Plt Dirjen Dikti Lepas 3.923 Mahasiswa Unej Ikuti Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Dikti Kemendibudristek , Prof. Nizam, melepas 3.923 mahasiswa Universitas Jember yang mengikuti program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di semester gasal tahun akademik 2021/2022, secara daring (28/9).
Dalam sambutannya, Prof. Nizam berharap seluruh mahasiswa peserta program MBKM memanfaatkan kesempatan emas ini untuk meningkatkan kompetensi sesuai keilmuan yang ditekuni sembari belajar pengetahuan baru.
Khusus bagi mahasiswa yang mengikuti program pertukaran mahasiswa, Prof. Nizam berharap kesempatan belajar di kampus lain dapat membuka cakrawala pemikiran karena menjadi pintu untuk belajar budaya dan kearifan lokal di berbagai belahan Indonesia.
Menurutnya, program MBKM adalah terobosan penting Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek, dimana pembelajaran tidak lagi sebatas di ruang kuliah namun berubah menjadi konsep pembelajaran semesta, belajar bisa dimana saja. Saat ini, belum banyak negara yang memberlakukan sistem seperti ini secara masif.
"Tujuannya agar mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinya. Selain itu, kesempatan belajar di kampus lain di pelosok nusantara dapat memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa untuk belajar budaya Indonesia yang beraneka ragam. Mahasiswa Universitas Jember bisa kuliah di kampus di Ambon atau Papua dan sebaliknya,” ujar Prof. Nizam.
Selain melepas 3.923 mahasiswa Universitas Jember belajar di kampus dan instansi lain, hari itu Universitas Jember resmi menerima 2.261 mahasiswa dari PTN dan PTS yang akan belajar di Universitas Jember.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Rektor I bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Jember, Prof. Slamin dalam laporannya di hadapan Rektor, beserta para Wakil Rektor beserta jajaran Dekan yang hadir secara luring terbatas di aula lantai III gedung rektorat.
“Ada 3.923 mahasiswa kita yang akan belajar dan magang di berbagai kampus dan instansi, sebaliknya kita menerima 2.261 mahasiswa dari 94 PTN dan PTS lain dari seluruh Indonesia,” jelas Prof. Slamin.
Menurut guru besar teori Graph ini, dari data yang ada kebanyakan mahasiswa Universitas Jember memilih program pertukaran mahasiswa. Sementara sisanya memilih program magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, riset independen, KKN tematik, program membangun desa, serta yang terbaru adalah program Pejuang Muda hasil kolaborasi dengan Kemensos RI.
“Dari 3.923 mahasiswa Universitas Jember peserta program MBKM, ada 2.235 mahasiswa yang memilih kuliah di kampus lain baik di dalam negeri maupun luar negeri melalui program pertukaran mahasiswa. Sedangkan untuk program Pejuang Muda Kemensos sudah ada 305 pendaftar,” imbuh Prof. Slamin.
Rektor Universitas Jember mengharapkan Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) sebagai pembina program MBKM di Universitas Jember terus meningkatkan sinergi dengan dosen dan mahasiswa, mengingat animo mahasiswa mengikuti program MBKM cukup tinggi.
“Untuk semester genap tahun akademik 2021/2022 yang akan datang saja sudah ada 1.415 mahasiswa yang mendaftarkan diri dan akan terus bertambah. Oleh karena itu perlu kerja sama dengan semua pihak agar program MBKM di Universitas Jember berjalan sukses,” tutur Iwan Taruna.
Dampak positif mengikuti program MBKM diceritakan secara daring oleh Retalia Risma Sari, mahasiswi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian yang magang di PT. Pupuk Kaltim. Selain memperoleh pengalaman kerja dan membangun jejaring, Retalia kini mulai menapaki langkah berwirausaha menjadi distributor pupuk produksi PT. Pupuk Kaltim.
“Alhamdulillah, hasil magang di PT. Pupuk Kaltim selama enam bulan selain bisa mengetahui seluk beluk bisnis pupuk saya juga dipercaya menjadi distributor produk PT. Pupuk Kaltim,” cerita mahasiswi angkatan 2017 ini.
Kisah senada juga diungkapkan oleh Dave Sugiharto, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang magang di jasa konsultasi kesehatan melalui laman Halodoc. Begitu magang, Dave jadi tahu bagaimana cara memberikan konsultasi kesehatan kepada pelanggan. Sementara itu Muhammad Nu’man dari Program Studi Pendidikan IPA FKIP bersama kawan-kawannya memilih mengikuti Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dengan membangun Rumah Belajar di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Jember.
Pengalaman menempuh kuliah di PTN lain sambil mempelajari budaya lokal lantas disampaikan oleh Nana Mardiyana yang belajar di tiga PTN sekaligus, yakni di Institut Pertanian Bogor, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan Universitas Tadulako, Palu. Tidak hanya belajar di perguruan tinggi di dalam negeri, program MBKM memfasilitasi mahasiswa untuk kuliah di luar negeri.
“Saya sangat bersyukur, melalui program Kredit Transfer Internasional yang ada di program MBKM saya bisa merasakan kuliah di Flensburg University of Applied Science di Jerman, sehingga memotivasi saya untuk mendapatkan beasiswa guna studi lanjut di Jerman,” kata Yayuk Fatmawati, mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP.
Dalam sambutannya, Prof. Nizam berharap seluruh mahasiswa peserta program MBKM memanfaatkan kesempatan emas ini untuk meningkatkan kompetensi sesuai keilmuan yang ditekuni sembari belajar pengetahuan baru.
Khusus bagi mahasiswa yang mengikuti program pertukaran mahasiswa, Prof. Nizam berharap kesempatan belajar di kampus lain dapat membuka cakrawala pemikiran karena menjadi pintu untuk belajar budaya dan kearifan lokal di berbagai belahan Indonesia.
Menurutnya, program MBKM adalah terobosan penting Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek, dimana pembelajaran tidak lagi sebatas di ruang kuliah namun berubah menjadi konsep pembelajaran semesta, belajar bisa dimana saja. Saat ini, belum banyak negara yang memberlakukan sistem seperti ini secara masif.
"Tujuannya agar mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinya. Selain itu, kesempatan belajar di kampus lain di pelosok nusantara dapat memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa untuk belajar budaya Indonesia yang beraneka ragam. Mahasiswa Universitas Jember bisa kuliah di kampus di Ambon atau Papua dan sebaliknya,” ujar Prof. Nizam.
Selain melepas 3.923 mahasiswa Universitas Jember belajar di kampus dan instansi lain, hari itu Universitas Jember resmi menerima 2.261 mahasiswa dari PTN dan PTS yang akan belajar di Universitas Jember.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Rektor I bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Jember, Prof. Slamin dalam laporannya di hadapan Rektor, beserta para Wakil Rektor beserta jajaran Dekan yang hadir secara luring terbatas di aula lantai III gedung rektorat.
“Ada 3.923 mahasiswa kita yang akan belajar dan magang di berbagai kampus dan instansi, sebaliknya kita menerima 2.261 mahasiswa dari 94 PTN dan PTS lain dari seluruh Indonesia,” jelas Prof. Slamin.
Menurut guru besar teori Graph ini, dari data yang ada kebanyakan mahasiswa Universitas Jember memilih program pertukaran mahasiswa. Sementara sisanya memilih program magang, asistensi mengajar di satuan pendidikan, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, riset independen, KKN tematik, program membangun desa, serta yang terbaru adalah program Pejuang Muda hasil kolaborasi dengan Kemensos RI.
“Dari 3.923 mahasiswa Universitas Jember peserta program MBKM, ada 2.235 mahasiswa yang memilih kuliah di kampus lain baik di dalam negeri maupun luar negeri melalui program pertukaran mahasiswa. Sedangkan untuk program Pejuang Muda Kemensos sudah ada 305 pendaftar,” imbuh Prof. Slamin.
Rektor Universitas Jember mengharapkan Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) sebagai pembina program MBKM di Universitas Jember terus meningkatkan sinergi dengan dosen dan mahasiswa, mengingat animo mahasiswa mengikuti program MBKM cukup tinggi.
“Untuk semester genap tahun akademik 2021/2022 yang akan datang saja sudah ada 1.415 mahasiswa yang mendaftarkan diri dan akan terus bertambah. Oleh karena itu perlu kerja sama dengan semua pihak agar program MBKM di Universitas Jember berjalan sukses,” tutur Iwan Taruna.
Dampak positif mengikuti program MBKM diceritakan secara daring oleh Retalia Risma Sari, mahasiswi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian yang magang di PT. Pupuk Kaltim. Selain memperoleh pengalaman kerja dan membangun jejaring, Retalia kini mulai menapaki langkah berwirausaha menjadi distributor pupuk produksi PT. Pupuk Kaltim.
“Alhamdulillah, hasil magang di PT. Pupuk Kaltim selama enam bulan selain bisa mengetahui seluk beluk bisnis pupuk saya juga dipercaya menjadi distributor produk PT. Pupuk Kaltim,” cerita mahasiswi angkatan 2017 ini.
Kisah senada juga diungkapkan oleh Dave Sugiharto, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang magang di jasa konsultasi kesehatan melalui laman Halodoc. Begitu magang, Dave jadi tahu bagaimana cara memberikan konsultasi kesehatan kepada pelanggan. Sementara itu Muhammad Nu’man dari Program Studi Pendidikan IPA FKIP bersama kawan-kawannya memilih mengikuti Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dengan membangun Rumah Belajar di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Jember.
Pengalaman menempuh kuliah di PTN lain sambil mempelajari budaya lokal lantas disampaikan oleh Nana Mardiyana yang belajar di tiga PTN sekaligus, yakni di Institut Pertanian Bogor, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan Universitas Tadulako, Palu. Tidak hanya belajar di perguruan tinggi di dalam negeri, program MBKM memfasilitasi mahasiswa untuk kuliah di luar negeri.
“Saya sangat bersyukur, melalui program Kredit Transfer Internasional yang ada di program MBKM saya bisa merasakan kuliah di Flensburg University of Applied Science di Jerman, sehingga memotivasi saya untuk mendapatkan beasiswa guna studi lanjut di Jerman,” kata Yayuk Fatmawati, mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP.
(mpw)