Tepis PJJ Permanen, Kemendikbud Sediakan Platform Teknologi Belajar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan hanya akan mempermanenkan ketersediaan berbagai platform pembelajaran jarak jauh (PJJ) , baik yang bersifat daring maupun luring. Hal itu untuk mendukung sistem yang digunakan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar selama masa pandemi COVID-19.
Penggunaan platform ini tidak diwajibkan, tetapi akan dibuat tersedia. Adapun metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan tetap ditentukan berdasarkan kategori zona pandemi.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril menegaskan, sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat kementerian pada Juni lalu, satuan pendidikan yang berada pada zona hijau dan memenuhi berbagai persyaratan ketat lainnya dapat melaksanakan metode pembelajaran secara tatap muka. Jumlah daerah yang melakukan pembelajaran tatap muka akan terus meningkat seiring dengan waktu. Adapun PJJ hanya akan dilakukan pada satuan pendidikan di zona kuning, oranye, dan merah. Metode itu tidak akan permanen.( )
"Yang akan permanen adalah tersedianya berbagai platform PJJ, termasuk yang bersifat daring dan luring seperti Rumah Belajar, yang akan terus dilangsungkan guna mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar," kata Iwan seperti dalam keterangan pers Kemendikbud, Selasa (7/7/2020).
Iwan menambahkan, terkait pemanfaatan berbagai platform pendidikan berbasis teknologi yang telah tersedia, Kemendikbud mendorong pembelajaran dengan model kombinasi (hybrid). Model ini sangat bermanfaat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan inovatif dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
"Saya yakin model pembelajaran berbasis kombinasi pembelajaran ini akan terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan kompetensi siswa dalam bersaing di dunia global saat ini," kata Iwan.
Melalui pembelajaran dengan model kombinasi, guru dan siswa akan terus melanjutkan penerapan teknologi yang dikombinasikan dengan tatap muka sebagai metode pembelajaran terpadu. Dengan begitu, alat bantu pembelajaran tidak hanya berupa buku teks saja, tapi berbagai platform teknologi yang telah dimanfaatkan dalam PJJ selama pandemi.
"Yang paling penting adalah peran guru tidak akan tergantikan teknologi dalam pembelajaran. Namun, untuk mengakselerasi kompetensi siswa peran teknologi akan sangat mendukung," katanya.( )
Iwan menjelaskan, teknologi hanyalah alat, sehingga kunci utama terletak pada kualitas dan kompetensi para pendidik dalam memanfaatkan teknologi sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang efektif kepada murid-muridnya. Untuk itu, Kemendikbud telah melakukan beberapa hal antara lain menciptakan laman Guru Berbagi.
"Kami telah menciptakan sebuah ekosistem belajar buat guru, yang sifatnya gotong-royong yaitu laman Guru Berbagi," katanya.
Data per 3 Juli 2020 menunjukkan akses laman Guru Berbagi telah mencapai 5,9 juta akses dengan 950.000 lebih pengunjung. Sebanyak 1,2 juta unduhan di antaranya materi dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) baik untuk PAUD, SD, SMP, SMA dan SLB yang bersifat dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring).( )
Penggunaan platform ini tidak diwajibkan, tetapi akan dibuat tersedia. Adapun metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan tetap ditentukan berdasarkan kategori zona pandemi.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril menegaskan, sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat kementerian pada Juni lalu, satuan pendidikan yang berada pada zona hijau dan memenuhi berbagai persyaratan ketat lainnya dapat melaksanakan metode pembelajaran secara tatap muka. Jumlah daerah yang melakukan pembelajaran tatap muka akan terus meningkat seiring dengan waktu. Adapun PJJ hanya akan dilakukan pada satuan pendidikan di zona kuning, oranye, dan merah. Metode itu tidak akan permanen.( )
"Yang akan permanen adalah tersedianya berbagai platform PJJ, termasuk yang bersifat daring dan luring seperti Rumah Belajar, yang akan terus dilangsungkan guna mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar," kata Iwan seperti dalam keterangan pers Kemendikbud, Selasa (7/7/2020).
Iwan menambahkan, terkait pemanfaatan berbagai platform pendidikan berbasis teknologi yang telah tersedia, Kemendikbud mendorong pembelajaran dengan model kombinasi (hybrid). Model ini sangat bermanfaat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan inovatif dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
"Saya yakin model pembelajaran berbasis kombinasi pembelajaran ini akan terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan kompetensi siswa dalam bersaing di dunia global saat ini," kata Iwan.
Melalui pembelajaran dengan model kombinasi, guru dan siswa akan terus melanjutkan penerapan teknologi yang dikombinasikan dengan tatap muka sebagai metode pembelajaran terpadu. Dengan begitu, alat bantu pembelajaran tidak hanya berupa buku teks saja, tapi berbagai platform teknologi yang telah dimanfaatkan dalam PJJ selama pandemi.
"Yang paling penting adalah peran guru tidak akan tergantikan teknologi dalam pembelajaran. Namun, untuk mengakselerasi kompetensi siswa peran teknologi akan sangat mendukung," katanya.( )
Iwan menjelaskan, teknologi hanyalah alat, sehingga kunci utama terletak pada kualitas dan kompetensi para pendidik dalam memanfaatkan teknologi sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang efektif kepada murid-muridnya. Untuk itu, Kemendikbud telah melakukan beberapa hal antara lain menciptakan laman Guru Berbagi.
"Kami telah menciptakan sebuah ekosistem belajar buat guru, yang sifatnya gotong-royong yaitu laman Guru Berbagi," katanya.
Data per 3 Juli 2020 menunjukkan akses laman Guru Berbagi telah mencapai 5,9 juta akses dengan 950.000 lebih pengunjung. Sebanyak 1,2 juta unduhan di antaranya materi dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) baik untuk PAUD, SD, SMP, SMA dan SLB yang bersifat dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring).( )
(abd)