Waspada Calo, Ini Tips Menulis Jurnal Ilmiah dari Profesor Universitas Trunojoyo

Rabu, 29 Desember 2021 - 20:59 WIB
loading...
A A A
Kedua, belajar dari penolakan. Mirip dengan menerbitkan opini di media massa, penerbitan jurnal juga bisa ditolak. Arif menjelaskan bahwa penolakan sangat wajar. Setelah ditolak, akademisi harus bangkit dan refleksi diri. Anda harus belajar dari kenapa jurnal Anda ditolak.

“Biasanya terdapat beberapa alasan kenapa jurnal sering ditolak. Misalnya saja seperti naskah di luar area jurnal, unsur naskah kurang lengkap, tata bahasa yang digunakan tidak layak, hingga pembahasan tersebut terlalu dangkal. Itu kita jadikan pelajaran dan perbaikan,” jelas Arif yang di Kemendikbudristek juga dipercaya sebagai reviewer (penyeleksi) hibah penelitian.

Ketiga, memilih target jurnal yang tepat dan sesuai kemampuan. Lagi-lagi, mirip dengan media massa di mana kolom opini di koran nasional ternama tentu lebih sulit ditembus dibanding media lainnya, hal yang sama juga terjadi untuk jurnal. Akademisi harus mengetahui bagaimana target jurnal yang dipilih. Mulai dari tingkat kesulitannya, gaya selingkung, preferensi redaksi, hingga batasan-batasan yang ada dalam jurnal tersebut.

Jangan sampai misalnya, penelitian terkait Teknologi, dikirimkan ke jurnal yang membahas seputar tanaman. “Akademisi sebagai penulis ibaratnya anak tangga, kita bisa coba dulu jurnal yang peringkatnya lebih rendah, sambil bertahap meningkatkan kualitas tulisan kita dan profil kita. Nantinya pasti akan terbiasa sendiri," ungkap Arif.

Tips-tips tersebut, sambung Wahyudi, dapat dipelajari dan diasah para akademisi seiring waktu. Ada banyak forum, sistem akademik, dan platform pembelajaran, yang bisa digunakan akademisi untuk meningkatkan diri.

"Pada intinya, secara kualitas penelitian, kita sebagai akademisi Indonesia tidak kalah dan sudah terbukti pintar-pintar. Tinggal diasah saja untuk sukses menulis jurnal. Yang penting, ada kemauan kuat dari akademisi untuk terus belajar. Karena inilah kewajiban kita di kampus: untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban dengan cara ditulis," pungkas Wahyudi.
(mpw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3097 seconds (0.1#10.140)