PDIP Minta Kampus dan Mahasiswa Utamakan Riset dan Inovasi yang Membumi
loading...
A
A
A
Untuk mewujudkan konsep ekonomi berbasis Pancasila, strategi Bung Karno saat itu adalah dengan pembangunan Indonesia melalui politik tata ruang dengan menetapkan koridor perekonomian strategis. Hal itu termuat dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana. Bahkan di dalam penguasaan teknologi atom pun sudah dirancang dengan baik saat itu.
Di jaman Orba, konsepsi ekonominya didorong oleh kepentingan kapitalisme global, yang dulu membantu melengserkan Bung Karno.
Saat ini, Pemerintahan Jokowi merancang kembali pembangunan ekonomi Indonesia yang terinspirasi dari Pola Pembangunan Semesta Berencana era Bung Karno itu. Jokowi mengamanatkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dengan pembangunan infrastruktur masif di seluruh Indonesia.
Peran kampus, menurut Hasto, adalah sebagai penopang kemajuan ini. Lewat penguasaan iptek, riset dan inovasi yang membumi. Mengapa harus membumi?
Dia menyampaikan kritik Megawati Soekarnoputri ketika ada seorang Perancis di Sleman menyewa lahan dan mengembangkan bambu nusantara dengan kultur jaringan. Padahal ilmu kultur jaringan sudah diajarkan di IPB saat Mega jadi mahasiswa.
Bagi pihaknya, kata Hasto, kerap kali riset Indonesia tak melihat secara mendetail apa yang bisa dilakukan dengan potensi lokal untuk membawa kemajuan bagi rakyat.
"Kenapa itu tak dilakukan oleh kita? Maka inovasi harus dilakukan disertai spirit membangun berdikari, berdiri di atas kaki sendiri," ujar Hasto.
Menurutnya, tolak ukur kemajuan kampus adalah seberapa besar kemampuannya mendorong kemajuan bangsa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mendorong semangat berdikari.
"Albert Einstein mengatakan imagination is more important than knowledge. Maka mari kita berdaya imajinasi. Ekonomi hijau adalah jalan yang harus ditempuh, fokus yang harus didayagunakan untuk memaksimalkan potensi maritim kita. Jangan sampai laut kita hanya jadi keranjang sampah raksasa," pungkas Hasto.
Di jaman Orba, konsepsi ekonominya didorong oleh kepentingan kapitalisme global, yang dulu membantu melengserkan Bung Karno.
Saat ini, Pemerintahan Jokowi merancang kembali pembangunan ekonomi Indonesia yang terinspirasi dari Pola Pembangunan Semesta Berencana era Bung Karno itu. Jokowi mengamanatkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dengan pembangunan infrastruktur masif di seluruh Indonesia.
Peran kampus, menurut Hasto, adalah sebagai penopang kemajuan ini. Lewat penguasaan iptek, riset dan inovasi yang membumi. Mengapa harus membumi?
Dia menyampaikan kritik Megawati Soekarnoputri ketika ada seorang Perancis di Sleman menyewa lahan dan mengembangkan bambu nusantara dengan kultur jaringan. Padahal ilmu kultur jaringan sudah diajarkan di IPB saat Mega jadi mahasiswa.
Bagi pihaknya, kata Hasto, kerap kali riset Indonesia tak melihat secara mendetail apa yang bisa dilakukan dengan potensi lokal untuk membawa kemajuan bagi rakyat.
"Kenapa itu tak dilakukan oleh kita? Maka inovasi harus dilakukan disertai spirit membangun berdikari, berdiri di atas kaki sendiri," ujar Hasto.
Menurutnya, tolak ukur kemajuan kampus adalah seberapa besar kemampuannya mendorong kemajuan bangsa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mendorong semangat berdikari.
"Albert Einstein mengatakan imagination is more important than knowledge. Maka mari kita berdaya imajinasi. Ekonomi hijau adalah jalan yang harus ditempuh, fokus yang harus didayagunakan untuk memaksimalkan potensi maritim kita. Jangan sampai laut kita hanya jadi keranjang sampah raksasa," pungkas Hasto.