Penerimaan SBMPTN Terimbas Kebijakaan Nadiem, Ini Penjelasan Diktiristek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Mendikbudristek ) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Kurikulum Merdeka atau sebelumnya disebut Kurikulum Prototipe akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah.
Dampaknya, di sekolah SMA tidak akan ada lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa. Siswa bisa bebas memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA. Namun, hal tersebut berdampak pada penerimaan mahasiswa baru.
Disinggung akan hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Kemendikbudristek Prof. Nizam mengatakan, Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) akan disesuaikan agar tidak ada siswa yang dirugikan.
PMB ke depan masih sama dengan sekarang, tapi ujiannya disesuaikan sehingga tidak merugikan siswa dari kurikulum mana pun yang dipakai," ujar Nizan saat dihubungi MPI, Minggu (20/2/2022).
Nizam menjelaskan, saat ini Lembaga Test Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) dan pihak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sedang berkolaborasi dalam menentukan rancangan model ujian bagi PMB.
"Saat ini tim LTMPT dan Majelis Rektor PTN sedang merancang model ujiannya," ucap Nizam.
Sebelumnya, Pemerintah saat ini menghapus penjurusan IPA, IPS dan Bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) serta memberikan keleluasaan terhadap sekolah untuk memilih kurikulumnya sendiri.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarin mengatakan, hal ini dalam upaya pemulihan pembelajaran para siswa.
"Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih," ujar Nadiem dalam acara Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.
Dampaknya, di sekolah SMA tidak akan ada lagi jurusan atau peminatan seperti IPA, IPS, atau Bahasa. Siswa bisa bebas memilih mata pelajaran yang diminatinya di dua tahun terakhir saat SMA. Namun, hal tersebut berdampak pada penerimaan mahasiswa baru.
Disinggung akan hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Kemendikbudristek Prof. Nizam mengatakan, Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) akan disesuaikan agar tidak ada siswa yang dirugikan.
PMB ke depan masih sama dengan sekarang, tapi ujiannya disesuaikan sehingga tidak merugikan siswa dari kurikulum mana pun yang dipakai," ujar Nizan saat dihubungi MPI, Minggu (20/2/2022).
Nizam menjelaskan, saat ini Lembaga Test Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) dan pihak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sedang berkolaborasi dalam menentukan rancangan model ujian bagi PMB.
"Saat ini tim LTMPT dan Majelis Rektor PTN sedang merancang model ujiannya," ucap Nizam.
Sebelumnya, Pemerintah saat ini menghapus penjurusan IPA, IPS dan Bahasa di Sekolah Menengah Atas (SMA) serta memberikan keleluasaan terhadap sekolah untuk memilih kurikulumnya sendiri.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarin mengatakan, hal ini dalam upaya pemulihan pembelajaran para siswa.
"Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih," ujar Nadiem dalam acara Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.
(mpw)