Mahasiswa FK-UB Ramu Daun Belimbing Wuluh dan Cangkang Udang Jadi Obat Gusi Bengkak
loading...
A
A
A
JAKARTA - 3 mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan Topikal Nano Gel Ekstrak yang diolah dari daun belimbing wuluh dan cangkang udang yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka di gusi.
Gusi bengkak hingga mengeluarkan nanah (abses) merupakan salah satu kasus yang memerlukan penanganan dari dokter gigi . Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, kondisi tersebut dialami 14% penduduk Indonesia.
Tindakan yang umumnya dilakukan untuk meredakan abses pada gusi (gingiva) ialah dengan membuat sayatan menggunakan pisau bedah atau dikenal sebagai tindakan insisi.
Akan tetapi, tindakan tersebut dapat menimbulkan luka yang beresiko mengalami infeksi. Terutama, karena luka insisi tersebut berada pada rongga mulut yang kaya akan bakteri dan mikroorganisme.
Rasio terjadinya komplikasi infeksi pada tindakan insisi mencapai sebesar 14%-17%. Komplikasi yang ditimbulkan, antara lain pembengkakan, rasa nyeri, hingga infeksi sistemik.
Untuk mencegah komplikasi tersebut serta mempercepat penyembuhan luka, diperlukan suatu pengobatan tertentu.
“Oleh karena itu, tim kami dengan saya Ony Wulandari (FKG) sebagai ketua, serta Tasya Safina Utomoputri (FKG), dan Sekar Citra Priana (FKG) dibawah bimbingan drg. Nenny Prasetyaningrum, M.Ked berinovasi untuk menciptakan Topikal Nano Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh dan Cangkang Udang yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka insisi gingiva,” ujar Ony dilansir dari laman resmi UB di ub.ac.id, Kamis (19/8/2021).
Daun belimbing wuluh mengandung berbagai macam senyawa aktif seperti flavonoid, fenol, saponin, triterpenoid, alkaloid, tanin, dan kumarin. Selain penggunaannya yang masih minim, daun belimbing wuluh memiliki aktivitas antibakteri yang lebih tinggi dibandingkan batang maupun buahnya.
Gusi bengkak hingga mengeluarkan nanah (abses) merupakan salah satu kasus yang memerlukan penanganan dari dokter gigi . Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, kondisi tersebut dialami 14% penduduk Indonesia.
Tindakan yang umumnya dilakukan untuk meredakan abses pada gusi (gingiva) ialah dengan membuat sayatan menggunakan pisau bedah atau dikenal sebagai tindakan insisi.
Akan tetapi, tindakan tersebut dapat menimbulkan luka yang beresiko mengalami infeksi. Terutama, karena luka insisi tersebut berada pada rongga mulut yang kaya akan bakteri dan mikroorganisme.
Rasio terjadinya komplikasi infeksi pada tindakan insisi mencapai sebesar 14%-17%. Komplikasi yang ditimbulkan, antara lain pembengkakan, rasa nyeri, hingga infeksi sistemik.
Untuk mencegah komplikasi tersebut serta mempercepat penyembuhan luka, diperlukan suatu pengobatan tertentu.
“Oleh karena itu, tim kami dengan saya Ony Wulandari (FKG) sebagai ketua, serta Tasya Safina Utomoputri (FKG), dan Sekar Citra Priana (FKG) dibawah bimbingan drg. Nenny Prasetyaningrum, M.Ked berinovasi untuk menciptakan Topikal Nano Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh dan Cangkang Udang yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka insisi gingiva,” ujar Ony dilansir dari laman resmi UB di ub.ac.id, Kamis (19/8/2021).
Daun belimbing wuluh mengandung berbagai macam senyawa aktif seperti flavonoid, fenol, saponin, triterpenoid, alkaloid, tanin, dan kumarin. Selain penggunaannya yang masih minim, daun belimbing wuluh memiliki aktivitas antibakteri yang lebih tinggi dibandingkan batang maupun buahnya.