Dosen UPN Yogya Masuk Daftar Ilmuwan Terbaik Versi AD Scientific Index 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belasan dosen Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNV YK) masuk dalam Indonesia Top 10.000 Scientists versi AD Scientific Index. Dosen pengajar di Fakultas Teknik Industri UPNV YK Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Dr. Heri Septya Kusuma menduduki peringkat pertama di tingkat UPNV YK.
Sementara untuk tingkat nasional Heri menduduki peringkat 431, Asia peringkat 44.370, dan dunia peringkat 276.372. AD Scientific Index sendiri tidak seperti sistem lain yang menyediakan evaluasi dari jurnal universitas.
Sistem pemeringkat ini didasarkan pada kinerja dan nilai tambah dari produktivitas ilmiah ilmuwan individu. Penilaian lain juga pada karakteristik ilmiah dari afiliasi ilmuwan. Pemeringkatan akademisi didasarkan pada kewilayahan, mulai dari universitas, negara, benua, hingga dunia.
Baca juga: Guru Besar ITS Kembali Masuk Top 2% Scientist in the World 2022
"Indeks Ilmiah AD (Indeks Ilmiah Alper-Doger) baru saja merilis pemeringkatan akademisi Indonesia dalam laporan yang berjudul Indonesia Top 10.000 Scientists 'AD Scientific Index 2023' World Scientist and University Rankings 2023 pada 9 Oktober 2022 lalu," ucapnya, dikutip dari laman UPNV YK, Sabtu (22/10/2022).
Heri menjelaskan penilaian Indeks Ilmiah AD dikembangkan oleh Prof. Dr. Murat ALPER (MD) dan Associate Prof. Dr. Cihan DĂ–?ER (MD) menggunakan nilai total dan nilai 5 tahun terakhir dari indeks i10, h-indeks, dan skor kutipan/sitasi di Google Scholar. Oleh karena itu penelitian yang dia lakukan memperhatikan hal-hal tersebut.
"Penelitian saya yang diperhitungkan adalah semua penelitian yang sudah terpublikasi. Seperti dalam bentuk international journals, proceedings, book chapters, dan beberapa jenis karya ilmiah lainnya yang ada atau tercantum di Google Scholar," jelasnya.
Baca juga: Perdana, UII Masuk Daftar Pemeringkatan THE WUR 2023
Saat ini dia menekuni bidang penelitian adsorption, adsorbents (biosorbents), drying, extraction dan modelling. Menurutnya, apa yang dia giatkan sekarang menjadi salah satu implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Saya menjadi termotivasi untuk lebih produktif dalam melakukan Tri Dharma perguruan tinggi," lanjutnya.
Heri mengaku tidak mudah puas atas capaian yang telah diraih. Capaian ini justru jadi bahan evaluasi dan introspeksi diri, sehingga ke depan bisa mengembangkan diri dalam berbagai kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi.
"Menurut saya penelitian yang dilakukan oleh akademisi Indonesia tidak kalah dengan penelitian yang dilakukan oleh akademisi luar negeri," paparnya.
Rektor UPNV YK, Prof. Dr. Mohamad Irhas Effendi mengatakan masuknya beberapa dosen di UPNV YK dalam Indonesia Top 10.000 Scientists menjadi pelecut untuk semakin mendorong penelitian di perguruan tinggi. Dia menyampaikan apresiasinya pada tenaga pengajar yang telah membawa nama baik UPNV YK.
"Semoga penelitian-penelitian lintas sektor dan ilmu bisa semakin berkembang. Karena penyelesaian masalah harus dilakukan secara lintas sektor. Tidak bisa hanya satu yang dominan,"ucapnya.
Sementara untuk tingkat nasional Heri menduduki peringkat 431, Asia peringkat 44.370, dan dunia peringkat 276.372. AD Scientific Index sendiri tidak seperti sistem lain yang menyediakan evaluasi dari jurnal universitas.
Sistem pemeringkat ini didasarkan pada kinerja dan nilai tambah dari produktivitas ilmiah ilmuwan individu. Penilaian lain juga pada karakteristik ilmiah dari afiliasi ilmuwan. Pemeringkatan akademisi didasarkan pada kewilayahan, mulai dari universitas, negara, benua, hingga dunia.
Baca juga: Guru Besar ITS Kembali Masuk Top 2% Scientist in the World 2022
"Indeks Ilmiah AD (Indeks Ilmiah Alper-Doger) baru saja merilis pemeringkatan akademisi Indonesia dalam laporan yang berjudul Indonesia Top 10.000 Scientists 'AD Scientific Index 2023' World Scientist and University Rankings 2023 pada 9 Oktober 2022 lalu," ucapnya, dikutip dari laman UPNV YK, Sabtu (22/10/2022).
Heri menjelaskan penilaian Indeks Ilmiah AD dikembangkan oleh Prof. Dr. Murat ALPER (MD) dan Associate Prof. Dr. Cihan DĂ–?ER (MD) menggunakan nilai total dan nilai 5 tahun terakhir dari indeks i10, h-indeks, dan skor kutipan/sitasi di Google Scholar. Oleh karena itu penelitian yang dia lakukan memperhatikan hal-hal tersebut.
"Penelitian saya yang diperhitungkan adalah semua penelitian yang sudah terpublikasi. Seperti dalam bentuk international journals, proceedings, book chapters, dan beberapa jenis karya ilmiah lainnya yang ada atau tercantum di Google Scholar," jelasnya.
Baca juga: Perdana, UII Masuk Daftar Pemeringkatan THE WUR 2023
Saat ini dia menekuni bidang penelitian adsorption, adsorbents (biosorbents), drying, extraction dan modelling. Menurutnya, apa yang dia giatkan sekarang menjadi salah satu implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Saya menjadi termotivasi untuk lebih produktif dalam melakukan Tri Dharma perguruan tinggi," lanjutnya.
Heri mengaku tidak mudah puas atas capaian yang telah diraih. Capaian ini justru jadi bahan evaluasi dan introspeksi diri, sehingga ke depan bisa mengembangkan diri dalam berbagai kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi.
"Menurut saya penelitian yang dilakukan oleh akademisi Indonesia tidak kalah dengan penelitian yang dilakukan oleh akademisi luar negeri," paparnya.
Rektor UPNV YK, Prof. Dr. Mohamad Irhas Effendi mengatakan masuknya beberapa dosen di UPNV YK dalam Indonesia Top 10.000 Scientists menjadi pelecut untuk semakin mendorong penelitian di perguruan tinggi. Dia menyampaikan apresiasinya pada tenaga pengajar yang telah membawa nama baik UPNV YK.
"Semoga penelitian-penelitian lintas sektor dan ilmu bisa semakin berkembang. Karena penyelesaian masalah harus dilakukan secara lintas sektor. Tidak bisa hanya satu yang dominan,"ucapnya.
(nnz)