Gagal SBMPTN Mau Ambil Gap Year? Ini Hal Penting yang Perlu Disiapkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bagi calon mahasiswa yang belum berhasil lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN ), sebenarnya ada satu opsi yang dapat dipilih namun jarang menjadi pilihan utama. Yaitu mengambil gap year atau tahun jeda.
Gap year adalah sebuah periode di saat seseorang memutuskan untuk mengambil waktu rehat dari aktivitas pendidikan formalnya. Pelajar yang memilih tahun jeda biasanya memiliki alasan seperti ingin bekerja dulu, belum menemukan jurusan yang cocok untuk kuliah, atau karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung untuk melanjutkan kuliah.
Baca juga: Simak Syarat Pendaftaran Uji Kompetensi Calon Penerima Beasiswa Al-Azhar Mesir
Di Indonesia sendiri, pilihan untuk mengambil gap year masih kurang familiar dan kurang dianggap wajar. Padahal ada beberapa tokoh dunia yang memilih untuk mengambil gap year, seperti Steve Jobs, JK Rowling, Benedict Cumberbatch, bahkan Albert Einstein.
Mengambil gap year sendiri juga dapat memberikan beberapa manfaat seperti mampu membuat siswa menjadi lebih matang dan dewasa dalam menentukan tujuan, memberikan waktu untuk self reflection, eksplorasi hal-hal baru, dan punya banyak waktu luang untuk mempersiapkan diri menghadapi UTBK di tahun berikutnya.
Namun, menjalani gap year tentunya juga harus dilakukan secara berkualitas. Waktu yang panjang akan berlalu secara sia-sia jika tidak diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Dikutip melalui siaran pers Zenius, Sabtu (20/8/2022), ini dua tips dalam menjalani gap year.
1. Merencanakan Kegiatan Gap Year
Langkah pertama, buatlah list hal-hal yang ingin dilakukan selama gap year lengkap bersama dengan jadwal kegiatannya.
Baca juga: Kisah 2 Maba Itera Terjauh dan Termuda, Dari Papua dan Berusia 15 Tahun
Dari segi non akademik, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menambah pengalaman sekaligus meningkatkan soft skills yang mungkin sebelumnya tidak pernah dipelajari di sekolah.
Seperti menggunakan waktu gap year untuk menjadi relawan sebuah kegiatan, menjelajah ke tempat yang belum pernah dikunjungi, atau mencoba membangun usaha sendiri.
Beberapa hal lain yang juga bisa dilakukan untuk memberikan nilai tambah seperti mengikuti kursus bahasa asing, mendaftar magang, atau mencari pekerjaan sampingan.
Gap year adalah sebuah periode di saat seseorang memutuskan untuk mengambil waktu rehat dari aktivitas pendidikan formalnya. Pelajar yang memilih tahun jeda biasanya memiliki alasan seperti ingin bekerja dulu, belum menemukan jurusan yang cocok untuk kuliah, atau karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung untuk melanjutkan kuliah.
Baca juga: Simak Syarat Pendaftaran Uji Kompetensi Calon Penerima Beasiswa Al-Azhar Mesir
Di Indonesia sendiri, pilihan untuk mengambil gap year masih kurang familiar dan kurang dianggap wajar. Padahal ada beberapa tokoh dunia yang memilih untuk mengambil gap year, seperti Steve Jobs, JK Rowling, Benedict Cumberbatch, bahkan Albert Einstein.
Mengambil gap year sendiri juga dapat memberikan beberapa manfaat seperti mampu membuat siswa menjadi lebih matang dan dewasa dalam menentukan tujuan, memberikan waktu untuk self reflection, eksplorasi hal-hal baru, dan punya banyak waktu luang untuk mempersiapkan diri menghadapi UTBK di tahun berikutnya.
Namun, menjalani gap year tentunya juga harus dilakukan secara berkualitas. Waktu yang panjang akan berlalu secara sia-sia jika tidak diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Dikutip melalui siaran pers Zenius, Sabtu (20/8/2022), ini dua tips dalam menjalani gap year.
1. Merencanakan Kegiatan Gap Year
Langkah pertama, buatlah list hal-hal yang ingin dilakukan selama gap year lengkap bersama dengan jadwal kegiatannya.
Baca juga: Kisah 2 Maba Itera Terjauh dan Termuda, Dari Papua dan Berusia 15 Tahun
Dari segi non akademik, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menambah pengalaman sekaligus meningkatkan soft skills yang mungkin sebelumnya tidak pernah dipelajari di sekolah.
Seperti menggunakan waktu gap year untuk menjadi relawan sebuah kegiatan, menjelajah ke tempat yang belum pernah dikunjungi, atau mencoba membangun usaha sendiri.
Beberapa hal lain yang juga bisa dilakukan untuk memberikan nilai tambah seperti mengikuti kursus bahasa asing, mendaftar magang, atau mencari pekerjaan sampingan.