Mengenal Tugu Kebangkitan Nasional di Solo, Gumpalan Tanah Penjuru Nusantara Ditanam pada Pelataran Tugu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun ini Hari Kebangkitan Nasional ( Harkitnas ) akan diperingati pada Jumat (20/5/2022). Adapun tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-114 tahun ini adalah Ayo Bangkit Bersama.
Peringatan Harkitnas sendiri tidak lepas dari hari lahir organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Boedi Oetomo sendiri merupakan organisasi perjuangan dalam melawan penjajah Belanda dan menjadi pelopor kebangkitan nasional .
Boedi Oetomo dibentuk oleh dr Soetomo dan para mahasiswa STOVIA lainnya. Semangat Boedi Oetomo kemudian mendorong lahirnya berbagai organisasi yang turut berjuang di bidang politik melalui jalan diplomatis. Setelah adanya mereka, berbagai organisasi senada pun tumbuh subur di Indonesia.
Lahirnya Boedi Oetomo juga menjadi momen pembangunan dari Tugu Kebangkitan Nasional atau disebut juga Tugu Lilin yang saat ini berada di Surakarta atau Solo . Lokasinya berada di titik persimpangan antara Jalan Kebangkitan Nasional dan Jalan dr. Wahidin.
Tugu Kebangkitan Nasional lazim dikenal sebagai Tugu Lilin. Secara visual, perwujudan tugu tersebut merupakan replika lilin yang menyala sebagai simbol dari semangat yang menerangi.
Baca: Diperingati Setiap 20 Mei, Begini Sejarah Hari Kebangkitan Nasional
Wujud visual api, lilin, dan bagian lapik pada tugu ini merupakan perwujudan bentuk lingga-yoni yang berkembang pada masa Hindu-Buddha.
Mengutip dari laman Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya Kemendikbud, Tugu Kebangkitan Nasional dibangun dalam rangka memperingati 25 tahun berdirinya Boedi Oetomo. Pendirian awalnya dicetuskan perwakilan masyarakat Surakarta (Solo) saat mengikuti Kongres Indonesia Raya I pada tahun 1931 di Surabaya.
Menantu Paku Buwono PB X yang juga merupakan Wakil Ketua Boedi Oetomo KRT Woerjaningrat dipercaya menjadi ketua tim pembangunan tugu ini. Tim lalu membuat sayembara untuk mencari rancangan yang bisa dijadikan tanda pergerakan kebangsaan Indonesia.
Hingga akhirnya dipilih rancangan Ir. Soetedjo yang dinilai memenuhi harapan mengungkapkan cita-cita kebangsaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Rancangan yang dibuat oleh Ir. Soetedjo adalah tugu berbentuk lilin yang akan dibangun di sebuah tanah lapang.
Peringatan Harkitnas sendiri tidak lepas dari hari lahir organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Boedi Oetomo sendiri merupakan organisasi perjuangan dalam melawan penjajah Belanda dan menjadi pelopor kebangkitan nasional .
Boedi Oetomo dibentuk oleh dr Soetomo dan para mahasiswa STOVIA lainnya. Semangat Boedi Oetomo kemudian mendorong lahirnya berbagai organisasi yang turut berjuang di bidang politik melalui jalan diplomatis. Setelah adanya mereka, berbagai organisasi senada pun tumbuh subur di Indonesia.
Lahirnya Boedi Oetomo juga menjadi momen pembangunan dari Tugu Kebangkitan Nasional atau disebut juga Tugu Lilin yang saat ini berada di Surakarta atau Solo . Lokasinya berada di titik persimpangan antara Jalan Kebangkitan Nasional dan Jalan dr. Wahidin.
Tugu Kebangkitan Nasional lazim dikenal sebagai Tugu Lilin. Secara visual, perwujudan tugu tersebut merupakan replika lilin yang menyala sebagai simbol dari semangat yang menerangi.
Baca: Diperingati Setiap 20 Mei, Begini Sejarah Hari Kebangkitan Nasional
Wujud visual api, lilin, dan bagian lapik pada tugu ini merupakan perwujudan bentuk lingga-yoni yang berkembang pada masa Hindu-Buddha.
Mengutip dari laman Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya Kemendikbud, Tugu Kebangkitan Nasional dibangun dalam rangka memperingati 25 tahun berdirinya Boedi Oetomo. Pendirian awalnya dicetuskan perwakilan masyarakat Surakarta (Solo) saat mengikuti Kongres Indonesia Raya I pada tahun 1931 di Surabaya.
Menantu Paku Buwono PB X yang juga merupakan Wakil Ketua Boedi Oetomo KRT Woerjaningrat dipercaya menjadi ketua tim pembangunan tugu ini. Tim lalu membuat sayembara untuk mencari rancangan yang bisa dijadikan tanda pergerakan kebangsaan Indonesia.
Hingga akhirnya dipilih rancangan Ir. Soetedjo yang dinilai memenuhi harapan mengungkapkan cita-cita kebangsaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Rancangan yang dibuat oleh Ir. Soetedjo adalah tugu berbentuk lilin yang akan dibangun di sebuah tanah lapang.