Wafi Haidi, Siswa MAN IC Serpong Peraih 4 Medali Internasional Earth Science Olympiad
loading...
A
A
A
Selain medali, Wafi juga mendapat sejumlah uang apresiasi dari pemerintah. Perjalanan Wafi meraih sejumlah medali tersebut tidaklah gampang, dan semua dilalui dengan perjuangan.
“Sejak masih kecil, saya sudah tertarik dengan fenomena-fenomena alam di sekitar saya. Ketertarikan tersebut bangkit dari rasa penasaran bagaimana peristiwa alam terjadi. Bagaimana pelangi yang indah di langit bisa terbentuk hingga gempa di dasar bumi yang menimbulkan banyak kerusakan bisa terjadi.
Oleh karena itu, saya melihat bahwa terdapat satu bidang olimpiade yang bisa menjadi jawaban atas rasa penasaran di benak saya di MAN Insan Cendekia, yakni ilmu Kebumian,” kisah Wafi yang kini diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung.
Anak dari pasangan bapak Aidil Fitriansyah dan Ibu Rosma Dhamayanty Karim ini menjadikan olimpiade sebagai tantangan tersendiri untuk kehidupan, baik akademik maupun non-akademik.
Pada awalnya, Wafi pun mengalami kesulitan untuk membagi waktu. Hal itu terlihat dari nilai akademik Wafi yang mulai menurun dan keanggotaan organisasi di sekolah juga ikut terbengkalai.
“Awalnya, perjalanan olimpiade di tahun pertama saya terhenti di tingkat provinsi. Saya menyadari bahwa kemampuan untuk mengelola waktu sangatlah diperlukan agar semua dapat terjalani dengan baik,” jelas Wafi saat mengisahkan perjalanannya.
Wafi pun melakukan evaluasi mendalam dan berpikir menentukan skala prioritas di waktu yang tepat dengan membuat poin-poin kegiatan apa saja yang harus dikerjakan dalam satu waktu untuk mencapai target tertentu. Dengan membuat skala prioritas dan jadwal, Wafi dapat mengetahui target-target apa saja yang harus capai dan estimasi pelaksanaannya.
“Skala prioritas itu tentu dibarengi dengan konsisten dan kerja keras pada setiap apa yang akan kita kerjakan. Hal tersebut ternyata membuahkan hasil yang manis dan tidak saya duga. Pada tahun 2021 saya mendapatkan medali Perunggu Kompetisi Sains Nasional Bidang Kebumian yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional,” uangkapnya
“Saya merasa sangat senang dan bersyukur atas pencapaian yang diraih. Tetapi, perjalanan tidak putus sampai di sana, untuk bidang kebumian terdapat satu event internasional yang pesertanya disaring dari para peraih medali KSN Bidang Kebumian.
Hal itu membuat kami harus berjuang di pembinaan dan pelatihan nasional secara bertahap. Dengan semangat, kerja keras, pantang menyerah, dan doa dari segala pihak, saya berhasil menjadi tim nasional yang akan mewakili Indonesia menuju Internasional Earth Science Olympiad (IESO) 2022, dan akhirnya saya mendapatkan sejumlah medali tersebut,” pungkasnya.
“Sejak masih kecil, saya sudah tertarik dengan fenomena-fenomena alam di sekitar saya. Ketertarikan tersebut bangkit dari rasa penasaran bagaimana peristiwa alam terjadi. Bagaimana pelangi yang indah di langit bisa terbentuk hingga gempa di dasar bumi yang menimbulkan banyak kerusakan bisa terjadi.
Oleh karena itu, saya melihat bahwa terdapat satu bidang olimpiade yang bisa menjadi jawaban atas rasa penasaran di benak saya di MAN Insan Cendekia, yakni ilmu Kebumian,” kisah Wafi yang kini diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung.
Anak dari pasangan bapak Aidil Fitriansyah dan Ibu Rosma Dhamayanty Karim ini menjadikan olimpiade sebagai tantangan tersendiri untuk kehidupan, baik akademik maupun non-akademik.
Pada awalnya, Wafi pun mengalami kesulitan untuk membagi waktu. Hal itu terlihat dari nilai akademik Wafi yang mulai menurun dan keanggotaan organisasi di sekolah juga ikut terbengkalai.
“Awalnya, perjalanan olimpiade di tahun pertama saya terhenti di tingkat provinsi. Saya menyadari bahwa kemampuan untuk mengelola waktu sangatlah diperlukan agar semua dapat terjalani dengan baik,” jelas Wafi saat mengisahkan perjalanannya.
Wafi pun melakukan evaluasi mendalam dan berpikir menentukan skala prioritas di waktu yang tepat dengan membuat poin-poin kegiatan apa saja yang harus dikerjakan dalam satu waktu untuk mencapai target tertentu. Dengan membuat skala prioritas dan jadwal, Wafi dapat mengetahui target-target apa saja yang harus capai dan estimasi pelaksanaannya.
“Skala prioritas itu tentu dibarengi dengan konsisten dan kerja keras pada setiap apa yang akan kita kerjakan. Hal tersebut ternyata membuahkan hasil yang manis dan tidak saya duga. Pada tahun 2021 saya mendapatkan medali Perunggu Kompetisi Sains Nasional Bidang Kebumian yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional,” uangkapnya
“Saya merasa sangat senang dan bersyukur atas pencapaian yang diraih. Tetapi, perjalanan tidak putus sampai di sana, untuk bidang kebumian terdapat satu event internasional yang pesertanya disaring dari para peraih medali KSN Bidang Kebumian.
Hal itu membuat kami harus berjuang di pembinaan dan pelatihan nasional secara bertahap. Dengan semangat, kerja keras, pantang menyerah, dan doa dari segala pihak, saya berhasil menjadi tim nasional yang akan mewakili Indonesia menuju Internasional Earth Science Olympiad (IESO) 2022, dan akhirnya saya mendapatkan sejumlah medali tersebut,” pungkasnya.