Ingin Tembus Ketatnya Seleksi Masuk Universitas Terbaik di AS dan Inggris, Ini Strateginya
loading...
A
A
A
Mungkin terdengar cukup sulit untuk memenuhi persyaratan tersebut, namun bukan tidak mungkin pelajar-pelajar Indonesia mendapatkan tempat di kampus-kampus bergengsi ini. Banyak pelajar Indonesia yang cukup kompeten dalam bidang akademis.
Dengan arahan dan bimbingan yang tepat sebelum mendaftar, peluang diterima terbuka lebar. Yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan diri menghadapi proses seleksi yang sangat ketat, tidak hanya beberapa bulan sebelum seleksi dan pendaftaran saja. Untuk peluang terbaik, persiapan masuk kampus-kampus bergengsi di AS dan Inggris sebaiknya dimulai sejak calon mahasiswa duduk di kelas 9.
Sebenarnya mengapa persiapan masuk universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris ini membutuhkan waktu yang cukup panjang?
Berbicara di hadapan para orang tua dari calon mahasiswa di Asia Tenggara, Benjamin Schwartz, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Dartmouth College salah satu universitas Ivy League di AS menjelaskan bahwa tidak cukup mengandalkan nilai akademis untuk menembus ketatnya persaingan memasuki universitas unggulan di AS.
“Nilai akademis (SAT, ACT dan transkrip akademis) hanya menentukan 40% dari total penilaian dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, selebihnya, 30% penilaian terhadap kegiatan pengayaan akademik dan kepemimpinan dan 30% lainnya dari hasil esai dan wawancara dengan kandidat. Jadi, mereka yang hanya mengandalkan nilai akademis selama sekolah tentu sangat kecil kemungkinannya untuk diterima,” papar Benjamin Schwartz.
Hal senada juga diungkapkan Hannah Rowberry, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Oxford University. “Meskipun berbeda dalam penentuan bobotnya, namun seleksi penerimaan di Inggris juga menggunakan pendekatan yang komprehensif dengan bobot 75% untuk akademis, 15% untuk pengayaan akademik, kepemimpinan dan inovasi, serta 10% untuk aplikasi, esai dan wawancara. Dengan formula semacam ini,sangat penting para calon mahasiswa mempersiapkan dirinya sejak jauh-jauh hari,” jelas Hannah Rowberry.
Di sinilah peran Crimson Education sebagai sebuah institusi untuk membantu para pelajar mempersiapkan diri agar diterima di universitas-universitas impian mereka. Sebagai konsultan pendidikan tinggi, Crimson Education memberikan dukungan, informasi, serta arahan kepada para pelajar sehingga mereka dapat mempersiapkan diri secara matang dalam menjalani seleksi universitas.
Dengan bimbingan Crimson Education, calon mahasiswa-mahasiswi akan mendapatkan arahan dalam hal memilih kegiatan pengayaan akademik yang tepat dan bermanfaat, menemukan peluang menumbuhkan dan menyesuaikan minat mereka, membangun kisah unik mereka, menemukan sekolah dan program yang melengkapi kekuatan mereka, membantu para calon mahasiswa untuk menyusun profil yang lebih menarik, memutuskan jurusan yang tepat, menulis pernyataan personal, dan berlatih menghadapi wawancara, hingga mengelola tenggat waktu dan stres.
“Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Crimson Education untuk meningkatkan keberhasilan calon mahasiswa. Pertama, kami akan menyiapkan calon mahasiswa dengan berbagai program yang telah didesain untuk diikuti sejak setidaknya 3 tahun sebelum proses pendaftaran," terang Sunanto.
"Dengan mengikuti program yang dirancang Crimson Education sejak akhir kelas 9, calon mahasiswa akan dibantu untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai mereka, memberikan rekomendasi dan saran universitas yang tersedia berdasarkan kecocokan minat dan bakat, membantu merencanakan alokasi biaya pendidikan, dan mendorong calon mahasiswa agar terlibat aktif di dalam kegiatan pengayaan akademik,” tambahnya.
Dengan arahan dan bimbingan yang tepat sebelum mendaftar, peluang diterima terbuka lebar. Yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan diri menghadapi proses seleksi yang sangat ketat, tidak hanya beberapa bulan sebelum seleksi dan pendaftaran saja. Untuk peluang terbaik, persiapan masuk kampus-kampus bergengsi di AS dan Inggris sebaiknya dimulai sejak calon mahasiswa duduk di kelas 9.
Sebenarnya mengapa persiapan masuk universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris ini membutuhkan waktu yang cukup panjang?
Berbicara di hadapan para orang tua dari calon mahasiswa di Asia Tenggara, Benjamin Schwartz, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Dartmouth College salah satu universitas Ivy League di AS menjelaskan bahwa tidak cukup mengandalkan nilai akademis untuk menembus ketatnya persaingan memasuki universitas unggulan di AS.
“Nilai akademis (SAT, ACT dan transkrip akademis) hanya menentukan 40% dari total penilaian dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, selebihnya, 30% penilaian terhadap kegiatan pengayaan akademik dan kepemimpinan dan 30% lainnya dari hasil esai dan wawancara dengan kandidat. Jadi, mereka yang hanya mengandalkan nilai akademis selama sekolah tentu sangat kecil kemungkinannya untuk diterima,” papar Benjamin Schwartz.
Hal senada juga diungkapkan Hannah Rowberry, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Oxford University. “Meskipun berbeda dalam penentuan bobotnya, namun seleksi penerimaan di Inggris juga menggunakan pendekatan yang komprehensif dengan bobot 75% untuk akademis, 15% untuk pengayaan akademik, kepemimpinan dan inovasi, serta 10% untuk aplikasi, esai dan wawancara. Dengan formula semacam ini,sangat penting para calon mahasiswa mempersiapkan dirinya sejak jauh-jauh hari,” jelas Hannah Rowberry.
Di sinilah peran Crimson Education sebagai sebuah institusi untuk membantu para pelajar mempersiapkan diri agar diterima di universitas-universitas impian mereka. Sebagai konsultan pendidikan tinggi, Crimson Education memberikan dukungan, informasi, serta arahan kepada para pelajar sehingga mereka dapat mempersiapkan diri secara matang dalam menjalani seleksi universitas.
Dengan bimbingan Crimson Education, calon mahasiswa-mahasiswi akan mendapatkan arahan dalam hal memilih kegiatan pengayaan akademik yang tepat dan bermanfaat, menemukan peluang menumbuhkan dan menyesuaikan minat mereka, membangun kisah unik mereka, menemukan sekolah dan program yang melengkapi kekuatan mereka, membantu para calon mahasiswa untuk menyusun profil yang lebih menarik, memutuskan jurusan yang tepat, menulis pernyataan personal, dan berlatih menghadapi wawancara, hingga mengelola tenggat waktu dan stres.
“Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Crimson Education untuk meningkatkan keberhasilan calon mahasiswa. Pertama, kami akan menyiapkan calon mahasiswa dengan berbagai program yang telah didesain untuk diikuti sejak setidaknya 3 tahun sebelum proses pendaftaran," terang Sunanto.
"Dengan mengikuti program yang dirancang Crimson Education sejak akhir kelas 9, calon mahasiswa akan dibantu untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai mereka, memberikan rekomendasi dan saran universitas yang tersedia berdasarkan kecocokan minat dan bakat, membantu merencanakan alokasi biaya pendidikan, dan mendorong calon mahasiswa agar terlibat aktif di dalam kegiatan pengayaan akademik,” tambahnya.