Mahasiswa UPER Raih Penghargaan Kompetisi The 46th IPA Convention and Exhibition 2022

Rabu, 12 Oktober 2022 - 09:10 WIB
loading...
Mahasiswa UPER Raih Penghargaan Kompetisi The 46th IPA Convention and Exhibition 2022
Mahasiswa UPER raih penghargaan Best Oral Presentation pada kompetisi The 46th IPA Convention and Exhibition kategori Student Paper 2022. Foto/Dok/UPER
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) mencatat jumlah cadangan minyak bumi Indonesia terus tergerus dalam satu dasawarsa terakhir. Tahun 2011, cadangan minyak Indonesia tercatat 7,73 miliar barel.

Pada 2021 cadangan minyak bumi Indonesia tinggal 3,95 miliar barel, dengan jumlah cadangan terbukti sebesar 2,25 miliar barel, dan 1,7 miliar barel cadangan potensial.

Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu daerah penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia turut mengalami penurunan jumlah cadangan migas.



Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur mencatat, jumlah produksi minyak bumi di Provinsi Kalimantan Timur terus menurun setiap tahun dari 2019 sebesar 21 juta barel hingga tahun 2021 sebesar 17 juta barel.

Adalah Fransisca Indah Permatasari, mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina (UPER), yang mengajukan solusi untuk mendongkrak produksi migas meski pada sumur yang sudah tua.

Penelitiannya diganjar penghargaan Best Oral Presentation pada kompetisi The 46th IPA Convention and Exhibition kategori Student Paper 2022.



“Penelitian ini saya lakukan dengan mengambil data di Blok Mahakam. Saat ini kondisi di Blok Mahakam terdapat sumur-sumur migas yang usianya sudah cukup tua, jadi mau tidak mau produksi minyak akan berada di reservoir yang kedalamannya semakin dangkal. Tantangan jika berproduksi di reservoir yang dangkal, khawatir yang akan didapatkan bukan migas, tetapi pasir,” jelas Fransisca dalam keterangan pers, Rabu (11/10/2022).

Untuk menghindarinya, Fransisca menawarkan metode kontrol pasir untuk menahan agar pasir tidak ikut terambil selama proses eksploitasi. “Cara kerjanya dengan menggunakan water-based resin. Resin ini berfungsi seperti lem yang dapat mengikat serta menahan pasir dan batuan di dasar sumur,” tutur Fransisca.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3234 seconds (0.1#10.140)