Kreasi dari Sekolah Penggerak, Siswa SMPN 7 Makassar Olah Ikan Tuna Jadi Abon

Sabtu, 25 Juni 2022 - 12:05 WIB
loading...
Kreasi dari Sekolah Penggerak, Siswa SMPN 7 Makassar Olah Ikan Tuna Jadi Abon
2 siswi dari SMPN 7 Makassar dan kreasi abon ikannya. Foto/SINDOnews/Neneng Zubaidah.
A A A
MAKASSAR - Program Sekolah Penggerak yang diusung Kemendikbudristek salah satunya menciptakan pembelajaran berbasis proyek yang dikolaborasikan guru dan siswa. SMPN 7 Makassar mewujudkan visi tersebut dengan mengolah ikan tuna menjadi abon yang enak dan bergizi tinggi.

Abon yang biasanya dijual di pasar berasal dari daging sapi ataupun ayam. Namun tim yang terdiri dari 14 siswa SMPN 7 Makassar ini memilih ikan tuna untuk diolah abon yang bisa menjadi lauk taburan di nasi, bubur ayam, ataupun cemilan praktis yang disukai anak maupun orang dewasa ini.

Salah satu anggota tim Rani Rahmadani menuturkan, abon ikan yang mereka olah ini awalnya tercetus karena sekolah mereka yang berada dekat dengan pelelangan dan pasar ikan. Karena setiap hari lewat inilah mereka pun terpikir untuk mengolah ikan menjadi makanan yang tak hanya dibakar, digoreng, atau direbus saja.

Baca: Menengok Kiprah Sekolah Penggerak di SMAS Plus Budi Utomo Makassar, Ciptakan Pembelajaran Menyenangkan untuk Siswa

Sebagai masyakat pesisir, mereka juga ingin mengubah ikan menjadi produk dengan nilai ekonomi lebih tinggi dan bisa disimpan lebih lama. Selain itu, ujarnya, abon dari daging sapi itu sendiri sudah jamak di pasaran. Pemilihan ikan ini juga menarik, terutama untuk lebih memopulerkan ikan yang tinggi kandungan proteinnya.

“Kami buat abon dari ikan tuna karena sekolah kami dekat dari pasar ikan. Setelah itu kami observasi ke salah satu UMKM di Maros untuk proses membuatnya menjadi abon,” katanya saat memamerkan abon ikan tuna hasil olahan timnya.

Menurutnya, abon ikan yang diolah semua bahannya terbuat dari bahan alami. Ikan tuna yang dibeli di pasar kemudian dicuci bersih kemudian dikukus dan dihaluskan dengan bumbu-bumbu seperti sereh, ketumbar, lada, jintan, dan lainnya. Mereka bekerja sama dengan salah satu UMKM di Maros hingga abon itu pun siap kemas.

Rani mengatakan, olahan abon ikan yang dibuat timnya pun terpilih untuk mengikuti Borobudur Student Festival yang akan digelar 27 Juni 2022 hingga 2 Juli 2022. Dia menjelaskan, 250 bungkus abon ikan akan dibawa guna diperkenalkan ke seluruh stakeholder di acara yang digagas oleh Kemendikbudristek ini.

Rani mengaku senang sekolahnya terpilih menjadi salah satu Sekolah Penggerak di Kota Makassar. Terlebih dengan adanya pembelajaran berbasis proyek ini. Sebab menurutnya, dengan belajar praktik langsung seperti membuat abon dari ikan ini dia tidak hanya belajar mengenal bermacam ikan, kandungan gizi, dan juga apa yang bisa diolah dari ikan.

Pengalaman seru mengutarakan pendapat dengan sesama teman satu tim, pembagian tugas, hingga belajar memasak langsung itu, ujarnya, tidak ditemuinya jika hanya belajar di dalam kelas. “Mengolah ikan jadi abon itu tidak mudah. Ada yang gosong. Tapi kami tidak menyerah dan belajar membuatnya hingga berhasil,” ujarnya.

Baca juga: Tolak Draf RUU Sisdiknas, PP Pergunu Audiensi dengan Ketua Komisi VIII DPR

Rekan satu timnya, Andi Husnul menambahkan, olahan abon ikan ini tercetus karena banyak anak sekolah yang jarang sarapan. Maka dengan adanya abon ikan ini pun, katanya, anak-anak bisa menjadikan abon menu pilihan di kala ingin makan makanan yang praktis dan bergizi.

Dia juga senang SMPN 7 Makassar menjadi Sekolah Penggerak. Sebab, dia bisa mendapat banyak ilmu hanya melalui satu proyek saja. “Jadi kayak banyak pelajaran jadi satu. Matematika, pra karya, bahasa Indonesia, cara berbicara yang baik dan benar itu bisa kami pelajari sekaligus,” tuturnya.

Program Sekolah Penggerak sebagai katalis untuk mewujudkan pendidikan Indonesia diawali dengan SDM kepala sekolah dan guru yang fokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, sehingga terwujud profil Pelajar Pancasila. Ada lima intervensi Program Sekolah Penggerak.

Yaitu kerja sama Kemendikbudristek dengan pemerintah daerah untuk memberikan pendampingan implementasi Sekolah Penggerak, penguatan SDM sekolah melalui pelatihan dan pendampingan intensif dengan pelatih yang disediakan Kemendikbudristek.

Selain itu juga intervensi mengenai pembelajaran dengan paradigma baru yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan siswa dan perencanaan berbasis data hasil refleksi diri satuan pendidikan. Pada tahun 2021, Kemendikbudristek telah merealisasikan 2.500 Sekolah Penggerak di 34 provinsi dan 250 kabupaten/kota.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0970 seconds (0.1#10.140)