Kemendikbudristek Apresiasi Mesin CNC Buatan Lulusan SMK
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari geliat pertumbuhan industri lokal . Terlebih, saat ini industri permesinan dalam negeri sudah mampu memproduksi mesin lokal yang bermutu.
Salah satunya adalah mesin Computer Numerical Control (CNC) Milling 3 Axis Supermill yang dibesut PT Dtech Inovasi Indonesia. Menariknya, pendiri perusahaan ini yaitu Arfian Fuadi berasal dari pendidikan vokasi yakni lulusan SMKN 7 Semarang.
Tercatat, perusahaan yang berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah, ini menjadi pelopor pembuat mesin perkakas produksi yang mempunyai nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 %.
Menyikapi capaian itu, Dirjen Pendidikan Vokasi (Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto menyampaikan kebanggaannya.
Baca: Mendikbudristek: Cita-cita Kita Membuktikan PAUD Berkualitas di Desa
“Itu levelnya legenda (legend). Most inspirational legend benar ini produk SMK. Kalau level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Mas Arfian (Pendiri perusahaan Dtech) ini levelnya sudah S3,” katanya melalui siaran pers, Kamis (24/2/2022).
Selain memiliki kandungan di atas 40 % tersebut, mesin CNC tersebut juga telah memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh PT Surveyor Indonesia sejak 24 September 2021 dengan nilai TKDN mencapai 40,91 %.
Dengan nilai kandungan tersebut, maka produk tersebut dianggap telah memenuhi syarat untuk bersaing di pasaran. Khususnya, dalam sektor pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pemerintah, BUMN, BUMD maupun swasta.
Baca: Tidak Ada Paud di 19.000 Desa, Nadiem: Padahal Itu Usia Emas
“Dengan lolosnya syarat TKDN minimal pada CNC tersebut diharapkan turut mengurangi ‘keran’ impor industri yang selama ini tergantung pada mesin buatan negara lain. Selain itu, pembuatan mesin CNC ini juga melibatkan tenaga kerja yang berasal dari SMK sekitarnya,” ungkapnya.
“Saya mengusulkan agar Dtech menjadi salah satu perusahaan rujukan bagi tempat magang mahasiswa vokasi berbasis projectbased learning (PBL) yang menjadi salah satu program dari Kampus Merdeka Vokasi,” lanjut Wikan.
Pendiri perusahaan Dtech Arfian Fuadi menuturkan, cita-cita yang dibangun perusahaannya adalah untuk dapat mengangkat semangat anak bangsa dalam menciptakan inovasi. Arfian menambahkan, setiap tahun perusahaannya juga melatih kurang lebih 500 orang yang terdiri dari guru dan peserta didik secara gratis.
“Meski mulanya perusahaan murni melayani pesanan dari luar negeri, namun mulai 2018 kami lebih menaruh perhatian kepada Indonesia. Kami ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia,” ujarnya.
Salah satunya adalah mesin Computer Numerical Control (CNC) Milling 3 Axis Supermill yang dibesut PT Dtech Inovasi Indonesia. Menariknya, pendiri perusahaan ini yaitu Arfian Fuadi berasal dari pendidikan vokasi yakni lulusan SMKN 7 Semarang.
Tercatat, perusahaan yang berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah, ini menjadi pelopor pembuat mesin perkakas produksi yang mempunyai nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 %.
Menyikapi capaian itu, Dirjen Pendidikan Vokasi (Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto menyampaikan kebanggaannya.
Baca: Mendikbudristek: Cita-cita Kita Membuktikan PAUD Berkualitas di Desa
“Itu levelnya legenda (legend). Most inspirational legend benar ini produk SMK. Kalau level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Mas Arfian (Pendiri perusahaan Dtech) ini levelnya sudah S3,” katanya melalui siaran pers, Kamis (24/2/2022).
Selain memiliki kandungan di atas 40 % tersebut, mesin CNC tersebut juga telah memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh PT Surveyor Indonesia sejak 24 September 2021 dengan nilai TKDN mencapai 40,91 %.
Dengan nilai kandungan tersebut, maka produk tersebut dianggap telah memenuhi syarat untuk bersaing di pasaran. Khususnya, dalam sektor pengadaan barang dan jasa yang dilakukan pemerintah, BUMN, BUMD maupun swasta.
Baca: Tidak Ada Paud di 19.000 Desa, Nadiem: Padahal Itu Usia Emas
“Dengan lolosnya syarat TKDN minimal pada CNC tersebut diharapkan turut mengurangi ‘keran’ impor industri yang selama ini tergantung pada mesin buatan negara lain. Selain itu, pembuatan mesin CNC ini juga melibatkan tenaga kerja yang berasal dari SMK sekitarnya,” ungkapnya.
“Saya mengusulkan agar Dtech menjadi salah satu perusahaan rujukan bagi tempat magang mahasiswa vokasi berbasis projectbased learning (PBL) yang menjadi salah satu program dari Kampus Merdeka Vokasi,” lanjut Wikan.
Pendiri perusahaan Dtech Arfian Fuadi menuturkan, cita-cita yang dibangun perusahaannya adalah untuk dapat mengangkat semangat anak bangsa dalam menciptakan inovasi. Arfian menambahkan, setiap tahun perusahaannya juga melatih kurang lebih 500 orang yang terdiri dari guru dan peserta didik secara gratis.
“Meski mulanya perusahaan murni melayani pesanan dari luar negeri, namun mulai 2018 kami lebih menaruh perhatian kepada Indonesia. Kami ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia,” ujarnya.
(nz)