” (http://grid.unpad.ac.id/~ijb/). Perangkat lunak ini dikembangkan oleh Rifky Naufal Hendrawan SP dan tim. Indraja Buana merupakan perangkat untuk melihat berbagai potensi bumi yang diambil dari beragam data satelit yang ditampilkan pada Google Earth Engine.
Melalui perangkat lunak ini, pengguna bisa melihat beragam data seperti penjelajahan wilayah, NDVI dan agroklimat, kualitas udara, hingga tutupan lahan. Sebagai contoh, perangkat lunak ini bisa digunakan untuk melihat bagaimana perubahan polusi udara suatu wilayah sebelum hingga selama masa PSSB tahun lalu.
“Aplikasi ini bisa mencakup data bumi dari seluruh dunia, dengan penggunaan yang user friendly, sehingga orang yang tidak tahu bahasa pemograman bisa melihatnya,” kata Irwan.
Ketua Program Studi Geofisika Unpad Dr. Irwan Ary Dharmawan, M.Si., menjelaskan, pengembangan perangkat lunak tersebut didasarkan guna mempermudah pengguna dalam mengakses beragam data di bidang pengindraan jauh maupun pengukuran sifat fisis batuan.
Pengindraan jauh sendiri merupakan metode paling murah dalam melakukan pemetaan bumi. Pemetaan dilakukan melalui citra yang didasarkan dari data satelit. Selama ini, untuk mengakses citra satelit yang disajikan, salah satunya di Google Earth Engine, masih harus menggunakan bahasa pemograman.
“Kita buat portal sendiri di mana data bisa diakses siapapun tanpa memiliki pengetahuan mengenai bahasa pemograman,” ujar Irwan dilansir dari laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Jumat (13/8/2021).
Lima perangkat lunak ini bisa diakses secara gratis oleh seluruh masyarakat, serta membantu bagi seluruh bidang ilmu yang terkait dengan pengindraan jauh maupun pengukuran fisis batuan.
Perangkat lunak pertama adalah “Indraja Buana” (http://grid.unpad.ac.id/~ijb/). Perangkat lunak ini dikembangkan oleh Rifky Naufal Hendrawan SP dan tim. Indraja Buana merupakan perangkat untuk melihat berbagai potensi bumi yang diambil dari beragam data satelit yang ditampilkan pada Google Earth Engine.
Melalui perangkat lunak ini, pengguna bisa melihat beragam data seperti penjelajahan wilayah, NDVI dan agroklimat, kualitas udara, hingga tutupan lahan. Sebagai contoh, perangkat lunak ini bisa digunakan untuk melihat bagaimana perubahan polusi udara suatu wilayah sebelum hingga selama masa PSSB tahun lalu.
“Aplikasi ini bisa mencakup data bumi dari seluruh dunia, dengan penggunaan yang user friendly, sehingga orang yang tidak tahu bahasa pemograman bisa melihatnya,” kata Irwan.