Survei Lingkungan Belajar Akan Digelar, Kenali 9 Aspek Pengukurannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tak lama lagi, A sesmen Nasional khususnya jenjang SMP akan diselenggarakan. Survei Lingkungan Belajar yang menjadi instrumen Asesmen Nasional akan mengukur kualitas dari sembilan aspek.
Sembilan aspek ini yang memengaruhi kualitas belajar peserta didik. Survei lingkungan belajar akan memotret mutu satuan pendidikan secara utuh mulai dari input dan proses belajar-mengajar di dalam kelas maupun di tingkat sekolah.
Dikutip dari laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek, berikut ini sembilan aspek dalam Survei Lingkungan Belajar pada Asesmen Nasional.
Baca juga: Kemendikbudristek: Siswa Bebas Memilih Materi Pembelajaran di Kurikulum Merdeka
1. Kualitas pembelajaran
Kualitas pembelajaran akan mengukur tingkat kualitas interaksi yang terjadi antara peserta didik, guru, dan juga materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran mencakup pengelolaan kelas, dukungan afektif, pembelajaran interaktif, dan penyesuaian cara mengajar sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2. Praktik perbaikan pembelajaran oleh guru
Pembelajaran yang dilakukan juga perlu direfleksikan oleh guru. Dalam aspek ini dapat melalui belajar seputar pembelajaran, refleksi atas praktik pengajaran, serta penerapan praktik inovatif.
3. Kepemimpinan instruksional
Kepemimpinan instruksional di sini lebih kepada peran kepala sekolah dalam memimpin satuan pendidikan. Misalnya seperti kemampuan kepala sekolah untuk menyusun visi, misi, program, dan juga kebijakan yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Iklim keamanan di sekolah
Satuan pendidikan seyogianya harus memberikan perlindungan dan rasa aman bagi seluruh warga sekolah, baik secara fisik dan juga psikologis. Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu memiliki pemahaman, program, serta menerapkan kebijakan terkait perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan narkoba.
Baca juga: Gita Bahana Nusantara akan Kembali Tampil di Istana Merdeka pada HUT ke-77 RI
5. Iklim kebinekaan di sekolah
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman. Maka dari itu, satuan pendidikan perlu menghargai keragaman agama, sosial, budaya, dukungan kesetaraan hak sipil, dan komitmen kebangsaan.
6. Dukungan atas kesetaraan gender
Lingkungan di satuan pendidikan harus bisa berperilaku adil dan memberikan kesempatan yang bagi seluruh warga sekolah, baik laki-laki maupun perempuan, dalam menjalankan peran di lingkungan satuan pendidikan.
7. Iklim inklusivitas
Satuan pendidikan harus mampu mengedukasi pengetahuan, menerima, dan juga mendukung para peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus, serta murid cerdas istimewa ataupun bakat istimewa.
8. Dukungan partisipasi orang tua dan peserta didik
Seluruh elemen warga sekolah idealnya harus terlibat dalam setiap kegiatan dan juga program yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Maka dari itu, orang tua bisa ikut berpartisipasi dalam kepanitiaan kegiatan sekolah dan juga peserta didik bisa berperan serta dalam penyusunan program sekolah.
9. Latar belakang sosial-ekonomi peserta didik
Survei lingkungan belajar juga mencoba untuk memetakan latar belakang sosial-ekonomi peserta didik. Kondisi sosial-ekonomi di sini terkait dengan mengakses dan juga memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, seperti tingkat pendidikan orang tua dan juga fasilitas belajar yang tersedia di rumah.
Sembilan aspek ini yang memengaruhi kualitas belajar peserta didik. Survei lingkungan belajar akan memotret mutu satuan pendidikan secara utuh mulai dari input dan proses belajar-mengajar di dalam kelas maupun di tingkat sekolah.
Dikutip dari laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek, berikut ini sembilan aspek dalam Survei Lingkungan Belajar pada Asesmen Nasional.
Baca juga: Kemendikbudristek: Siswa Bebas Memilih Materi Pembelajaran di Kurikulum Merdeka
1. Kualitas pembelajaran
Kualitas pembelajaran akan mengukur tingkat kualitas interaksi yang terjadi antara peserta didik, guru, dan juga materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran mencakup pengelolaan kelas, dukungan afektif, pembelajaran interaktif, dan penyesuaian cara mengajar sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2. Praktik perbaikan pembelajaran oleh guru
Pembelajaran yang dilakukan juga perlu direfleksikan oleh guru. Dalam aspek ini dapat melalui belajar seputar pembelajaran, refleksi atas praktik pengajaran, serta penerapan praktik inovatif.
3. Kepemimpinan instruksional
Kepemimpinan instruksional di sini lebih kepada peran kepala sekolah dalam memimpin satuan pendidikan. Misalnya seperti kemampuan kepala sekolah untuk menyusun visi, misi, program, dan juga kebijakan yang mendukung guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Iklim keamanan di sekolah
Satuan pendidikan seyogianya harus memberikan perlindungan dan rasa aman bagi seluruh warga sekolah, baik secara fisik dan juga psikologis. Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu memiliki pemahaman, program, serta menerapkan kebijakan terkait perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan narkoba.
Baca juga: Gita Bahana Nusantara akan Kembali Tampil di Istana Merdeka pada HUT ke-77 RI
5. Iklim kebinekaan di sekolah
Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman. Maka dari itu, satuan pendidikan perlu menghargai keragaman agama, sosial, budaya, dukungan kesetaraan hak sipil, dan komitmen kebangsaan.
6. Dukungan atas kesetaraan gender
Lingkungan di satuan pendidikan harus bisa berperilaku adil dan memberikan kesempatan yang bagi seluruh warga sekolah, baik laki-laki maupun perempuan, dalam menjalankan peran di lingkungan satuan pendidikan.
7. Iklim inklusivitas
Satuan pendidikan harus mampu mengedukasi pengetahuan, menerima, dan juga mendukung para peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus, serta murid cerdas istimewa ataupun bakat istimewa.
8. Dukungan partisipasi orang tua dan peserta didik
Seluruh elemen warga sekolah idealnya harus terlibat dalam setiap kegiatan dan juga program yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Maka dari itu, orang tua bisa ikut berpartisipasi dalam kepanitiaan kegiatan sekolah dan juga peserta didik bisa berperan serta dalam penyusunan program sekolah.
9. Latar belakang sosial-ekonomi peserta didik
Survei lingkungan belajar juga mencoba untuk memetakan latar belakang sosial-ekonomi peserta didik. Kondisi sosial-ekonomi di sini terkait dengan mengakses dan juga memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, seperti tingkat pendidikan orang tua dan juga fasilitas belajar yang tersedia di rumah.
(nnz)