Ajak 1.000 Guru Jadi Konten Kreator di Aplikasi Bangkit Belajar

Selasa, 14 September 2021 - 08:45 WIB
loading...
Ajak 1.000 Guru Jadi Konten Kreator di Aplikasi Bangkit Belajar
Smart School Indonesia menginisiasi sebuah metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman di Era Digital melalui platform belajar online. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Smart School Indonesia menginisiasi sebuah metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman di Era Digital melalui platform belajar online yang diberi nama Aplikasi Bangkit Belajar.

Aplikasi tersebut rencananya akan dikenalkan secara luas ke masyarakat Indonesia dalam webinar bertajuk Pembelajaran Berbasis Pengalaman di Era Digital, yang akan digelar pada 25 September 2021 mendatang.



Founder Smart School Indonesia, Johannes Agus Taruna, mengatakan kurikulum dan metode pendidikan di Indonesia masih terus berganti. Itu dilakukan untuk mendapatkan formula terbaik metode pembelajaran di Indonesia. Namun menurutnya, selama ini telah ada metode pembelajaran yang efektif yaitu Pembelajaran Berbasis Pengalaman.

Menurutnya, dengan perkembangan teknologi digital, metode tersebut semakin mudah untuk diterapkan. Salah satunya seperti aplikasi Bangkit Belajar yang dikembangkan oleh Smart School Indonesia. “Aplikasi Bangkit Belajar telah digunakan di Smart School Indonesia sejak sebelum pandemi,” ujar Johannes dalam keterangan pers, Selasa (14/9/2021).

Melalui webinar yang ditargetkan akan diikuti 1.000 guru dan calon guru di Indonesia itu, juga ingin membentuk komunitas, dengan mengajak guru dan calon guru di Indonesia untuk bergabung. Dimana anggota komunitas nantinya dapat mengisi konten dalam aplikasi Bangkit Bersama. Tentu saja dengan standarisasi yang telah ditetapkan, yang akan didapatkan selama pelatihan.



Dwi Sunu W Pebruanto, dari Universitas Ciputra menjelaskan, untuk memahami lebih lanjut mengenai pembelajaran berbasis pengalaman seperti dijelaskan dalam Buku Creating Your Child’s Future Now.

Dimana pembelajaran berbasis pengalaman adalah tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga mengajak siswa untuk menciptakan sesuatu yang baru, guru diajarkan menjadi kreator sebuah project, dan siswa terlibat di dalamnya.

“Buku sebagai triger, ingin menggugah, betapa penting untuk berubah,” ujar Sunu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1477 seconds (0.1#10.140)