Tutup Oase PTKI 2021, Ini Harapan Dirjen Pendis untuk Mahasiswa dan PTKI
loading...
A
A
A
BANDA ACEH - Direktur Jenderal Pendidikan Islam ( Dirjen Pendis ) Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, Olimpiade Agama, Sains dan Riset (Oase) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) 2021 se-Indonesia sebagai wujud komitmen bersama untuk memberikan penguatan capacity building kepada mahasiswa.
Kompetisi ini digelar agar mereka memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, menajamkan intelektualitas yang diwujudkan dalam pelbagai karya-karya ilmiah akademik sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Hal ini menandakan bahwa OASE merupakan sebuah kompetisi yang luar biasa, bergengsi dan inklusif," kata Ali Ramdhani dalam penutupan Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) PTKI 2021 di UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Minggu (28/11/2021).
Menurut Ali, dalam ajang bergengsi ini diharapkan dapat menguatkan jalinan solidaritas antar PTKI dan membangkitkan motivasi mahasiswa dan dosen, pengelola program studi dan pengelola perguruan tinggi lingkup PTKI.
Langkah ini untuk menyiapkan pola pendidikan yang inovatif dan berdaya saing tinggi agar mampu bersaing tidak hanya pada tingkat lokal dan wilayah, tetapi juga tingkat nasional, dan bahkan internasional.
"Oase juga diharapkan mampu menumbuhkan iklim dan tradisi akademik di kalangan mahasiswa dan menjadi salah satu program strategis dalam rangka pembinaan generasi muda (mahasiswa) melalui stimulan untuk pengembangan daya nalar, kritis, kreativitas, inovatif," katanya.
Pergelaran olimpiade perdana ini mengusung tema 'Integrasi Agama Sains Untuk Kebangsaan dan Kemanusiaan' adalah sangat tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa, bahkan kondisi dunia hari ini.
"Di era seperti sekarang ini, menuntut kita untuk bisa bertahan hidup (survive). Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan atau kepintaran semata, tetapi yang lebih penting adalah kita harus mampu merespons setiap kondisi yang dihadapi," terangnya.
Dia berharap, para mahasiswa diharapkan mampu menyuguhkan ide, gagasan dan pemikiran yang dapat memberikan solusi menghadapi kondisi pademi Covid-19. Tidak hanya mengandalkan apa yang tertera dalam kurikulum dan pembelajaran semata hal itu tidak akan cukup.
Tentu, lanjut dia, harus didukung dengan kegiatan-kegiatan extra kurikuler lainnya. Hal ini membutuhkan komitmen bersama antara Kemenag dengan Pimpinan PTKI. "Saya meminta kepada para Rektor/Ketua PTKI untuk mendukung penuh kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Jika para mahasiswa itu pintar, cerdas dan berdaya saing yang akan menikmati dampaknya adalah PTKI itu sendiri," kata dia.
Ramdhani menambahkan, Oase PTKI merupakan investasi sumber daya yang tak ternilai harganya sekaligus sebagai pertanggungjawaban kampus di muka publik. Karena itu, mahasiswa harus dipandang sebagai mitra pengembangan kampus.
Apalagi, menghadapi era revolusi industry 4.0 dengan pemenuhan kebutuhan yang serba digital. Maka lahirnya mahasiswa yang kreatif dan inovatif menjadi keniscayaan. Namun demikian, lanjut dia, perlu dilakukan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama. Tidak mudah namun bukan hal yang mustahil.
"Kita harus berikhtiar untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa menyambut Indonesia Emas 2045. Jika saja 1,2 juta mahasiswa PTKI yang kita miliki menunjukkan kualitas dan karakter yang unggul, kita akan memiliki sumber daya manusia bagi penggerak pembangunan dan perubahan," ujarnnya.
Ali berharap kepada para peserta PTKI yang belum menang dalam olimpiade Oase ini menjadi pengalaman kegagalan kali ini sebagai guru yang berharga untuk kemenangan di kompetisi berikutnya. "Semoga Oase melahirkan bibit-bibit unggul dan sang juara di dalam olah pikir di bidang agama, sains dan riset," katanya.
Ajang Oase 2021 ini sebagai juara umum dimenangkan oleh tuan rumah, UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Pemenang kedua, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan ketiga UIN Maulana Malik Ibrahim.
Untuk diketahui, rangkaian kegiatan ini terdiri dari: proses pendaftaran peserta (5 s/d 20 Oktober 2021) untuk 23 cabang lomba yang diperlombakan pada OASE PTKI I Tahun 2021. OASE diikuti 2.955 peserta dari 184 PTKI dan PTKIS se-Indonesia yang ikut bersaing.
Kemudian, semua peserta tersebut, mengikuti tahap penyisihan (23 sampai dengan 29 Oktober 2021), lalu tahap semifinal (6 s.d 13 November 2021), dan tahap final yang dilaksanakan pada 25-27 November 2021.
Kegiatan OASE pertama ini yang dibuka tanggal 15 November 2021, dilaksanakan dengan sistem blanded, yakni daring dan luring. Sistem daring dilaksanakan melalui zoom meeting dan sistem CBT (Computer Based Test atau Tes Berbasis Komputer).
Sedangkan sistem luring, khusus dilaksanakan bagi finalis dari 11 cabang lomba Karya Inovasi, dengan cara melakukan presentasi yaitu dengan membawa produk inovasi hasil karyanya ke UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Kompetisi ini digelar agar mereka memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, menajamkan intelektualitas yang diwujudkan dalam pelbagai karya-karya ilmiah akademik sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Hal ini menandakan bahwa OASE merupakan sebuah kompetisi yang luar biasa, bergengsi dan inklusif," kata Ali Ramdhani dalam penutupan Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) PTKI 2021 di UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Minggu (28/11/2021).
Menurut Ali, dalam ajang bergengsi ini diharapkan dapat menguatkan jalinan solidaritas antar PTKI dan membangkitkan motivasi mahasiswa dan dosen, pengelola program studi dan pengelola perguruan tinggi lingkup PTKI.
Langkah ini untuk menyiapkan pola pendidikan yang inovatif dan berdaya saing tinggi agar mampu bersaing tidak hanya pada tingkat lokal dan wilayah, tetapi juga tingkat nasional, dan bahkan internasional.
"Oase juga diharapkan mampu menumbuhkan iklim dan tradisi akademik di kalangan mahasiswa dan menjadi salah satu program strategis dalam rangka pembinaan generasi muda (mahasiswa) melalui stimulan untuk pengembangan daya nalar, kritis, kreativitas, inovatif," katanya.
Pergelaran olimpiade perdana ini mengusung tema 'Integrasi Agama Sains Untuk Kebangsaan dan Kemanusiaan' adalah sangat tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa, bahkan kondisi dunia hari ini.
"Di era seperti sekarang ini, menuntut kita untuk bisa bertahan hidup (survive). Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan atau kepintaran semata, tetapi yang lebih penting adalah kita harus mampu merespons setiap kondisi yang dihadapi," terangnya.
Dia berharap, para mahasiswa diharapkan mampu menyuguhkan ide, gagasan dan pemikiran yang dapat memberikan solusi menghadapi kondisi pademi Covid-19. Tidak hanya mengandalkan apa yang tertera dalam kurikulum dan pembelajaran semata hal itu tidak akan cukup.
Tentu, lanjut dia, harus didukung dengan kegiatan-kegiatan extra kurikuler lainnya. Hal ini membutuhkan komitmen bersama antara Kemenag dengan Pimpinan PTKI. "Saya meminta kepada para Rektor/Ketua PTKI untuk mendukung penuh kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Jika para mahasiswa itu pintar, cerdas dan berdaya saing yang akan menikmati dampaknya adalah PTKI itu sendiri," kata dia.
Ramdhani menambahkan, Oase PTKI merupakan investasi sumber daya yang tak ternilai harganya sekaligus sebagai pertanggungjawaban kampus di muka publik. Karena itu, mahasiswa harus dipandang sebagai mitra pengembangan kampus.
Apalagi, menghadapi era revolusi industry 4.0 dengan pemenuhan kebutuhan yang serba digital. Maka lahirnya mahasiswa yang kreatif dan inovatif menjadi keniscayaan. Namun demikian, lanjut dia, perlu dilakukan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama. Tidak mudah namun bukan hal yang mustahil.
"Kita harus berikhtiar untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa menyambut Indonesia Emas 2045. Jika saja 1,2 juta mahasiswa PTKI yang kita miliki menunjukkan kualitas dan karakter yang unggul, kita akan memiliki sumber daya manusia bagi penggerak pembangunan dan perubahan," ujarnnya.
Ali berharap kepada para peserta PTKI yang belum menang dalam olimpiade Oase ini menjadi pengalaman kegagalan kali ini sebagai guru yang berharga untuk kemenangan di kompetisi berikutnya. "Semoga Oase melahirkan bibit-bibit unggul dan sang juara di dalam olah pikir di bidang agama, sains dan riset," katanya.
Ajang Oase 2021 ini sebagai juara umum dimenangkan oleh tuan rumah, UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Pemenang kedua, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan ketiga UIN Maulana Malik Ibrahim.
Untuk diketahui, rangkaian kegiatan ini terdiri dari: proses pendaftaran peserta (5 s/d 20 Oktober 2021) untuk 23 cabang lomba yang diperlombakan pada OASE PTKI I Tahun 2021. OASE diikuti 2.955 peserta dari 184 PTKI dan PTKIS se-Indonesia yang ikut bersaing.
Kemudian, semua peserta tersebut, mengikuti tahap penyisihan (23 sampai dengan 29 Oktober 2021), lalu tahap semifinal (6 s.d 13 November 2021), dan tahap final yang dilaksanakan pada 25-27 November 2021.
Kegiatan OASE pertama ini yang dibuka tanggal 15 November 2021, dilaksanakan dengan sistem blanded, yakni daring dan luring. Sistem daring dilaksanakan melalui zoom meeting dan sistem CBT (Computer Based Test atau Tes Berbasis Komputer).
Sedangkan sistem luring, khusus dilaksanakan bagi finalis dari 11 cabang lomba Karya Inovasi, dengan cara melakukan presentasi yaitu dengan membawa produk inovasi hasil karyanya ke UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
(mpw)