Kebutuhan Sosial-Kognitif Siswa, Blended Learning Jadi Landasan Sekolah Masa Depan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Metode pembelajaran blended learning dinilai mampu menyeimbangkan kebutuhan sosial dan kognitif siswa. Bahkan, blended learning diyakini bakal menjadi landasan sekolah masa depan.
Melalui metode pembelajaran campuran, antara luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring) itu, siswa bakal memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi pembelajaran daring secara luas sesuai minatnya masing-masing.
"Selain itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan dan keterampilan sosial lewat pertemuan luring dengan guru dan teman," ujar Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti dalam keterangannya, Minggu (22/8/2021).
Laksmi menyatakan, SMM memilih blended learning. Pasalnya, pihaknya meyakini, metode pembelajaran tersebut bakal menjadi landasan sekolah di masa depan.
Menurutnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat akan membuat siswa semakin banyak berinteraksi dengan aktivitas online yang cukup beragam.
Namun, di sisi lain, pertemuan tatap muka secara langsung dengan guru dan teman-temannya bakal tetap menjadi kebutuhan pokok anak.
"Blended learning ini untuk menyeimbangkan kebutuhan sosialnya dan kognitifnya," jelas Laksmi.
Lebih lanjut Laksmi mengatakan, SMM telah meluncurkan beberapa pusat aktivitas (hub) di kota-kota besar sebagai bagian dari rencana SMM untuk membuka puluhan sentra di kota lainnya.
Melalui metode pembelajaran campuran, antara luar jaringan (luring) dan dalam jaringan (daring) itu, siswa bakal memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi pembelajaran daring secara luas sesuai minatnya masing-masing.
"Selain itu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan dan keterampilan sosial lewat pertemuan luring dengan guru dan teman," ujar Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti dalam keterangannya, Minggu (22/8/2021).
Laksmi menyatakan, SMM memilih blended learning. Pasalnya, pihaknya meyakini, metode pembelajaran tersebut bakal menjadi landasan sekolah di masa depan.
Menurutnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat akan membuat siswa semakin banyak berinteraksi dengan aktivitas online yang cukup beragam.
Namun, di sisi lain, pertemuan tatap muka secara langsung dengan guru dan teman-temannya bakal tetap menjadi kebutuhan pokok anak.
"Blended learning ini untuk menyeimbangkan kebutuhan sosialnya dan kognitifnya," jelas Laksmi.
Lebih lanjut Laksmi mengatakan, SMM telah meluncurkan beberapa pusat aktivitas (hub) di kota-kota besar sebagai bagian dari rencana SMM untuk membuka puluhan sentra di kota lainnya.