Sintia Rahmah, Mahasiswa UMM yang Miliki 17 Medali Taekwondo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berawal dari keisengannya, kini Sintia Rahmah, salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses raih belasan medali kejuaraan olahraga taekwondo. Sintia, sapaan akrabnya mengungkapkan bahwa ia telah mendalami taekwondo sejak kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Pada saat itu, seni bela diri asal Korea ini sangat terkenal dan menjadi ektrakulikuler di sekolahnya.
“Saya dasarnya memang anak yang aktif dan suka sengan bidang olahraga. Sebelum ikut taekwondo , saya sempat ikut sepak bola. Namun ketika seni bela diri taekwondo makin terkenal, semua orang ingin mencoba cabang olahraga tersebut. Bahkan kakak dan adik saya juga mendaftar taekwondo di sekolah masing-masing,” ujar mahasiswa asal Kalimantan Tengah tersebut.
Sejak saat itu, Sintia mulai menekuni taekwondo dengan serius. Ia mulai mengikuti berbagai perlombaan taekwondo baik di tingkat provinsi, nasional, sampai ke internasional. Apalagi saat ia menjadi mahasiswa di UMM. Berbagai info perlombaan yang melimpah dari UMM membuatnya terus menerus mengikuti kejuaraan satu persatu. Ia pun seringkali memenangkannya baik secara tim maupun individu. Sebut saja Bandung International E-Poomsae Tournament dan Online Indonesia International Biho President Cup yang ia raih pada tahun ini.
Mahasiswa Fakultas Hukum ini juga sempat menceritakan pengalaman cederanya ketika mengikuti pertandingan. Saat itu pertandingan pertamanya sebagai seorang mahasiswa. Ia harus mengalami patah tulang di bagian hidung. Sintia harus menerima selama beberapa minggu agar bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
“Saat pertandingan saya bertemu dengan lawan yang lebih tinggi. Alhasil saya terkena pukulan di bagian hidung. Saat itu tulang hidung saya bengkok dan perlu perawatan dokter selama tiga minggu. Sampai sekarang pun hidung saya masih sensitif jika terkena sesuatu. Namun pengalaman tersebut tidak membuat saya berhenti dari taekwondo. Bagi saya cedera adalah salah satu konsekuensi dari seorang atlit,” kata anak kedua dari tiga bersaudara tersebut.
Sampai saat ini, Sintia telah memperoleh 17 medali dari berbagai kompetisi. Mulai dari medari perunggu perak, dan emas pada tingkat provinsi sampai tingkat Internasioanal. Terbaru Sintia berhasil memperoleh medali emas di kejuaraan Bandung Internasional E-Poomsae Tournament 2021.
Terakhir, Sintia mengatakan bahwa dukungan orang tua sangat berarti baginya. Menurutnya, dukungan mereka berdua membuatnya lebih bersemangat dalam menekuni hobi dan hal yang disukai. “Saya akan berusaha sebaik mungkin agar bisa berkembang dan memperoleh medali di kejuaraa-kejuaraan selanjutnya. Tentu dengan doa dan dukungan ayah dan ibu, sehingga akan memudahkan jalan yang saya tempuh,” pungkasnya.
“Saya dasarnya memang anak yang aktif dan suka sengan bidang olahraga. Sebelum ikut taekwondo , saya sempat ikut sepak bola. Namun ketika seni bela diri taekwondo makin terkenal, semua orang ingin mencoba cabang olahraga tersebut. Bahkan kakak dan adik saya juga mendaftar taekwondo di sekolah masing-masing,” ujar mahasiswa asal Kalimantan Tengah tersebut.
Sejak saat itu, Sintia mulai menekuni taekwondo dengan serius. Ia mulai mengikuti berbagai perlombaan taekwondo baik di tingkat provinsi, nasional, sampai ke internasional. Apalagi saat ia menjadi mahasiswa di UMM. Berbagai info perlombaan yang melimpah dari UMM membuatnya terus menerus mengikuti kejuaraan satu persatu. Ia pun seringkali memenangkannya baik secara tim maupun individu. Sebut saja Bandung International E-Poomsae Tournament dan Online Indonesia International Biho President Cup yang ia raih pada tahun ini.
Mahasiswa Fakultas Hukum ini juga sempat menceritakan pengalaman cederanya ketika mengikuti pertandingan. Saat itu pertandingan pertamanya sebagai seorang mahasiswa. Ia harus mengalami patah tulang di bagian hidung. Sintia harus menerima selama beberapa minggu agar bisa kembali beraktivitas seperti biasa.
“Saat pertandingan saya bertemu dengan lawan yang lebih tinggi. Alhasil saya terkena pukulan di bagian hidung. Saat itu tulang hidung saya bengkok dan perlu perawatan dokter selama tiga minggu. Sampai sekarang pun hidung saya masih sensitif jika terkena sesuatu. Namun pengalaman tersebut tidak membuat saya berhenti dari taekwondo. Bagi saya cedera adalah salah satu konsekuensi dari seorang atlit,” kata anak kedua dari tiga bersaudara tersebut.
Sampai saat ini, Sintia telah memperoleh 17 medali dari berbagai kompetisi. Mulai dari medari perunggu perak, dan emas pada tingkat provinsi sampai tingkat Internasioanal. Terbaru Sintia berhasil memperoleh medali emas di kejuaraan Bandung Internasional E-Poomsae Tournament 2021.
Terakhir, Sintia mengatakan bahwa dukungan orang tua sangat berarti baginya. Menurutnya, dukungan mereka berdua membuatnya lebih bersemangat dalam menekuni hobi dan hal yang disukai. “Saya akan berusaha sebaik mungkin agar bisa berkembang dan memperoleh medali di kejuaraa-kejuaraan selanjutnya. Tentu dengan doa dan dukungan ayah dan ibu, sehingga akan memudahkan jalan yang saya tempuh,” pungkasnya.
(mpw)