Cerita Wisudawan Terbaik ITS Penerima Bidikmisi dengan Sederet Prestasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Muhammad Ammar Asyraf tidak hanya menjadi lulusan terbaik program beasiswa Bidikmisi di wisuda Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke-124. Wisudawan asal Departemen Teknik Fisika ITS ini juga telah memberikan sederet kontribusi kepada masyarakat selama ia duduk di bangku perkuliahan.
Kisah Ammar diawali ketika pria asal Probolinggo ini lolos melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan berhasil mendapat beasiswa program Bidikmisi .
Bermula dari kesukaannya pada bidang matematika dan fisika membuat Ammar memilih melanjutkan pendidikan pada program studi Teknik Fisika. Ditambah dengan adanya dukungan orang tua membuat ia bertekad menuntut ilmu di ITS secara optimal.
Ammar menceritakan usaha yang pernah ia raih pada tahun pertama menjadi mahasiswa di kampus pahlawan. Misalnya, pada lomba Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), ia berhasil mendapat pendanaan.
Adapun ide yang dituangkan adalah memperkenalkan dan memodifikasi model pembelajaran fisika. “Dengan cara yang lebih asyik agar lebih disukai anak sekolah,” ungkapnya melansir laman resmi ITS di its.ac.id, Kamis (14/10/2021).
Sementara itu, pada tahun kedua dan ketiga, mahasiswa yang lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82 ini aktif di organisasi kampus maupun himpunan mahasiswa. Selanjutnya di tahun keempat ia mencoba Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE).
Bersama rekan satu tim, ia membuat Speech Enhancement berbasis Machine Learning pada simulasi implant koklea pada lingkungan noisy reverberant. Sebuah alat bantu untuk memperjelas informasi yang didengar dan mengurangi efek kebisingan pada ruangan maupun tempat ramai.
Akhirnya Ammar dan tim berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp6 juta untuk PKM-RE yang diajukan. Di mana karyanya tersebut tidak berhenti disitu saja karena ia melanjutkan dengan mengangkatnya sebagai topik skripsi.
Saat ini ia sedang melanjutkan program magister pada Departemen Teknik Fisika Rekayasa Instrumentasi Industri ITS. “Rencananya pada tesis S2 nanti, saya ingin mengembangkan karya dari skripsi,” tambah Ammar.
Dalam melewati semua ini, Ammar mengaku memiliki rintangan dalam manajemen waktu. Namun, hal tersebut dapat ia siasati dengan fokus saat kelas berlangsung serta rapat secara efisien.
Sehingga seusai kelas maupun rapat, ia sudah mendapat informasi yang baik dan bisa melanjutkan mengerjakan aktivitas lainnya. Menurutnya, berbagai pelatihan dari kampus sangat membantunya dalam melakukan manajemen waktu yang baik.
“Menjaga motivasi diri kala sedang tertekan banyaknya tugas itu juga penting,” ujarnya.
Prinsip yang dipegang Ammar selama berkuliah ialah sebagai mahasiswa memiliki amanah dan tanggung jawab kepada masyarakat sehingga jangan sampai menyiakan waktu kuliah. Ammar berpesan agar selalu ingat untuk tidak berhenti ketika gagal, namun dapat berhenti apabila telah selesai.
“Setiap orang memiliki jalan kesuksesan masing-masing dan tidak perlu membandingkan dengan yang lain,” pungkasnya.
Kisah Ammar diawali ketika pria asal Probolinggo ini lolos melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan berhasil mendapat beasiswa program Bidikmisi .
Bermula dari kesukaannya pada bidang matematika dan fisika membuat Ammar memilih melanjutkan pendidikan pada program studi Teknik Fisika. Ditambah dengan adanya dukungan orang tua membuat ia bertekad menuntut ilmu di ITS secara optimal.
Ammar menceritakan usaha yang pernah ia raih pada tahun pertama menjadi mahasiswa di kampus pahlawan. Misalnya, pada lomba Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), ia berhasil mendapat pendanaan.
Adapun ide yang dituangkan adalah memperkenalkan dan memodifikasi model pembelajaran fisika. “Dengan cara yang lebih asyik agar lebih disukai anak sekolah,” ungkapnya melansir laman resmi ITS di its.ac.id, Kamis (14/10/2021).
Sementara itu, pada tahun kedua dan ketiga, mahasiswa yang lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82 ini aktif di organisasi kampus maupun himpunan mahasiswa. Selanjutnya di tahun keempat ia mencoba Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE).
Bersama rekan satu tim, ia membuat Speech Enhancement berbasis Machine Learning pada simulasi implant koklea pada lingkungan noisy reverberant. Sebuah alat bantu untuk memperjelas informasi yang didengar dan mengurangi efek kebisingan pada ruangan maupun tempat ramai.
Akhirnya Ammar dan tim berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp6 juta untuk PKM-RE yang diajukan. Di mana karyanya tersebut tidak berhenti disitu saja karena ia melanjutkan dengan mengangkatnya sebagai topik skripsi.
Saat ini ia sedang melanjutkan program magister pada Departemen Teknik Fisika Rekayasa Instrumentasi Industri ITS. “Rencananya pada tesis S2 nanti, saya ingin mengembangkan karya dari skripsi,” tambah Ammar.
Dalam melewati semua ini, Ammar mengaku memiliki rintangan dalam manajemen waktu. Namun, hal tersebut dapat ia siasati dengan fokus saat kelas berlangsung serta rapat secara efisien.
Sehingga seusai kelas maupun rapat, ia sudah mendapat informasi yang baik dan bisa melanjutkan mengerjakan aktivitas lainnya. Menurutnya, berbagai pelatihan dari kampus sangat membantunya dalam melakukan manajemen waktu yang baik.
“Menjaga motivasi diri kala sedang tertekan banyaknya tugas itu juga penting,” ujarnya.
Prinsip yang dipegang Ammar selama berkuliah ialah sebagai mahasiswa memiliki amanah dan tanggung jawab kepada masyarakat sehingga jangan sampai menyiakan waktu kuliah. Ammar berpesan agar selalu ingat untuk tidak berhenti ketika gagal, namun dapat berhenti apabila telah selesai.
“Setiap orang memiliki jalan kesuksesan masing-masing dan tidak perlu membandingkan dengan yang lain,” pungkasnya.
(mpw)