ITS Rancang Alat Pengendali Hama Berbasis Spektrum Cahaya

Rabu, 01 Desember 2021 - 04:35 WIB
loading...
ITS Rancang Alat Pengendali...
Panel surya dan alat kontrol sebagai sumber energi dan pengontrol alat pengendali hama tim KKN Abmas Desa Bungur, Nganjuk. Foto/tangkapan layar
A A A
JAKARTA - ITS melalui Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat ( KKN Abmas ) menciptakan alat pengendali hama berbasis spektrum cahaya menggunakan lampu Light Emitting Diode (LED). Alat ini ramah lingkungan karena memanfaatkan tenaga surya dan cenderung lebih terjangkau dari pada pestisida.

Alat ini pun telah dipasang di Desa Bangur, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk yang memiliki potensi tanaman bawang namun terancam dengan serangan hama ngengat.



Berupaya menjaga produktivitas bawangnya, Mewakili Tim KKN Abmas ITS Dr Suyatno menyebutkan umumnya petani menggunakan pestisida dan lampu pijar untuk membasmi hama. Namun pendekatan tersebut masih tergolong kurang efektif dan efisien.

Suyatno dan tim mengusulkan solusi alat pengendali hama yang memanfaatkan teknologi yang lebih modern yakni spektrum cahaya dengan indikasi warna tertentu. Spektrum warna yang digunakan dalam alat ciptaan Tim KKN Abmas ini ada dua yakni ungu dan merah.

“Alasan pemilihan warna tersebut adalah bahwa hama ngengat cenderung menyukai warna ungu dan tidak menyukai warna merah,” katanya melansir laman resmi ITS di its.ac.id, Selasa (30/11/2021).



Kedua spektrum warna cahaya itu dipancarkan melalui lampu LED berdaya tiga watt yang memanfaatkan panel surya sebagai sumber energi listrik. Lampu LED tersebut dipasang pada bagian tengah dan pinggir lahan pertanian dengan jarak antar lampu tiga meter.

Lampu berspektrum warna merah diletakkan pada bagian tengah agar hama menjauhi lahan tanaman. Sedangkan di pinggir lahan dipasang lampu berspektrum warna ungu untuk menarik hama mendekati cairan penjebak.

Suyatno berujar bahwa alat pengendali hama dengan LED ini lebih praktis karena dilengkapi dengan alat kontrol yang bekerja secara otomatis. Ketika matahari terbenam alat kontrol akan otomatis menyala dan mengontrol intensitas cahaya dari lampu LED.

“Selain itu, alat pengontrol juga mengatur listrik dan tegangan yang masuk ke lampu, membatasi arus yang masuk dari panel surya, dan mengatur arus yang masuk ke baterai sebagai penyimpan energi,” papar Dosen Departemen Fisika ITS ini.

Selain praktis, alat ciptaan Tim KKN Abmas ini juga aman dan terjangkau bagi petani. Dengan total tegangan 12 volt dan arus setengah ampere, alat pengendali hama ini memiliki risiko sengatan listrik yang sangat rendah.

Bahkan ketika musim hujan alat pengendali hama ini tetap dapat bekerja optimal karena kotak penyimpan pengontrolnya tahan air. Secara harga pun alat ini unggul karena lebih murah dari pestisida dan lampu pijar dari listrik PLN.

“Pestisida umumnya dijual seharga Rp300.000 per botol ukuran kecil. Alat ini juga menekan biaya listrik karena murni menggunakan energi cahaya matahari,” tegasnya.

Lebih lanjut, alumni ITS ini memaparkan meskipun relatif lebih murah, alat ini terbukti mampu mengendalikan hama sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya hama yang didapat ketika masa uji coba.

Saking banyaknya, bak penjebak harus diganti setiap dua hari. Melihat keberhasilan ini, Suyatno berambisi mengembangkan kegunaan alatnya dalam bidang lain. Ia berencana menambah spektrum warna cahaya dalam alatnya agar penggunaannya lebih meluas ke hama lain, mengingat setiap hama memiliki kepekaan warna yang berbeda.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
BINUS University Kembangkan...
BINUS University Kembangkan Perangkat Literasi dan Navigasi untuk Disabilitas Netra
Kisah Ruswandi, Lulus...
Kisah Ruswandi, Lulus Doktor ITS 2,5 Tahun dengan 29 Publikasi Internasional
Inovasi Skrining Kanker...
Inovasi Skrining Kanker Serviks Berbasis AI Mahasiswa UI dan ITB Raih Juara di Qatar
Viral Mahasiswa ITS...
Viral Mahasiswa ITS Tempuh 80 Km Tiap Hari untuk Bisa Kuliah dan Jualan Ayam Geprek, Ini Sosoknya
Cerita Ester, Wisudawan...
Cerita Ester, Wisudawan Termuda ITS Kelar Kuliah Teknik di Usia 20 Tahun
Anargya ITS Jadi Satu-satunya...
Anargya ITS Jadi Satu-satunya Tim Riset Mahasiswa yang Pamer Karya di GIIAS 2024
Hari Ini Pengumuman...
Hari Ini Pengumuman Seleksi Mandiri ITS Gelombang 2 2024, Klik Link Berikut
Di Tangan Mahasiswa...
Di Tangan Mahasiswa Unpad, Limbah Jengkol Disulap Jadi Sabun
Canggih! Mahasiswa Universitas...
Canggih! Mahasiswa Universitas Nusa Mandiri Ciptakan Aplikasi Pengenal Wajah
Rekomendasi
Daya Beli Turun Saat...
Daya Beli Turun Saat Lebaran 2025, Mal Ramai Tapi Minim yang Belanja
Ikut Pertamina UMK Academy,...
Ikut Pertamina UMK Academy, Produk UMKM Bisa Go Global
Volume Kendaraan di...
Volume Kendaraan di GT Kalikangkung Tembus 25.000 Kendaraan Malam Ini
Hari di Mana Khabib...
Hari di Mana Khabib Nurmagomedov Nyaris Kalah Lawan Justin Gaethje
Keanu Reeves Dipastikan...
Keanu Reeves Dipastikan Bakal Bintangi Film John Wick 5
BRI Bagikan Tips Terhindar...
BRI Bagikan Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber yang Marak saat Lebaran
Berita Terkini
Ini 7 Sekolah yang Dikecualikan...
Ini 7 Sekolah yang Dikecualikan dari Ketentuan SPMB 2025
7 jam yang lalu
SPMB 2025 Dibuka Mei,...
SPMB 2025 Dibuka Mei, Ini Jadwal Resmi Pengganti PPDB dari Kemendikdasmen
9 jam yang lalu
Biaya Kuliah Kedokteran...
Biaya Kuliah Kedokteran di 5 PTN Pulau Sumatera Jalur Mandiri 2025: Unand, Unsri, USK, USU, dan Unri
12 jam yang lalu
Profil Pendidikan Ray...
Profil Pendidikan Ray Sahetapy, Aktor Legendaris Indonesia
15 jam yang lalu
FKH Unair Masuk 100...
FKH Unair Masuk 100 Besar Dunia di QS WUR 2025: Satu-Satunya di Indonesia!
17 jam yang lalu
7 Perguruan Tinggi di...
7 Perguruan Tinggi di Indonesia yang Punya Hutan Kampus, Luasnya Berhektare-hektare
18 jam yang lalu
Infografis
Kepler-186F, Planet...
Kepler-186F, Planet Kembaran BumiBerjarak 490 Tahun Cahaya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved