Keren, Dosen UNY Teliti Serat Rami sebagai Bahan Anti Peluru
loading...
A
A
A
Didik memaparkan, pembuatan serat rami sebagai bahan panel anti peluru dilakukan melalui urutan mulai pembuatan serat rami sampai pengepresan. Pengambilan serat rami, dipilih serat rami yang kuat. Selanjutnya adalah pembuatan anyaman rami. Pembuatan anyaman menggunakan mesin tenun bukan mesin (ATBM) di mana serat rami berfungsi sebagai lusi (warp) dan benang sebagai pakan (weft).
Baca juga: 5 Sekolah Kedinasan di Surabaya, Nomor 3 Paling Bergengsi
Setiap anyaman dijaga keseragamannya dengan metode anyaman yang sama. Komposit epoksi dan serat rami dimanufaktur menggunakan metode hand lay-up yang dilanjutkan metode cetak tekan menggunakan mesin press hidrolik. Epoksi dan hardener yang dicampurkan dengan perbandingan 1:1 selanjutnya diaduk rata.
Anyaman serat rami yang sudah dipotong sesuai ukuran cetakan kemudian ditimbang untuk menentukan ketebalan komposit. Fraksi volume komposit yang digunakan adalah 60% pada berbagai jumlah lamina. Campuran epoksi tersebut kemudian diusapkan pada permukaan rami selanjutnya ditekan menggunakan mesin press sampai ketebalan yang dikehendaki. Untuk menjaga keseragaman dalam cetakan menggunakan prinsip yang sama di setiap lamina. Selanjutnya menggunakan dasar fraksi volume komposit sebesar 60%.
Didik mengungkapkan, dari berbagai hasil penelitian yang sudah dilakukan adalah pemanfaatan dan perlakuan serat rami untuk membuat panel komposit epoksi rami yang tahan peluru level II dan IIIA standar NIJ, tetapi komposit ini belum mampu menahan peluru level IV.
Penyusunan jumlah lamina serat rami menyesuaikan jenis peluru yang digunakan. Semakin tinggi atau tajam jenis peluru maka jumlah lapisan semakin banyak. Namun demikian serat rami yang diperkuat dengan epoksi tidak sanggup menahan peluru level IV. Hal ini disebabkan jenis peluru yang sangat lancip dan tajam. Kelemahan serat rami adalah tidak sanggup menahan ketajaman walaupun serat rami sangat ulet.
Oleh karena itu dikembangkan panel peluru berbahan dasar serat rami dengan memberikan bahan keras di depan serat rami yang dinamakan first layer strike. Bahan yang digunakan harus bisa memecahkan material peluru. Pecahnya material peluru akan menumpulkan peluru, selanjutnya peluru akan dijerat oleh serat rami.
“Keadaan akan berbeda bila posisi kita balik, yaitu serat rami kita taruh di depan dan material keras ditaruh di belakang. Peluru tetap akan menembus panel karena serat rami yang ditaruh di depan akan dengan mudah ditembus oleh peluru tajam” katanya.
Material keras yang pernah dikembangkannya adalah keramik SiC dan plat baja yang dikeraskan. Keduanya bisa menahan peluru level IV dengan ketebalan tertentu.
Baca juga: 5 Sekolah Kedinasan di Surabaya, Nomor 3 Paling Bergengsi
Setiap anyaman dijaga keseragamannya dengan metode anyaman yang sama. Komposit epoksi dan serat rami dimanufaktur menggunakan metode hand lay-up yang dilanjutkan metode cetak tekan menggunakan mesin press hidrolik. Epoksi dan hardener yang dicampurkan dengan perbandingan 1:1 selanjutnya diaduk rata.
Anyaman serat rami yang sudah dipotong sesuai ukuran cetakan kemudian ditimbang untuk menentukan ketebalan komposit. Fraksi volume komposit yang digunakan adalah 60% pada berbagai jumlah lamina. Campuran epoksi tersebut kemudian diusapkan pada permukaan rami selanjutnya ditekan menggunakan mesin press sampai ketebalan yang dikehendaki. Untuk menjaga keseragaman dalam cetakan menggunakan prinsip yang sama di setiap lamina. Selanjutnya menggunakan dasar fraksi volume komposit sebesar 60%.
Didik mengungkapkan, dari berbagai hasil penelitian yang sudah dilakukan adalah pemanfaatan dan perlakuan serat rami untuk membuat panel komposit epoksi rami yang tahan peluru level II dan IIIA standar NIJ, tetapi komposit ini belum mampu menahan peluru level IV.
Penyusunan jumlah lamina serat rami menyesuaikan jenis peluru yang digunakan. Semakin tinggi atau tajam jenis peluru maka jumlah lapisan semakin banyak. Namun demikian serat rami yang diperkuat dengan epoksi tidak sanggup menahan peluru level IV. Hal ini disebabkan jenis peluru yang sangat lancip dan tajam. Kelemahan serat rami adalah tidak sanggup menahan ketajaman walaupun serat rami sangat ulet.
Oleh karena itu dikembangkan panel peluru berbahan dasar serat rami dengan memberikan bahan keras di depan serat rami yang dinamakan first layer strike. Bahan yang digunakan harus bisa memecahkan material peluru. Pecahnya material peluru akan menumpulkan peluru, selanjutnya peluru akan dijerat oleh serat rami.
“Keadaan akan berbeda bila posisi kita balik, yaitu serat rami kita taruh di depan dan material keras ditaruh di belakang. Peluru tetap akan menembus panel karena serat rami yang ditaruh di depan akan dengan mudah ditembus oleh peluru tajam” katanya.
Material keras yang pernah dikembangkannya adalah keramik SiC dan plat baja yang dikeraskan. Keduanya bisa menahan peluru level IV dengan ketebalan tertentu.
(nnz)