Siapkan SDM Handal, 2 Instansi Ini Dirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja ke Jepang
loading...
A
A
A
Tak hanya ilmu skill dan pembelajaran sikap (attitude), pemagang di Jepang juga mendapat uang saku bulanan plus tunjangan yang cukup besar.
Rencananya, untuk tahap pertama, LPK binaan Yayasan Bakti Asih Bandung ini, bakal memberangkatkan sebanyak 20 orang pemagang asal Indonesia pada Oktober 2022.
Ini bagian dari program pemagangan sebagai salah satu strategi meningkatkan kompetensi dan pengalaman bagi angkatan kerja muda.
Ketua Yayasan Bakti Asih Bandung, Hendra Garnida, menyambut baik perjanjian kerja sama dengan Albertus Prasetyo Heru Nugroho, CEO PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta.
“Rumah kami di Indonesia, dia (Albertus Prasetyo Heru Nugroho) di Jepang. Dia datang ke Indonesia, mengajak dan menemui kami serta datang ke tempat kami, Yayasan Bakti Asih. Mungkin melihat potensi saudara kami yang ada di Jepang, mengapa tidak kami tunjukkan lewat kerja sama,” ujar Hendra Garnida.
Begitu pula dengan PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta. “Kami lembaga konsultan. Kami bawa investor-investor di Jepang untuk berinvestasi di Indonesia. Prinsip dalam bisnis ada tiga: uang, barang, dan orang. Yang kita bawa, kebanyakan adalah di finance atau uangnya. Setelah tahun 2017/2018, karena ada pabrik-pabrik, investor, kan punya unit usaha. Mereka kekurangan tenaga kerja,” jelas CEO PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta Albertus Prasetyo Heru Nugroho.
Diakui Albertus, total kekurangan tenaga kerja di Jepang mencapai 4 juta. Dalam pandangan dan analisa Albertus, negara maju (seperti Jepang) punya masalah dengan penduduk. Mulai menua dan kurang tenaga kerja.
“Kita bisa sebenarnya jadi negara yang bisa memasok SDM ke negara-negara itu, tapi kita harus bekali mereka dengan suatu pengetahuan dasar dan sikap dasar (attitude), sehingga mereka bisa berkembang,” papar Albertus.
Ditambahkan Albertus, dahulu, di Jepang, sempat banyak diisi orang-orang (pemagang) dari China.
“Tapi, sekarang diisi Vietnam, jumlahnya sampai 370 ribu orang dalam 10 tahun ini. Kenapa nggak kami isi 1 juta orang Indonesia. Setelah bertemu beliau (Hendra Garnida), dan dia punya lembaga pendidikan, kami matching,” kata Albertus.
Rencananya, untuk tahap pertama, LPK binaan Yayasan Bakti Asih Bandung ini, bakal memberangkatkan sebanyak 20 orang pemagang asal Indonesia pada Oktober 2022.
Ini bagian dari program pemagangan sebagai salah satu strategi meningkatkan kompetensi dan pengalaman bagi angkatan kerja muda.
Ketua Yayasan Bakti Asih Bandung, Hendra Garnida, menyambut baik perjanjian kerja sama dengan Albertus Prasetyo Heru Nugroho, CEO PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta.
“Rumah kami di Indonesia, dia (Albertus Prasetyo Heru Nugroho) di Jepang. Dia datang ke Indonesia, mengajak dan menemui kami serta datang ke tempat kami, Yayasan Bakti Asih. Mungkin melihat potensi saudara kami yang ada di Jepang, mengapa tidak kami tunjukkan lewat kerja sama,” ujar Hendra Garnida.
Begitu pula dengan PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta. “Kami lembaga konsultan. Kami bawa investor-investor di Jepang untuk berinvestasi di Indonesia. Prinsip dalam bisnis ada tiga: uang, barang, dan orang. Yang kita bawa, kebanyakan adalah di finance atau uangnya. Setelah tahun 2017/2018, karena ada pabrik-pabrik, investor, kan punya unit usaha. Mereka kekurangan tenaga kerja,” jelas CEO PT Indonesia Research Institute Japan-Jakarta Albertus Prasetyo Heru Nugroho.
Diakui Albertus, total kekurangan tenaga kerja di Jepang mencapai 4 juta. Dalam pandangan dan analisa Albertus, negara maju (seperti Jepang) punya masalah dengan penduduk. Mulai menua dan kurang tenaga kerja.
“Kita bisa sebenarnya jadi negara yang bisa memasok SDM ke negara-negara itu, tapi kita harus bekali mereka dengan suatu pengetahuan dasar dan sikap dasar (attitude), sehingga mereka bisa berkembang,” papar Albertus.
Ditambahkan Albertus, dahulu, di Jepang, sempat banyak diisi orang-orang (pemagang) dari China.
“Tapi, sekarang diisi Vietnam, jumlahnya sampai 370 ribu orang dalam 10 tahun ini. Kenapa nggak kami isi 1 juta orang Indonesia. Setelah bertemu beliau (Hendra Garnida), dan dia punya lembaga pendidikan, kami matching,” kata Albertus.