Mahasiswi UGM Masuk Daftar 41 Peneliti Muda Peraih Beasiswa Bayer Foundation-Germany
loading...
A
A
A
“Penelitian ini juga berkolaborasi dengan Pusat Riset Biologi Molekular Eijkman - BRIN, yang telah banyak berkontribusi dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. Tujuannya untuk mendeteksi keberadaan S. pneumoniae pada saluran pernafasan bagian atas dan memahami akibat ko-infeksi bakteri ini terhadap infeksi virus Covid-19,” tuturnya.
Baca juga: 12.420 Mahasiswa Program PMM Belajar Satu Semester di 138 Kampus
Selaku promotor, Budi memaparkan bahwa Riset Biomedis dan Biologi Molekuler khususnya yang fokus terhadap kasus ko-infeksi antara bakteri pneumokokus dengan Covid-19 masih jarang dilakukan di Indonesia maupun di dunia.
“Semoga hasil risetnya dapat digunakan untuk prevensi/pencegahan dan penyembuhan kedua penyakit tersebut,” papar Budi.
Tiara berpesan kepada seluruh sivitas akademika UGM untuk tetap bangkit dan berjuang ketika menghadapi kegagalan.
“Pilihan untuk kuliah di UGM, baik untuk mahasiswa S1, S2 maupun S3 ini merupakan jalan yang telah kita tentukan sendiri demi masa depan yang lebih baik. Karena kita telah menentukan pilihan, maka harus disyukuri dan dijalani dengan sebaik-baiknya sampai tuntas,” tuturnya.
Ia mengatakan, tidak pernah membayangkan bisa mencapai titik ini. “Membesarkan dua anak sambil LDR dengan suami, sekaligus menjadi mahasiswa S3 dan instruktur zumba. Sungguh sangat menyita waktu dan tenaga. Namun prinsip saya: Just do it! Berusaha, bekerja dan berdoa. Ketiganya saya anggap ibadah sehingga akhirnya saya diberi rejeki tidak terduga berupa beasiswa Bayer Foundation di tahun 2022 ini,” ucap Tiara.
Baca juga: 12.420 Mahasiswa Program PMM Belajar Satu Semester di 138 Kampus
Selaku promotor, Budi memaparkan bahwa Riset Biomedis dan Biologi Molekuler khususnya yang fokus terhadap kasus ko-infeksi antara bakteri pneumokokus dengan Covid-19 masih jarang dilakukan di Indonesia maupun di dunia.
“Semoga hasil risetnya dapat digunakan untuk prevensi/pencegahan dan penyembuhan kedua penyakit tersebut,” papar Budi.
Tiara berpesan kepada seluruh sivitas akademika UGM untuk tetap bangkit dan berjuang ketika menghadapi kegagalan.
“Pilihan untuk kuliah di UGM, baik untuk mahasiswa S1, S2 maupun S3 ini merupakan jalan yang telah kita tentukan sendiri demi masa depan yang lebih baik. Karena kita telah menentukan pilihan, maka harus disyukuri dan dijalani dengan sebaik-baiknya sampai tuntas,” tuturnya.
Ia mengatakan, tidak pernah membayangkan bisa mencapai titik ini. “Membesarkan dua anak sambil LDR dengan suami, sekaligus menjadi mahasiswa S3 dan instruktur zumba. Sungguh sangat menyita waktu dan tenaga. Namun prinsip saya: Just do it! Berusaha, bekerja dan berdoa. Ketiganya saya anggap ibadah sehingga akhirnya saya diberi rejeki tidak terduga berupa beasiswa Bayer Foundation di tahun 2022 ini,” ucap Tiara.
(nnz)