Raih Rekor MURI, Bang Idham Berbagi Kiat Menulis di Jurnal Internasional Scopus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prestasi membanggakan ditorehkan Idhamsyah Eka Putra, seorang dosen di Universitas Persada Indonesia YAI (UPI). Pria yang akrab disapa bang Idham, ini memperoleh penghargaan bergengsi dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Insan Indonesia yang Mempublikasikan Tulisan di Jurnal Terindeks Scopus Secara Berturut-turut dan Terlama, yaitu selama 10 tahun, dari 2013-2022.
baca juga: Dosen UNS Bagikan Tips Tembus Prosiding Terindeks Scopus
Tak main-main, tercatat sampai 31 Juni 2022, total publikasi ilmiah terindeks scopus yang ditelurkan Bang Idham mencapai 31 karya ilmiah. Tentu saja, prestasi ini menjadi kebanggaan bagi sivitas Akademika UPI/YAI, dan bisa jadi juga menjadi kebanggaan bagi komunitas keilmuan di Indonesia, terutama dalam disiplin ilmu psikologi.
Atas pencapaian ini, Fakultas Psikologi UPI/YAI mengadakan acara SIRAM (Sharing Ilmiah BaReng bAng IdhaM), yang berlangsung secara hibrida, di Auditorium Hj Darlina Julius, Fakultas Psikologi UPI/YAI. Selain menghadirkan Bang Idham, ada pula nara sumber lainnya, Eko A Meinarno, juga dosen di Fakultas Psikologi UPI/YAI.
baca juga: Wow, Dosen Muda ITS Ini Memiliki H-Index Scopus 21
Acara berupa talk show yang dipandu host RR Baiduri NW, dan dimoderatori Selviana ini, dikemas untuk memberi wawasan dan inspirasi bagi para dosen dan mahasiswa dalam berdiskusi santai seputar dunia riset dan publikasi. Acara dibuka dengan ucapan selamat dan sukses dari Ketua YAI, yaitu Prof Yudi Yulius, dan sambutan sekaligus pemberian penghargaan oleh Wakil Rektor (Warek) Prof Ismuhadjar. Sebagai sambutan penutup disampaikan Dekan Fakultas Psikologi UPI/YAI, I Nyoman Surna.
Dalam sambutannya, masing-masing pihak menyampaikan rasa syukur dan bangga atas prestasi yang telah diraih oleh Idhamsyah Eka Putra. “Prestasi ini sebuah kebanggaan dan dapat mengangkat nama besar Universitas Persada Indonesia YAI, khususnya Fakultas Psikologi di kancah riset dan publikasi dunia,” kata Prof Ismuhadjar.
baca juga: Tips Mempublikasikan Jurnal Ilmiah Terindeks Scopus dari Guru Besar IPB
Dalam kesempatan itu, Idhamsyah Eka Putra atau bang Idham sedikit menceritakan pengalamannya mulai dari awal menjadi akademisi hingga menjadi ilmuwan tingkat dunia seperti sekarang. Bang Idham bercerita bahwa profesi akademis tak ubahnya seperti menjadi petualang yang terasa melelahkan saat mendaki gunung, tetapi akan mendapatkan kepuasan tersendiri saat telah mencapai puncak.
“Hal ini sama dengan proses publikasi ilmiah, melakukan riset, mempersiapkan tulisan untuk di-publish di jurnal ilmiah dan memperjuangkannya agar lolos dalam proses reviu. Hal ini merupakan proses yang melelahkan dalam pencapaian suatu riset berkualitas yang layak terbit di jurnal-jurnal ilmiah bereputasi tinggi. Dan saya telah membuktikan, bahwa walaupun sulit namun tetap bisa dilakukan, bahkan bisa konsisten dilakukan,” papar Bang Idham.
baca juga: Jurnal Ilmiah CHRM2 Universitas Jember Terindeks Scopus Pertama di Asia Tenggara
Sementara itu, nara sumber lainnya, Eko A Meinarno menceritakan pengalaman belajarnya di program doktoral psikologi UPI/YAI. Pria yang akrab disapa Mas Eko ini, mengungkapkan bahwa cara untuk menjadi lebih produktif dalam berkarya adalah dengan sigap merespon suatu berita yang sedang ramai diperbincangkan publik.
“Kita jadikan sebagai inspirasi segar dalam berkarya dan menghasilkan publikasi-publikasi ilmiah baik dalam bentuk artikel, buku maupun jurnal. Penting juga membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan-rekan dosen di berbagai universitas, dan ini menjadi nilai tambah yang dapat memudahkan dan memberi peluang besar dalam berkarya,” pungkas Mas Eko.
Lihat Juga: Seminar BSKLN: Strategi Pengembangan Jurnal Hubungan Luar Negeri sebagai Media Diplomasi
baca juga: Dosen UNS Bagikan Tips Tembus Prosiding Terindeks Scopus
Tak main-main, tercatat sampai 31 Juni 2022, total publikasi ilmiah terindeks scopus yang ditelurkan Bang Idham mencapai 31 karya ilmiah. Tentu saja, prestasi ini menjadi kebanggaan bagi sivitas Akademika UPI/YAI, dan bisa jadi juga menjadi kebanggaan bagi komunitas keilmuan di Indonesia, terutama dalam disiplin ilmu psikologi.
Atas pencapaian ini, Fakultas Psikologi UPI/YAI mengadakan acara SIRAM (Sharing Ilmiah BaReng bAng IdhaM), yang berlangsung secara hibrida, di Auditorium Hj Darlina Julius, Fakultas Psikologi UPI/YAI. Selain menghadirkan Bang Idham, ada pula nara sumber lainnya, Eko A Meinarno, juga dosen di Fakultas Psikologi UPI/YAI.
baca juga: Wow, Dosen Muda ITS Ini Memiliki H-Index Scopus 21
Acara berupa talk show yang dipandu host RR Baiduri NW, dan dimoderatori Selviana ini, dikemas untuk memberi wawasan dan inspirasi bagi para dosen dan mahasiswa dalam berdiskusi santai seputar dunia riset dan publikasi. Acara dibuka dengan ucapan selamat dan sukses dari Ketua YAI, yaitu Prof Yudi Yulius, dan sambutan sekaligus pemberian penghargaan oleh Wakil Rektor (Warek) Prof Ismuhadjar. Sebagai sambutan penutup disampaikan Dekan Fakultas Psikologi UPI/YAI, I Nyoman Surna.
Dalam sambutannya, masing-masing pihak menyampaikan rasa syukur dan bangga atas prestasi yang telah diraih oleh Idhamsyah Eka Putra. “Prestasi ini sebuah kebanggaan dan dapat mengangkat nama besar Universitas Persada Indonesia YAI, khususnya Fakultas Psikologi di kancah riset dan publikasi dunia,” kata Prof Ismuhadjar.
baca juga: Tips Mempublikasikan Jurnal Ilmiah Terindeks Scopus dari Guru Besar IPB
Dalam kesempatan itu, Idhamsyah Eka Putra atau bang Idham sedikit menceritakan pengalamannya mulai dari awal menjadi akademisi hingga menjadi ilmuwan tingkat dunia seperti sekarang. Bang Idham bercerita bahwa profesi akademis tak ubahnya seperti menjadi petualang yang terasa melelahkan saat mendaki gunung, tetapi akan mendapatkan kepuasan tersendiri saat telah mencapai puncak.
“Hal ini sama dengan proses publikasi ilmiah, melakukan riset, mempersiapkan tulisan untuk di-publish di jurnal ilmiah dan memperjuangkannya agar lolos dalam proses reviu. Hal ini merupakan proses yang melelahkan dalam pencapaian suatu riset berkualitas yang layak terbit di jurnal-jurnal ilmiah bereputasi tinggi. Dan saya telah membuktikan, bahwa walaupun sulit namun tetap bisa dilakukan, bahkan bisa konsisten dilakukan,” papar Bang Idham.
baca juga: Jurnal Ilmiah CHRM2 Universitas Jember Terindeks Scopus Pertama di Asia Tenggara
Sementara itu, nara sumber lainnya, Eko A Meinarno menceritakan pengalaman belajarnya di program doktoral psikologi UPI/YAI. Pria yang akrab disapa Mas Eko ini, mengungkapkan bahwa cara untuk menjadi lebih produktif dalam berkarya adalah dengan sigap merespon suatu berita yang sedang ramai diperbincangkan publik.
“Kita jadikan sebagai inspirasi segar dalam berkarya dan menghasilkan publikasi-publikasi ilmiah baik dalam bentuk artikel, buku maupun jurnal. Penting juga membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan-rekan dosen di berbagai universitas, dan ini menjadi nilai tambah yang dapat memudahkan dan memberi peluang besar dalam berkarya,” pungkas Mas Eko.
Lihat Juga: Seminar BSKLN: Strategi Pengembangan Jurnal Hubungan Luar Negeri sebagai Media Diplomasi
(hdr)