Seminar Ukrida Bahas Tantangan Perguruan Tinggi di Era Disrupsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendidikan tinggi menghadapi tantangan yang lebih berat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terprediksi sebelumnya. Menyikapi kondisi demikian serta dalam rangka memperkuat dan memperluas jalinan kolaborasi, Ukrida mengadakan seminar “Preparing Christian Higher Education Leaders for a Disrupted World”.
Seminar ini merupakan hasil kolaborasi Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) dengan Badan Koordinasi Akademik, Hibah, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Pendidikan Tinggi Kristen di Indonesia (BAKP3-PTKI). Seminar ini telah diikuti berbagai perguruan tinggi mitra Ukrida di seluruh Indonesia.
Baca: Dua Guru Besar UI Raih Penghargaan Menteri Luar Negeri Jepang, Ini Profilnya
Seminar menghadirkan narasumber Rob C. McCleland, Founding President di John Maxwell Leadership Foundation.
Aspek yang ditekankan dalam paparan seminar ini adalah sikap pemimpin dalam menghadapi era disrupsi.
Pemimpin di sini adalah berdasarkan kepemimpinan dalam konteks pendidikan Kristen sesuai dengan lembaga pendidikan tinggi yang berkolaborasi dalam kegiatan ini.
Rob McCleland mengubah perspektif kata “disrupt”, mengguncang atau mengganggu, yang berkonotasi negatif, menjadi hal yang harus dihadapi dengan sikap positif berdasarkan ajaran Tuhan. Hal demikian juga yang seyogyanya menjadi sikap para pemimpin pendidikan tinggi Kristen dengan tekad untuk maju dan bertumbuh bersama.
Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani melalui sambutannya secara online menyambut gembira diadakannya seminar ini karena menjadi bukti Ukrida terus meningkatkan dan memperluas kolaborasinya guna meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain itu, dia juga mengatakan, lima kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka terus menjadi fokus dalam upaya transformasi pendidikan. “Pertama, peningkatan kualitas dosen, termasuk peningkatan peran dalam proses pembelajaran partisipatif,” katanya, melalui siaran pers, Senin (8/8/2022).
Baca juga: KIP Kuliah Wajib Tepat Sasaran, Ini yang Harus Dilakukan Kampu s
Kedua, peningkatan relevansi pendidikan tinggi dengan situasi saat ini, dan memanggil para praktisi untuk ikut mengajar di perguruan tinggi. Ketiga, peningkatan partisipasi bagi perguruan tinggi dengan program studi terakreditasi A untuk menyiapkan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Keempat, dengan bergabungnya Ristek ke Kemendikbud, maka berbagai kebijakan tentang Riset yang semula dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bidang pendidikan tinggi kembali ke Kemendikbud, dan nama kementerian menjadi Kemendikbudristek serta memperoleh tambahan dana riset. Kelima, kebijakan tentang riset dan pengabdian kepada masyarakat.
Selanjutnya, ia menegaskan, kelima kebijakan tersebut membawa dampak yang luar biasa dalam rangka mengantisipasi era disruptif sesuai agenda seminar ini. Harapan Kepala LLDIKTI Wilayah III adalah melalui seminar ini kolaborasi antar perguruan tinggi akan dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dan berbagi peran dalam menyikapinya.
Mencermati substansi permasalahan yang disampaikan melalui sambutan Kepala LLDIKTI Wilayah III, penyelenggara pendidikan tinggi, dalam hal ini termasuk universitas swasta Kristen terpanggil untuk menjawab tantangan tersebut.
Seminar ini merupakan hasil kolaborasi Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) dengan Badan Koordinasi Akademik, Hibah, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Pendidikan Tinggi Kristen di Indonesia (BAKP3-PTKI). Seminar ini telah diikuti berbagai perguruan tinggi mitra Ukrida di seluruh Indonesia.
Baca: Dua Guru Besar UI Raih Penghargaan Menteri Luar Negeri Jepang, Ini Profilnya
Seminar menghadirkan narasumber Rob C. McCleland, Founding President di John Maxwell Leadership Foundation.
Aspek yang ditekankan dalam paparan seminar ini adalah sikap pemimpin dalam menghadapi era disrupsi.
Pemimpin di sini adalah berdasarkan kepemimpinan dalam konteks pendidikan Kristen sesuai dengan lembaga pendidikan tinggi yang berkolaborasi dalam kegiatan ini.
Rob McCleland mengubah perspektif kata “disrupt”, mengguncang atau mengganggu, yang berkonotasi negatif, menjadi hal yang harus dihadapi dengan sikap positif berdasarkan ajaran Tuhan. Hal demikian juga yang seyogyanya menjadi sikap para pemimpin pendidikan tinggi Kristen dengan tekad untuk maju dan bertumbuh bersama.
Kepala LLDIKTI Wilayah III Jakarta, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani melalui sambutannya secara online menyambut gembira diadakannya seminar ini karena menjadi bukti Ukrida terus meningkatkan dan memperluas kolaborasinya guna meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain itu, dia juga mengatakan, lima kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka terus menjadi fokus dalam upaya transformasi pendidikan. “Pertama, peningkatan kualitas dosen, termasuk peningkatan peran dalam proses pembelajaran partisipatif,” katanya, melalui siaran pers, Senin (8/8/2022).
Baca juga: KIP Kuliah Wajib Tepat Sasaran, Ini yang Harus Dilakukan Kampu s
Kedua, peningkatan relevansi pendidikan tinggi dengan situasi saat ini, dan memanggil para praktisi untuk ikut mengajar di perguruan tinggi. Ketiga, peningkatan partisipasi bagi perguruan tinggi dengan program studi terakreditasi A untuk menyiapkan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Keempat, dengan bergabungnya Ristek ke Kemendikbud, maka berbagai kebijakan tentang Riset yang semula dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bidang pendidikan tinggi kembali ke Kemendikbud, dan nama kementerian menjadi Kemendikbudristek serta memperoleh tambahan dana riset. Kelima, kebijakan tentang riset dan pengabdian kepada masyarakat.
Selanjutnya, ia menegaskan, kelima kebijakan tersebut membawa dampak yang luar biasa dalam rangka mengantisipasi era disruptif sesuai agenda seminar ini. Harapan Kepala LLDIKTI Wilayah III adalah melalui seminar ini kolaborasi antar perguruan tinggi akan dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dan berbagi peran dalam menyikapinya.
Mencermati substansi permasalahan yang disampaikan melalui sambutan Kepala LLDIKTI Wilayah III, penyelenggara pendidikan tinggi, dalam hal ini termasuk universitas swasta Kristen terpanggil untuk menjawab tantangan tersebut.
(nnz)