Masih Dibayangi Pandemi, Kegiatan Sekolah Belum Siap Dibuka

Jum'at, 26 Juni 2020 - 08:10 WIB
loading...
A A A
“Memang kalau kita lihat kasusnya ini masih meningkat. Tentulah tadi saya lihat media asing mengatakan mereka concern masalah anak. Saya pernah juga diwawancara dan saya nyatakan masalahnya adalah ketidakmerataan, inequality data dan pelayanan. Kita tidak bisa lihat pelayanan di Jakarta tapi gimana di provinsi lain,” kata Aman.

Aman memaparkan, akses swab test di Tanah Air tidak merata di sejumlah daerah. Misalnya, ada suatu provinsi yang memiliki 1.000 sampel yang masih menunggu untuk diperiksa. Bahkan ada provinsi yang harus menunggu beberapa hari atau bahkan menunggu pesawat baru bisa diperiksa sampelnya.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait pembukaan sekolah di zona hijau. Pasalnya, tidak semua sekolah di zona hijau siswa dan gurunya berasal dari lingkungan yang sama. Ada sebagian sekolah yang siswa dan gurunya berasar dari zona kuning bahkan merah. (Baca juga: Separuh dari 65 Juta UMKM Bisa Tumbang Akibat Covid-19)

“Pertama, terkait pembukaan sekolah terkait zona harus hati-hati karena tidak semua sekolah yang berada di zona hijau siswanya dari zona hijau. Ada beberapa sekolah yang siswanya dari zona kuning atau merah,” kata Ketua KPAI Susanto dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi X DPR, kemarin

Menurut Susanto, hal ini perlu dicermati sebelum membuka sekolah dan melakukan KBM secara tatap muka. Karena, dimungkinkan bahwa SMP dan SMA di zona hijau yang dibuka terlebih dulu.

Dia melanjutkan, yang perlu diperhatikan adalah sekolah yang berada di antara zona kuning dan hijau. Memang sejauh ini belum ada data soal jumlah sekolah yang berada di antara zona hijau dan kuning atau merah. Tetapi karena berdekatan, maka perlu menjadi perhatian soal potensi penularan yang bisa terjadi.

“Memang perlu data berapa satuan pendidkan yang ada di Indonesia sehingga harus dipetakan dan pembukaan sekolah harus hati-hati,” ujarnya.

Susanto menuturkan, anak-anak saat pandemi ini berada dalam situasi darurat. Meksipun bencana nonalam tetapi, kondisinya khusus sehingga diperlukan penyederhanaan kurukulum. Saat ini Kemendikbud sedang merancang upaya penyederhanaan kurikulum dan KPAI akan melihat kembali apa memang upaya penyederhanaan kurikulum ini sudah ramah untuk semua anak.

“Intinya dari berbagai usulan saat kpai menyelenggarakan rakornas muncul banyak usulan, agar penyederhaan kurikulum segera dilakukan sehingga guru tidak kebingungan. Dinas juga perlu punya acuan pasti untuk memantau,” pungkas Susanto. (Lihat videonya: Dua Anggota Keluarga Mempelai Meninggal Positif Covid-19 Usai Ijab Kabul)

Sebelumnya, Plt Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan, Kemendikbud sedang menyiapkan kurikulum di masa pandemi sebagaimana yang direkomendasikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Ada dua hal yang sedang disiapkan. Pertama adalah penyesuaian Kompetensi Dasar (KD) sehingga guru tidak terlalu berat dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1483 seconds (0.1#10.140)